23.3 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Pasokan Vaksin Sangat Minim, Capaian Vaksinasi di Lumajang Baru 23 Persen

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Percepatan vaksinasi di Lumajang terus dilakukan. Tidak hanya oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui fasilitas kesehatan, Kepolisian Resor (Polres) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 021 Lumajang juga aktif melaksanakan vaksinasi. Namun, angka berbicara lain. Sampai akhir Agustus kemarin, capaiannya masih sangat rendah. Baru 23,25 persen.

Hal tersebut disebabkan pasokan vaksin untuk Lumajang sedikit. Memang setiap kabupaten/kota jumlahnya berbeda. Hingga akhir bulan lalu, 204.816 dosis sudah disuntikkan. Sedangkan jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 33.961 dosis. Perinciannya, vaksin jenis Sinovac tersisa 19.072 dosis, Astrazeneca 1.910, Moderna 9.702, dan Sinopharm 3.277 dosis.

“Pasokan vaksin Lumajang sejak awal rendah. Misalnya saja, saat awal menerima vaksin. Kabupaten lain dikirim seratus ribu dosis lebih. Sedangkan kami hanya 7.500 dosis. Bulan selanjutnya mulai naik, tetapi juga ada yang jumlahnya turun. Artinya, tidak sama. Memang kiriman vaksinnya terbatas, sehingga capaiannya masih rendah,” kata Kepala Dinkes Lumajang dr Bayu Wibowo.

Mobile_AP_Rectangle 2

Meski demikian, pihaknya bersama Polres dan Kodim Lumajang gencar mengadakan vaksinasi agar capaiannya terus meningkat. Sebab, vaksin tersebut bisa menambah imun tubuh. Karenanya, saat terpapar, gejala yang dialami tidak parah.

dr Bayu menjelaskan, mekanisme pasokan vaksin yang diterima tidak sebanding dengan jumlah penduduk Lumajang. Padahal, jika disesuaikan, jumlah masyarakat yang sudah divaksin bisa lebih banyak. Keterbatasan tersebut membuat pihaknya juga harus membagi persediaan dosis vaksin. Sebab, belakangan permintaan vaksinasi terus bertambah.

“Kesadaran masyarakat untuk vaksin mulai tumbuh. Baik dari institusi pendidikan, kelompok masyarakat, organisasi, maupun institusi lainnya. Kami tidak tahu pasti mengapa setiap daerah berbeda jumlahnya. Namun, jika ada permintaan vaksin, kami memfasilitasi agar bisa divaksin meski tidak banyak. Karena, kami juga membagi dengan permintaan lainnya,” jelasnya.

Dia menuturkan, awalnya dosis vaksin yang lebih di suatu daerah bisa dikirim ke daerah lain yang lebih membutuhkan. Namun, kebijakan itu tidak bisa terwujud. Sehingga, jumlah vaksin yang ada disesuaikan dengan kebutuhan. “Memang ada sebagian masyarakat yang belum mau untuk disuntik vaksin. Banyak faktornya. Sehingga kami terus memberikan pemahaman agar mereka mau disuntik. Kami tidak ada paksaan dalam vaksinasi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Percepatan vaksinasi di Lumajang terus dilakukan. Tidak hanya oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui fasilitas kesehatan, Kepolisian Resor (Polres) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 021 Lumajang juga aktif melaksanakan vaksinasi. Namun, angka berbicara lain. Sampai akhir Agustus kemarin, capaiannya masih sangat rendah. Baru 23,25 persen.

Hal tersebut disebabkan pasokan vaksin untuk Lumajang sedikit. Memang setiap kabupaten/kota jumlahnya berbeda. Hingga akhir bulan lalu, 204.816 dosis sudah disuntikkan. Sedangkan jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 33.961 dosis. Perinciannya, vaksin jenis Sinovac tersisa 19.072 dosis, Astrazeneca 1.910, Moderna 9.702, dan Sinopharm 3.277 dosis.

“Pasokan vaksin Lumajang sejak awal rendah. Misalnya saja, saat awal menerima vaksin. Kabupaten lain dikirim seratus ribu dosis lebih. Sedangkan kami hanya 7.500 dosis. Bulan selanjutnya mulai naik, tetapi juga ada yang jumlahnya turun. Artinya, tidak sama. Memang kiriman vaksinnya terbatas, sehingga capaiannya masih rendah,” kata Kepala Dinkes Lumajang dr Bayu Wibowo.

