Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Ubi jalar di Pasrujambe ternyata mampu mendongkrak pendapatan petani. Bahkan, mampu bersaing di pasar nasional hingga menembus pasar ekspor. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan inovasi produk ubi jalar olahan seperti tepung.
Lumajang sebagai salah satu penghasil ubi jalar rupanya mampu ditingkatkan tidak hanya sebagai sumber pangan. Tetapi, juga untuk meningkatkan pendapatan petani. Tekstur ubi jalar Lumajang yang lembut dan manis dapat menarik pasar luar negeri.
Kini, sebanyak 754 hektare lahan di Pasrujambe ditanami ubi. Lahan seluas itu dikerjakan oleh 500-600 orang petani dan bisa menghasilkan nilai panen hingga 40 ton per hektare. Ubi jalar Lumajang juga akan dipatenkan namanya sebagai pembeda dari ubi yang lainnya. “Saya berharap Balitbang Kementerian bisa membantu untuk mematenkan nama ubi madu Pasrujambe,” ucap Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Mobile_AP_Rectangle 2
Berdasarkan hasil riset, ubi jalar ini mampu menembus pasar ekspor dengan melihat adanya peningkatan produksi, peningkatan penilaian pangan nasional, dan ketersediaan stok yang tinggi.
Keberhasilan tersebut memberanikan para petani untuk mengekspor ke luar negeri. Bahkan selama ini pengirimannya mencapai 200 ton per bulan. “Jadi, dari tiga aspek keberhasilan itu, ubi madu Pasrujambe ini mampu menembus pasar ekspor,” katanya. Harapannya, dengan ubi jalar Pasrujambe ini dan hasil produk turunannya, Wakil Bupati Lumajang juga akan menciptakan pasarnya sebagai alat kesinambungan produksi.
Sementara itu, Kepala Puslitbangtan Priatna Sasmita menambahkan, ubi tidak hanya sebagai sumber pangan. Ubi madu ini juga bisa dijadikan berbagai olahan yang banyak mengandung karbohidrat, vitamin A, beta karoten, dan antosianin. “Kandungan ini berfungsi untuk menghambat penuaan dan kanker. Khususnya sangat baik untuk kesehatan dan kekebalan tubuh,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Ubi jalar di Pasrujambe ternyata mampu mendongkrak pendapatan petani. Bahkan, mampu bersaing di pasar nasional hingga menembus pasar ekspor. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan inovasi produk ubi jalar olahan seperti tepung.
Lumajang sebagai salah satu penghasil ubi jalar rupanya mampu ditingkatkan tidak hanya sebagai sumber pangan. Tetapi, juga untuk meningkatkan pendapatan petani. Tekstur ubi jalar Lumajang yang lembut dan manis dapat menarik pasar luar negeri.
Kini, sebanyak 754 hektare lahan di Pasrujambe ditanami ubi. Lahan seluas itu dikerjakan oleh 500-600 orang petani dan bisa menghasilkan nilai panen hingga 40 ton per hektare. Ubi jalar Lumajang juga akan dipatenkan namanya sebagai pembeda dari ubi yang lainnya. “Saya berharap Balitbang Kementerian bisa membantu untuk mematenkan nama ubi madu Pasrujambe,” ucap Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Berdasarkan hasil riset, ubi jalar ini mampu menembus pasar ekspor dengan melihat adanya peningkatan produksi, peningkatan penilaian pangan nasional, dan ketersediaan stok yang tinggi.
Keberhasilan tersebut memberanikan para petani untuk mengekspor ke luar negeri. Bahkan selama ini pengirimannya mencapai 200 ton per bulan. “Jadi, dari tiga aspek keberhasilan itu, ubi madu Pasrujambe ini mampu menembus pasar ekspor,” katanya. Harapannya, dengan ubi jalar Pasrujambe ini dan hasil produk turunannya, Wakil Bupati Lumajang juga akan menciptakan pasarnya sebagai alat kesinambungan produksi.
Sementara itu, Kepala Puslitbangtan Priatna Sasmita menambahkan, ubi tidak hanya sebagai sumber pangan. Ubi madu ini juga bisa dijadikan berbagai olahan yang banyak mengandung karbohidrat, vitamin A, beta karoten, dan antosianin. “Kandungan ini berfungsi untuk menghambat penuaan dan kanker. Khususnya sangat baik untuk kesehatan dan kekebalan tubuh,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Ubi jalar di Pasrujambe ternyata mampu mendongkrak pendapatan petani. Bahkan, mampu bersaing di pasar nasional hingga menembus pasar ekspor. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjadikan inovasi produk ubi jalar olahan seperti tepung.
Lumajang sebagai salah satu penghasil ubi jalar rupanya mampu ditingkatkan tidak hanya sebagai sumber pangan. Tetapi, juga untuk meningkatkan pendapatan petani. Tekstur ubi jalar Lumajang yang lembut dan manis dapat menarik pasar luar negeri.
Kini, sebanyak 754 hektare lahan di Pasrujambe ditanami ubi. Lahan seluas itu dikerjakan oleh 500-600 orang petani dan bisa menghasilkan nilai panen hingga 40 ton per hektare. Ubi jalar Lumajang juga akan dipatenkan namanya sebagai pembeda dari ubi yang lainnya. “Saya berharap Balitbang Kementerian bisa membantu untuk mematenkan nama ubi madu Pasrujambe,” ucap Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati.
Berdasarkan hasil riset, ubi jalar ini mampu menembus pasar ekspor dengan melihat adanya peningkatan produksi, peningkatan penilaian pangan nasional, dan ketersediaan stok yang tinggi.
Keberhasilan tersebut memberanikan para petani untuk mengekspor ke luar negeri. Bahkan selama ini pengirimannya mencapai 200 ton per bulan. “Jadi, dari tiga aspek keberhasilan itu, ubi madu Pasrujambe ini mampu menembus pasar ekspor,” katanya. Harapannya, dengan ubi jalar Pasrujambe ini dan hasil produk turunannya, Wakil Bupati Lumajang juga akan menciptakan pasarnya sebagai alat kesinambungan produksi.
Sementara itu, Kepala Puslitbangtan Priatna Sasmita menambahkan, ubi tidak hanya sebagai sumber pangan. Ubi madu ini juga bisa dijadikan berbagai olahan yang banyak mengandung karbohidrat, vitamin A, beta karoten, dan antosianin. “Kandungan ini berfungsi untuk menghambat penuaan dan kanker. Khususnya sangat baik untuk kesehatan dan kekebalan tubuh,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan