LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pencarian Mbah Ponimin, kakek 70 tahun yang hilang saat mencari daun angkrik (daun pembungkus makanan tradisional) di Hutan Ranu kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Desa/Kecamatan Pronojiwo, dihentikan. Proses pencarian sudah tujuh hari sejak hilang pada Senin lalu (26/04).
Joko Sambang, Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Lumajang, mengatakan bahwa pencarian dihentikan pada pukul 17.00 WIB. Sebab, sesuai prosedur, pencarian dilakukan selama tujuh hari. “Hari ini (Minggu, Red), proses pencarian Mbah Ponimin dihentikan. Karena sampai hari ketujuh, korban belum ditemukan. Sesuai SOP, pencarian dan pertolongan dihentikan sekaligus ditutup,” katanya.
Joko mengungkapkan, pihaknya dengan tim gabungan sudah memperluas area pencarian. Namun, hasilnya tetap nihil. “Kami sudah memperluas area pencarian di Hutan Ranu kawasan TNBTS. Tetapi hasilnya tetap tidak ada. Mbah Ponimin belum bisa kami temukan,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, pihaknya membagi tim menjadi tiga regu. Mereka berangkat kembali menyusuri sela-sela jalur masuk menuju lokasi. “Ada tiga tim yang berangkat menuju lokasi yang diduga menjadi titik terakhir Mbah Ponimin berada. Setelah dilakukan penyisiran, tidak ada tanda-tanda atau jejak korban. Sehingga tim bergeser kembali ke posko di Balai Desa Pronojiwo,” jelasnya.
Dia menuturkan, jika ada penemuan tanda-tanda keberadaannya, pencarian akan dilakukan kembali. “Apabila ada penemuan tanda-tanda keberadaan survivor (Mbah Ponimin, Red), maka secara otomatis operasi SAR kembali dibuka dengan pertimbangan berita yang sudah jelas kebenarannya. Hal itu juga disertai bukti atau barang yang ditemukan benar adanya milik survivor,” tuturnya.
Selama pencarian dilakukan, keluarga tidak dibebani biaya. Dia berpesan agar masyarakat yang mengetahui tanda-tanda keberadaan kakek tersebut segera memberi tahu BPBD. “Selama operasi pencarian berlangsung, keluarga tidak dibebani biaya atau gratis. Kami berpesan, jika ada warga yang melihat atau mengetahui keberadaan Mbah Ponimin, harap segera melaporkannya,” pungkasnya.
Jurnalis: mg2
Fotografer: Istimewa
Editor: Hafid Asnan