LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Banyak peluang usaha yang dapat dicoba selama masa pandemi. Keberanian dan cakap melihat peluang merupakan modal utama. Sebab, keduanya akan mengantarkan masyarakat membuka usaha sendiri. Salah satunya dengan budi daya ikan lele menggunakan sistem bioflok.
Sistem bioflok menjadi salah satu peluang yang dapat diambil dan dikembangkan masyarakat. Sehingga, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang mengenalkan sistem bioflok ke masyarakat, kemarin. Sosialisasi tersebut dihadiri sejumlah pelaku usaha budi daya ikan lele di aula Kantor Dinas Perikanan Lumajang.
Krisbiantoro, narasumber Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, mengatakan, sistem bioflok memiliki keunggulan daripada budi daya secara konvensional. Sebab, sistem tersebut menumbuhkan mikroorganisme yang dapat mengolah limbah budi daya ikan lele.
“Ini adalah sistem pemeliharaan ikan lele dengan metode menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi sebagai pengolah limbah budi daya lele itu sendiri. Limbah tersebut diolah menjadi gumpalan-gumpalan yang berbentuk kecil. Nah, ini yang biasanya disebut sebagai flok,” katanya.
Dia menjelaskan, flok tersebut akan dimanfaatkan sebagai pakan alami lele. “Untuk itu, para pelaku budi daya harus menggunakan cara kultur bakteri nonpatogen atau probiotik. Ini akan memudahkan pengembangan bioflok dalam budi daya ikan. Tentunya, aerator juga dibutuhkan sebagai penyuplai oksigen dalam kolam,” jelasnya.
Selain itu, hasil produksi lele menggunakan bioflok lebih banyak. Sebab, kolam berukuran 1×1 meter dapat menampung hingga ribuan benih. “Tentu produktivitas akan meningkat. Satu kolam kecil saja bisa memproduksi tiga ribu benih lebih. Itu sudah setara dengan lahan tambak ukuran yang luas,” tambahnya.
Sistem bioflok tersebut tidak membutuhkan ukuran kolam yang luas. Masyarakat bisa memanfaatkan lahan pekarangan yang ada. “Meski lahan sempit, tidak menjadi masalah. Karena sudah menggunakan probiotik. Sehingga cuaca juga tidak memiliki pengaruh yang besar. Yang penting, ada atap dalam kolam yang bisa menghindari hujan dan panas terik secara langsung,” tuturnya.
Dia berharap, peluang usaha ini mampu diambil oleh masyarakat. “Ini sebagai bagian dari upaya memasyarakatkan budi daya ikan sebagai alternatif peluang usaha di masa pandemi. Sehingga, budi daya sudah tidak menggunakan cara yang tradisional dan biasa. Tapi, menggunakan sistem bioflok dan probiotik,” harapnya.
Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan