28.4 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Pemkab Lumajang Mulai Urus Kemajuan Ranupani

Terjunkan Empat Tenaga Pendamping Profesional

Mobile_AP_Rectangle 1

RANUPANI, Radar Semeru – Setelah Pemkab Lumajang menetapkan Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, menjadi kawasan prioritas pembangunan wisata, seluruh instansi turut membantu untuk mewujudkannya. Namun, kelihatannya kurang berhasil, sampai-sampai kini mulai menerjunkan empat tenaga pendamping di sana.

Diakui, sebelumnya tidak sedikit gelontoran anggaran untuk pembangunan yang masuk ke Ranupani. Selain untuk membangun amphitheater atau bangunan untuk pertunjukan di dekat ranu dan view point di Bantengan. Juga sejumlah pembangunan lainnya untuk mendukung desa yang berada di perbatasan Lumajang-Malang ini semakin maju menjadi pintu gerbang wisata ke Lumajang.

Fungsional Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Lumajang, Ahmad Muiz mengatakan, setelah melakukan evaluasi mengenai dampak pembangunan di Ranupani, Pemkab Lumajang menyimpulkan masih kurang maksimal.
“Tahun lalu kami melakukan rapat, lalu muncul ide untuk membentuk pokja. Karena selama ini pembangunan atau kebijakan cenderung top-down. Kami inginnya bottom-up, ada kemauan dari masyarakat yang juga mendukung. Lalu, kami pikir-pikir lagi, tepatnya pendampingan karena bisa full di sana,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Rencananya empat pendamping atau konsultan individu ini bakal fokus pada tiga sektor. Di antaranya sektor lingkungan, ekonomi, dan sektor kelembagaan. Jadi, harapannya mereka mampu melakukan pendampingan dan pemberdayaan untuk menggali potensi serta meningkatkan perekonomian.
Kepala Bappeda Lumajang Retno Wulan Andari mengatakan, batas waktu pelaksanaan pendampingan serta pemberdayaan tersebut sampai akhir tahun. Harapannya, mereka mampu merangsang masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan Ranupani. “Fokus kami untuk mendukung pemerintah,” pungkasnya. (son/c2/dwi)

- Advertisement -

RANUPANI, Radar Semeru – Setelah Pemkab Lumajang menetapkan Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, menjadi kawasan prioritas pembangunan wisata, seluruh instansi turut membantu untuk mewujudkannya. Namun, kelihatannya kurang berhasil, sampai-sampai kini mulai menerjunkan empat tenaga pendamping di sana.

Diakui, sebelumnya tidak sedikit gelontoran anggaran untuk pembangunan yang masuk ke Ranupani. Selain untuk membangun amphitheater atau bangunan untuk pertunjukan di dekat ranu dan view point di Bantengan. Juga sejumlah pembangunan lainnya untuk mendukung desa yang berada di perbatasan Lumajang-Malang ini semakin maju menjadi pintu gerbang wisata ke Lumajang.

Fungsional Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Lumajang, Ahmad Muiz mengatakan, setelah melakukan evaluasi mengenai dampak pembangunan di Ranupani, Pemkab Lumajang menyimpulkan masih kurang maksimal.
“Tahun lalu kami melakukan rapat, lalu muncul ide untuk membentuk pokja. Karena selama ini pembangunan atau kebijakan cenderung top-down. Kami inginnya bottom-up, ada kemauan dari masyarakat yang juga mendukung. Lalu, kami pikir-pikir lagi, tepatnya pendampingan karena bisa full di sana,” katanya.

Rencananya empat pendamping atau konsultan individu ini bakal fokus pada tiga sektor. Di antaranya sektor lingkungan, ekonomi, dan sektor kelembagaan. Jadi, harapannya mereka mampu melakukan pendampingan dan pemberdayaan untuk menggali potensi serta meningkatkan perekonomian.
Kepala Bappeda Lumajang Retno Wulan Andari mengatakan, batas waktu pelaksanaan pendampingan serta pemberdayaan tersebut sampai akhir tahun. Harapannya, mereka mampu merangsang masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan Ranupani. “Fokus kami untuk mendukung pemerintah,” pungkasnya. (son/c2/dwi)

RANUPANI, Radar Semeru – Setelah Pemkab Lumajang menetapkan Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, menjadi kawasan prioritas pembangunan wisata, seluruh instansi turut membantu untuk mewujudkannya. Namun, kelihatannya kurang berhasil, sampai-sampai kini mulai menerjunkan empat tenaga pendamping di sana.

Diakui, sebelumnya tidak sedikit gelontoran anggaran untuk pembangunan yang masuk ke Ranupani. Selain untuk membangun amphitheater atau bangunan untuk pertunjukan di dekat ranu dan view point di Bantengan. Juga sejumlah pembangunan lainnya untuk mendukung desa yang berada di perbatasan Lumajang-Malang ini semakin maju menjadi pintu gerbang wisata ke Lumajang.

Fungsional Bidang Pemerintahan Pembangunan Manusia (PPM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Lumajang, Ahmad Muiz mengatakan, setelah melakukan evaluasi mengenai dampak pembangunan di Ranupani, Pemkab Lumajang menyimpulkan masih kurang maksimal.
“Tahun lalu kami melakukan rapat, lalu muncul ide untuk membentuk pokja. Karena selama ini pembangunan atau kebijakan cenderung top-down. Kami inginnya bottom-up, ada kemauan dari masyarakat yang juga mendukung. Lalu, kami pikir-pikir lagi, tepatnya pendampingan karena bisa full di sana,” katanya.

Rencananya empat pendamping atau konsultan individu ini bakal fokus pada tiga sektor. Di antaranya sektor lingkungan, ekonomi, dan sektor kelembagaan. Jadi, harapannya mereka mampu melakukan pendampingan dan pemberdayaan untuk menggali potensi serta meningkatkan perekonomian.
Kepala Bappeda Lumajang Retno Wulan Andari mengatakan, batas waktu pelaksanaan pendampingan serta pemberdayaan tersebut sampai akhir tahun. Harapannya, mereka mampu merangsang masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan Ranupani. “Fokus kami untuk mendukung pemerintah,” pungkasnya. (son/c2/dwi)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca