SUPITURANG, Radar Semeru – Status Gunung Semeru di Lumajang masih berada di level tiga atau siaga. Aktivitas fluktuatif gunung masih sering terjadi beberapa hari terakhir. Pantauan Jawa Pos Radar Semeru, pada Rabu (2/3) awan panas guguran (APG) Gunung Semeru terjadi dua kali. Masing-masing pada pukul 03.03 dan 22.16. Akibatnya, sejumlah desa di lereng Gunung Semeru dihujani abu vulkanis.
Kondisi tersebut membuat masyarakat sekitar kembali cemas. Sebab, trauma awal Desember lalu belum sepenuhnya pulih. Ditambah, intensitas hujan yang cukup tinggi sering terjadi di sekitar Gunung Semeru. Alhasil, jalur penyeberangan Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, kembali ditutup. Praktis, masyarakat harus menunggu jalur aman untuk dilalui lagi.
Salah satu warga Supiturang, Anha, mengungkapkan bahwa hujan abu dan lahar dingin membuatnya dan masyarakat sekitar tidak tenang. Sebelum hujan abu terjadi, dia mendengar suara gemuruh yang berasal dari puncak gunung beberapa kali. Beberapa menit kemudian, ternyata hujan abu mulai turun di lingkungannya. “Memang tidak tebal, tapi ini membuat kami takut jika tiba-tiba membesar,” ungkapnya.
Sementara itu, Ilham Mahmudi, salah seorang warga Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, juga mengungkapkan hal yang sama. Hujan abu juga terjadi di tempatnya. Tidak hanya itu, hujan yang mengguyur kemarin siang juga menyebabkan lahar dingin menerjang aliran sungai Besuk Lanang. Sehingga akses di jalur itu ditutup lagi.
“Banyak masyarakat yang tidak bisa lewat. Baik sepeda motor, mobil, maupun truk yang hendak melintas ke Pronojiwo atau Sumberwuluh. Karena memang lahar dinginnya cukup besar. Kemungkinan itu sisa material abu vulkanis APG sebelumnya yang ikut turun dengan air hujan,” jelasnya.
Memang sejak APG Gunung Semeru Desember lalu, pemerintah menerapkan sistem buka tutup di jalur Curahkobokan. Hal itu melihat situasi dan kondisi di jalur setempat. Jika hujan intensitas tinggi dan lahar dingin terjadi, petugas yang berada di tempat akan langsung menutup. Namun, jika kondisi aman, masyarakat boleh melintas dengan tetap berhati-hati.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi kembali mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Gunung Semeru maupun daerah aliran sungai (DAS). Dia meminta masyarakat tetap waspada dan mematuhi imbauan petugas maupun pemerintah. “Jalur Curahkobokan memang kondisional. Terpenting, masyarakat harus tetap hati-hati dan waspada,” katanya. (kin/c2/fid)