Meski demikian, pihaknya bersama Polres dan Kodim Lumajang gencar mengadakan vaksinasi agar capaiannya terus meningkat. Sebab, vaksin tersebut bisa menambah imun tubuh. Karenanya, saat terpapar, gejala yang dialami tidak parah.

dr Bayu menjelaskan, mekanisme pasokan vaksin yang diterima tidak sebanding dengan jumlah penduduk Lumajang. Padahal, jika disesuaikan, jumlah masyarakat yang sudah divaksin bisa lebih banyak. Keterbatasan tersebut membuat pihaknya juga harus membagi persediaan dosis vaksin. Sebab, belakangan permintaan vaksinasi terus bertambah.

“Kesadaran masyarakat untuk vaksin mulai tumbuh. Baik dari institusi pendidikan, kelompok masyarakat, organisasi, maupun institusi lainnya. Kami tidak tahu pasti mengapa setiap daerah berbeda jumlahnya. Namun, jika ada permintaan vaksin, kami memfasilitasi agar bisa divaksin meski tidak banyak. Karena, kami juga membagi dengan permintaan lainnya,” jelasnya.

Dia menuturkan, awalnya dosis vaksin yang lebih di suatu daerah bisa dikirim ke daerah lain yang lebih membutuhkan. Namun, kebijakan itu tidak bisa terwujud. Sehingga, jumlah vaksin yang ada disesuaikan dengan kebutuhan. “Memang ada sebagian masyarakat yang belum mau untuk disuntik vaksin. Banyak faktornya. Sehingga kami terus memberikan pemahaman agar mereka mau disuntik. Kami tidak ada paksaan dalam vaksinasi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Percepatan vaksinasi di Lumajang terus dilakukan. Tidak hanya oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) melalui fasilitas kesehatan, Kepolisian Resor (Polres) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 021 Lumajang juga aktif melaksanakan vaksinasi. Namun, angka berbicara lain. Sampai akhir Agustus kemarin, capaiannya masih sangat rendah. Baru 23,25 persen.

Hal tersebut disebabkan pasokan vaksin untuk Lumajang sedikit. Memang setiap kabupaten/kota jumlahnya berbeda. Hingga akhir bulan lalu, 204.816 dosis sudah disuntikkan. Sedangkan jumlah vaksin yang tersedia sebanyak 33.961 dosis. Perinciannya, vaksin jenis Sinovac tersisa 19.072 dosis, Astrazeneca 1.910, Moderna 9.702, dan Sinopharm 3.277 dosis.

“Pasokan vaksin Lumajang sejak awal rendah. Misalnya saja, saat awal menerima vaksin. Kabupaten lain dikirim seratus ribu dosis lebih. Sedangkan kami hanya 7.500 dosis. Bulan selanjutnya mulai naik, tetapi juga ada yang jumlahnya turun. Artinya, tidak sama. Memang kiriman vaksinnya terbatas, sehingga capaiannya masih rendah,” kata Kepala Dinkes Lumajang dr Bayu Wibowo.

Meski demikian, pihaknya bersama Polres dan Kodim Lumajang gencar mengadakan vaksinasi agar capaiannya terus meningkat. Sebab, vaksin tersebut bisa menambah imun tubuh. Karenanya, saat terpapar, gejala yang dialami tidak parah.

dr Bayu menjelaskan, mekanisme pasokan vaksin yang diterima tidak sebanding dengan jumlah penduduk Lumajang. Padahal, jika disesuaikan, jumlah masyarakat yang sudah divaksin bisa lebih banyak. Keterbatasan tersebut membuat pihaknya juga harus membagi persediaan dosis vaksin. Sebab, belakangan permintaan vaksinasi terus bertambah.

“Kesadaran masyarakat untuk vaksin mulai tumbuh. Baik dari institusi pendidikan, kelompok masyarakat, organisasi, maupun institusi lainnya. Kami tidak tahu pasti mengapa setiap daerah berbeda jumlahnya. Namun, jika ada permintaan vaksin, kami memfasilitasi agar bisa divaksin meski tidak banyak. Karena, kami juga membagi dengan permintaan lainnya,” jelasnya.

Dia menuturkan, awalnya dosis vaksin yang lebih di suatu daerah bisa dikirim ke daerah lain yang lebih membutuhkan. Namun, kebijakan itu tidak bisa terwujud. Sehingga, jumlah vaksin yang ada disesuaikan dengan kebutuhan. “Memang ada sebagian masyarakat yang belum mau untuk disuntik vaksin. Banyak faktornya. Sehingga kami terus memberikan pemahaman agar mereka mau disuntik. Kami tidak ada paksaan dalam vaksinasi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca