29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Kerusakan Menyusut Ratusan

Terdata Ganda, Korban Bertambah

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Di tengah-tengah Pemkab Lumajang melakukan proses pencairan dana tunggu hunian (DTH) untuk korban terdampak, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan kategori berat mengalami penyusutan. Bahkan, berkurangnya mencapai dua ratus rumah lebih.

Setidaknya sejak dua minggu yang lalu, total rumah dalam kondisi rusak berat mencapai 618 rumah. Jumlah itu setara dengan DTH yang diserahkan secara simbolis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (28/04) lalu sebesar Rp 927 juta. Tetapi, kini total kerusakannya berkurang menjadi 410 rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, proses pencairan masih dalam pengajuan. Rencananya, pemberiannya secara bertahap. Masing-masing korban bakal menerima dana itu melalui rekening pribadi mulai April hingga Juni.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, setiap hari proses verifikasi lapangan masih terus berjalan. Terutama pada beberapa rumah yang mengalami kerusakan parah. Sebab, data terakhir menunjukkan jumlahnya mengalami penurunan. “Setelah dari tim teknis turun, banyak nama ganda. Artinya, nama istri dan suami dicatat semua,” katanya.

Dana sebesar Rp 500 ribu per bulan selama tiga bulan itu dipastikan tidak akan berkurang digunakan untuk pembangunan hunian sementara alias hunra yang disediakan Pemkab Lumajang bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Lumajang. “Itu kan lebih sekitar 208 rumah, ya kami akan kembalikan sampai proses ini selesai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang menambahkan, di samping jumlah rumah rusak berat yang berkurang, jumlah korban akibat dampak gempa bertambah. Kemarin, satu orang anak korban yang meninggal saat gempa juga ikut meninggal.

Sebelumnya, ayahnya yang bernama Juwanto, warga RT 04 RW 09 Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, meninggal tertimpa bangunan ketika melindungi Fitri, anaknya yang lumpuh. “Kalau Fitri itu meninggalnya di RSUD dr Haryoto sekitar pukul 10.40. Jadi, total korban sekarang menjadi 7 orang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Di tengah-tengah Pemkab Lumajang melakukan proses pencairan dana tunggu hunian (DTH) untuk korban terdampak, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan kategori berat mengalami penyusutan. Bahkan, berkurangnya mencapai dua ratus rumah lebih.

Setidaknya sejak dua minggu yang lalu, total rumah dalam kondisi rusak berat mencapai 618 rumah. Jumlah itu setara dengan DTH yang diserahkan secara simbolis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (28/04) lalu sebesar Rp 927 juta. Tetapi, kini total kerusakannya berkurang menjadi 410 rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, proses pencairan masih dalam pengajuan. Rencananya, pemberiannya secara bertahap. Masing-masing korban bakal menerima dana itu melalui rekening pribadi mulai April hingga Juni.

Menurutnya, setiap hari proses verifikasi lapangan masih terus berjalan. Terutama pada beberapa rumah yang mengalami kerusakan parah. Sebab, data terakhir menunjukkan jumlahnya mengalami penurunan. “Setelah dari tim teknis turun, banyak nama ganda. Artinya, nama istri dan suami dicatat semua,” katanya.

Dana sebesar Rp 500 ribu per bulan selama tiga bulan itu dipastikan tidak akan berkurang digunakan untuk pembangunan hunian sementara alias hunra yang disediakan Pemkab Lumajang bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Lumajang. “Itu kan lebih sekitar 208 rumah, ya kami akan kembalikan sampai proses ini selesai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang menambahkan, di samping jumlah rumah rusak berat yang berkurang, jumlah korban akibat dampak gempa bertambah. Kemarin, satu orang anak korban yang meninggal saat gempa juga ikut meninggal.

Sebelumnya, ayahnya yang bernama Juwanto, warga RT 04 RW 09 Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, meninggal tertimpa bangunan ketika melindungi Fitri, anaknya yang lumpuh. “Kalau Fitri itu meninggalnya di RSUD dr Haryoto sekitar pukul 10.40. Jadi, total korban sekarang menjadi 7 orang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Di tengah-tengah Pemkab Lumajang melakukan proses pencairan dana tunggu hunian (DTH) untuk korban terdampak, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan kategori berat mengalami penyusutan. Bahkan, berkurangnya mencapai dua ratus rumah lebih.

Setidaknya sejak dua minggu yang lalu, total rumah dalam kondisi rusak berat mencapai 618 rumah. Jumlah itu setara dengan DTH yang diserahkan secara simbolis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (28/04) lalu sebesar Rp 927 juta. Tetapi, kini total kerusakannya berkurang menjadi 410 rumah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, proses pencairan masih dalam pengajuan. Rencananya, pemberiannya secara bertahap. Masing-masing korban bakal menerima dana itu melalui rekening pribadi mulai April hingga Juni.

Menurutnya, setiap hari proses verifikasi lapangan masih terus berjalan. Terutama pada beberapa rumah yang mengalami kerusakan parah. Sebab, data terakhir menunjukkan jumlahnya mengalami penurunan. “Setelah dari tim teknis turun, banyak nama ganda. Artinya, nama istri dan suami dicatat semua,” katanya.

Dana sebesar Rp 500 ribu per bulan selama tiga bulan itu dipastikan tidak akan berkurang digunakan untuk pembangunan hunian sementara alias hunra yang disediakan Pemkab Lumajang bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Lumajang. “Itu kan lebih sekitar 208 rumah, ya kami akan kembalikan sampai proses ini selesai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang menambahkan, di samping jumlah rumah rusak berat yang berkurang, jumlah korban akibat dampak gempa bertambah. Kemarin, satu orang anak korban yang meninggal saat gempa juga ikut meninggal.

Sebelumnya, ayahnya yang bernama Juwanto, warga RT 04 RW 09 Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, meninggal tertimpa bangunan ketika melindungi Fitri, anaknya yang lumpuh. “Kalau Fitri itu meninggalnya di RSUD dr Haryoto sekitar pukul 10.40. Jadi, total korban sekarang menjadi 7 orang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca