LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Dulu nama Efi Dian Sofiana tidak begitu dikenal di tanah kelahirannya, Desa Sumberjati, Kecamatan Tempeh. Namun, belakangan ini perempuan 28 tahun tersebut sedang naik daun. Tak lain karena prestasinya yang berhasil menyapu kemenangan dalam Mixed Martial Arts (MMA) One Pride. Bahkan, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengundangnya khusus ke Pendapa Arya Wiraraja.
Sebelum terjun di ajang MMA One Pride, Efi, sapaannya, ternyata terlebih dahulu mengajar di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Yosowilangun. “Saya mengajar sebagai guru olahraga satu tahun, ya beberapa tahun lalu,” ucapnya ketika berkunjung ke kantor Jawa Pos Radar Semeru, yang berada di Jalan Slamet Riyadi nomor 81, Lumajang.
Perempuan tersebut sempat juga berpikir untuk rehat dari gelanggang olahraga. Namun, nasib berkata lain. Panggilan nurani dan kesempatan dua kali yang diberikan Tuhan kepadanya ternyata dimanfaatkan sebaik mungkin. Padahal, sebelumnya karirnya sempat meredup lantaran fisiknya tidak memungkinkan.
Motivasinya sampai pada titiknya sekarang ternyata berawal dari guru olahraganya. Ketika menginjak usia 11 tahun, tepatnya di kelas 5 SD, dirinya sering menjadi langganan gurunya untuk memijat.
Karena pijatannya yang keras membuat gurunya menyuruhnya ikut olahraga gulat. “Setelah disuruh begitu, langsung saya ikut, dan alhamdulillah guru-guru kaget karena saya sering juara satu tingkat kabupaten dan provinsi,” ucapnya.
Mengetahui kemampuannya yang di atas rata-rata, dirinya memutuskan menekuni talenta alaminya tersebut. Ternyata, ucapan gurunya itulah yang mengantarkannya sampai ke titik sekarang. Pukulannya yang keras membuat dia pindah ke dunia seni bela diri lain. Terbukti, 2011 pindah ke seni bela diri wushu, pada tahun 2014 dirinya meraih medali perunggu di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).
Dari situlah, berkat saran dari pelatih, dia menekuni cabang olahraga MMA. Dia berharap, dalam meniti karirnya di ajang nasional tersebut, dirinya bisa tetap rendah hati. Sebab, dengan kerendahan hatinya, dia sampai pada titik ini. “Sebisa mungkin saya tidak puas diri, dalam pertandingan terakhir, meski menang tapi saya nilai sendiri masih banyak kekurangannya,” pungkasnya.