23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Penjual Gorengan Siasati Beli Minyak Goreng Bergantian

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pemerintah resmi memberlakukan aturan penyeragaman harga minyak goreng curah hingga kemasan premium sejak Selasa (1/2) lalu. Meski demikian, hal tersebut belum merata berlaku di Lumajang. Sebab, para penjual gorengan masih kesulitan membeli minyak goreng. Padahal, mereka memerlukan enam hingga delapan liter untuk menggoreng setiap hari.

Sesuai harga eceran tertinggi (HET), minyak goreng curah dibanderol Rp 11.500 per liter, dan minyak kemasan sederhana Rp 13.500 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Salah satu pedagang gorengan di Pasar Baru Lumajang, Iis, mengaku, dia tetap membeli minyak goreng dengan kemasan premium. Walaupun dibatasi, dia tidak kehilangan akal. Dia tetap bisa membeli enam liter minyak dalam sehari. Caranya, dia menyiasati dengan mengerahkan keluarga untuk membeli minyak di toko retail modern.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Saya beli dua liter, suami beli dua liter, dan anak saya beli dua liter. Belinya di toko yang sama, tetapi bergantian. Besoknya, kami beli di toko yang beda lagi. Jadi, beli di satu toko yang sama itu bisa tiga hari sekali. Kalau harus beli minyak curah, mahal. Makanya kami pilih itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Ika, pegadang gorengan di Kelurahan Kepuharjo, terpaksa memilih minyak curah. Pasalnya, saat ada promo dan paket minyak kemasan murah dua liter, dia tidak pernah kebagian stok. Oleh karena itu, dia akhirnya membeli minyak goreng curah. Meski harganya lebih mahal, dia tidak punya pilihan lain.

“Setiap hari butuh tujuh liter minyak goreng. Pernah mau beli minyak kemasan di toko modern, tetapi sesampainya di toko, minyaknya sudah habis. Jadi, terpaksa beli minyak goreng curah. Harganya belum turun. Masih Rp 18.200 per liter,” jelasnya.

Dia berharap penyeragaman harga minyak bisa merata di Lumajang. Sebab, selama harga minyak tinggi, dia ikut menaikkan harga gorengan. Semula Rp 7 ribu per sepuluh biji, sekarang naik seribu. “Semoga harga minyak bisa segera turun. Karena, jika turun dan harganya merata, harga gorengan juga akan saya turunkan,” katanya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pemerintah resmi memberlakukan aturan penyeragaman harga minyak goreng curah hingga kemasan premium sejak Selasa (1/2) lalu. Meski demikian, hal tersebut belum merata berlaku di Lumajang. Sebab, para penjual gorengan masih kesulitan membeli minyak goreng. Padahal, mereka memerlukan enam hingga delapan liter untuk menggoreng setiap hari.

Sesuai harga eceran tertinggi (HET), minyak goreng curah dibanderol Rp 11.500 per liter, dan minyak kemasan sederhana Rp 13.500 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Salah satu pedagang gorengan di Pasar Baru Lumajang, Iis, mengaku, dia tetap membeli minyak goreng dengan kemasan premium. Walaupun dibatasi, dia tidak kehilangan akal. Dia tetap bisa membeli enam liter minyak dalam sehari. Caranya, dia menyiasati dengan mengerahkan keluarga untuk membeli minyak di toko retail modern.

“Saya beli dua liter, suami beli dua liter, dan anak saya beli dua liter. Belinya di toko yang sama, tetapi bergantian. Besoknya, kami beli di toko yang beda lagi. Jadi, beli di satu toko yang sama itu bisa tiga hari sekali. Kalau harus beli minyak curah, mahal. Makanya kami pilih itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Ika, pegadang gorengan di Kelurahan Kepuharjo, terpaksa memilih minyak curah. Pasalnya, saat ada promo dan paket minyak kemasan murah dua liter, dia tidak pernah kebagian stok. Oleh karena itu, dia akhirnya membeli minyak goreng curah. Meski harganya lebih mahal, dia tidak punya pilihan lain.

“Setiap hari butuh tujuh liter minyak goreng. Pernah mau beli minyak kemasan di toko modern, tetapi sesampainya di toko, minyaknya sudah habis. Jadi, terpaksa beli minyak goreng curah. Harganya belum turun. Masih Rp 18.200 per liter,” jelasnya.

Dia berharap penyeragaman harga minyak bisa merata di Lumajang. Sebab, selama harga minyak tinggi, dia ikut menaikkan harga gorengan. Semula Rp 7 ribu per sepuluh biji, sekarang naik seribu. “Semoga harga minyak bisa segera turun. Karena, jika turun dan harganya merata, harga gorengan juga akan saya turunkan,” katanya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pemerintah resmi memberlakukan aturan penyeragaman harga minyak goreng curah hingga kemasan premium sejak Selasa (1/2) lalu. Meski demikian, hal tersebut belum merata berlaku di Lumajang. Sebab, para penjual gorengan masih kesulitan membeli minyak goreng. Padahal, mereka memerlukan enam hingga delapan liter untuk menggoreng setiap hari.

Sesuai harga eceran tertinggi (HET), minyak goreng curah dibanderol Rp 11.500 per liter, dan minyak kemasan sederhana Rp 13.500 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan premium Rp 14.000 per liter.

Salah satu pedagang gorengan di Pasar Baru Lumajang, Iis, mengaku, dia tetap membeli minyak goreng dengan kemasan premium. Walaupun dibatasi, dia tidak kehilangan akal. Dia tetap bisa membeli enam liter minyak dalam sehari. Caranya, dia menyiasati dengan mengerahkan keluarga untuk membeli minyak di toko retail modern.

“Saya beli dua liter, suami beli dua liter, dan anak saya beli dua liter. Belinya di toko yang sama, tetapi bergantian. Besoknya, kami beli di toko yang beda lagi. Jadi, beli di satu toko yang sama itu bisa tiga hari sekali. Kalau harus beli minyak curah, mahal. Makanya kami pilih itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Ika, pegadang gorengan di Kelurahan Kepuharjo, terpaksa memilih minyak curah. Pasalnya, saat ada promo dan paket minyak kemasan murah dua liter, dia tidak pernah kebagian stok. Oleh karena itu, dia akhirnya membeli minyak goreng curah. Meski harganya lebih mahal, dia tidak punya pilihan lain.

“Setiap hari butuh tujuh liter minyak goreng. Pernah mau beli minyak kemasan di toko modern, tetapi sesampainya di toko, minyaknya sudah habis. Jadi, terpaksa beli minyak goreng curah. Harganya belum turun. Masih Rp 18.200 per liter,” jelasnya.

Dia berharap penyeragaman harga minyak bisa merata di Lumajang. Sebab, selama harga minyak tinggi, dia ikut menaikkan harga gorengan. Semula Rp 7 ribu per sepuluh biji, sekarang naik seribu. “Semoga harga minyak bisa segera turun. Karena, jika turun dan harganya merata, harga gorengan juga akan saya turunkan,” katanya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca