22.9 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Panik, Lahar Dingin Menerjang Hebat

Mobile_AP_Rectangle 1

GONDORUSO, RADARJEMBER.ID– Warga yang tinggal di dekat Gunung Semeru terus-terusan diuji dengan bencana. Di tengah status yang masih siaga alias level 3, kemarin bukan erupsi lagi, tetapi banjir lahar dingin yang sangat besar melewati aliran sungai di beberapa desa pada tiga kecamatan. Sampai-sampai getaran banjir itu terpantau over skala.

Intensitas hujan yang terus meninggi siang kemarin membuat secondary explosion di aliran lahar Gunung Semeru terjadi. Semua warga yang sedang berada di dekat aliran lahar mendadak panik. Sebab, banjir tersebut tiba-tiba datang membesar dengan membawa material pasir, kerikil, dan batu.

Munif, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, mengatakan, endapan material vulkanis Gunung Semeru yang menumpuk tebal di beberapa titik terbawa dan mengeluarkan asap putih sampai hitam pekat. Hingga sore hari kemarin, kondisi itu semakin mengkhawatirkan dan membahayakan.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Saya terus memantau grup di WhatsApp, pagi (kemarin, Red) lumayan tenang, tapi sorenya banjir semakin membesar. Sebagian tetangga ada yang keluar mengamankan diri. Soalnya kayak letusan kemarin, tiba-tiba keluar asap banyak sampai ke atas rumah,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun, sekitar pukul 10.50 alat pemantau getaran lahar di Pos Gunung Sawur mendeteksi getaran lahar dingin mencapai amplitudo maksimal (amak) 30 milimeter (mm). Artinya, banjir lahar dingin terjadi cukup besar, beberapa menit berikutnya terus meningkat. Sempat menurun, lalu kembali naik hingga amak 40 mm lebih.

Akibatnya, air itu melewati permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Begitu pun di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Di Sumberwuluh, warga setempat terlihat mengamankan diri. Sebab, banjir ini dianggap sangat besar. Banjir terus melewati Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Jembatan Limpas sampai tidak bisa digunakan.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir tersebut melebihi batas kewajaran sebelumnya. Apalagi sejak siang hingga sore hari hujan terus turun mengguyur kawasan Lumajang. “Getaran banjir ini over skala, amak 40 mm lebih. Saya terima informasi pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlangsep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.

Reporter : Atieqson Mar Iqbal
Editor : Hafid Asnan
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal

- Advertisement -

GONDORUSO, RADARJEMBER.ID– Warga yang tinggal di dekat Gunung Semeru terus-terusan diuji dengan bencana. Di tengah status yang masih siaga alias level 3, kemarin bukan erupsi lagi, tetapi banjir lahar dingin yang sangat besar melewati aliran sungai di beberapa desa pada tiga kecamatan. Sampai-sampai getaran banjir itu terpantau over skala.

Intensitas hujan yang terus meninggi siang kemarin membuat secondary explosion di aliran lahar Gunung Semeru terjadi. Semua warga yang sedang berada di dekat aliran lahar mendadak panik. Sebab, banjir tersebut tiba-tiba datang membesar dengan membawa material pasir, kerikil, dan batu.

Munif, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, mengatakan, endapan material vulkanis Gunung Semeru yang menumpuk tebal di beberapa titik terbawa dan mengeluarkan asap putih sampai hitam pekat. Hingga sore hari kemarin, kondisi itu semakin mengkhawatirkan dan membahayakan.

“Saya terus memantau grup di WhatsApp, pagi (kemarin, Red) lumayan tenang, tapi sorenya banjir semakin membesar. Sebagian tetangga ada yang keluar mengamankan diri. Soalnya kayak letusan kemarin, tiba-tiba keluar asap banyak sampai ke atas rumah,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun, sekitar pukul 10.50 alat pemantau getaran lahar di Pos Gunung Sawur mendeteksi getaran lahar dingin mencapai amplitudo maksimal (amak) 30 milimeter (mm). Artinya, banjir lahar dingin terjadi cukup besar, beberapa menit berikutnya terus meningkat. Sempat menurun, lalu kembali naik hingga amak 40 mm lebih.

Akibatnya, air itu melewati permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Begitu pun di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Di Sumberwuluh, warga setempat terlihat mengamankan diri. Sebab, banjir ini dianggap sangat besar. Banjir terus melewati Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Jembatan Limpas sampai tidak bisa digunakan.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir tersebut melebihi batas kewajaran sebelumnya. Apalagi sejak siang hingga sore hari hujan terus turun mengguyur kawasan Lumajang. “Getaran banjir ini over skala, amak 40 mm lebih. Saya terima informasi pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlangsep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.

Reporter : Atieqson Mar Iqbal
Editor : Hafid Asnan
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal

GONDORUSO, RADARJEMBER.ID– Warga yang tinggal di dekat Gunung Semeru terus-terusan diuji dengan bencana. Di tengah status yang masih siaga alias level 3, kemarin bukan erupsi lagi, tetapi banjir lahar dingin yang sangat besar melewati aliran sungai di beberapa desa pada tiga kecamatan. Sampai-sampai getaran banjir itu terpantau over skala.

Intensitas hujan yang terus meninggi siang kemarin membuat secondary explosion di aliran lahar Gunung Semeru terjadi. Semua warga yang sedang berada di dekat aliran lahar mendadak panik. Sebab, banjir tersebut tiba-tiba datang membesar dengan membawa material pasir, kerikil, dan batu.

Munif, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, mengatakan, endapan material vulkanis Gunung Semeru yang menumpuk tebal di beberapa titik terbawa dan mengeluarkan asap putih sampai hitam pekat. Hingga sore hari kemarin, kondisi itu semakin mengkhawatirkan dan membahayakan.

“Saya terus memantau grup di WhatsApp, pagi (kemarin, Red) lumayan tenang, tapi sorenya banjir semakin membesar. Sebagian tetangga ada yang keluar mengamankan diri. Soalnya kayak letusan kemarin, tiba-tiba keluar asap banyak sampai ke atas rumah,” katanya.

Informasi yang berhasil dihimpun, sekitar pukul 10.50 alat pemantau getaran lahar di Pos Gunung Sawur mendeteksi getaran lahar dingin mencapai amplitudo maksimal (amak) 30 milimeter (mm). Artinya, banjir lahar dingin terjadi cukup besar, beberapa menit berikutnya terus meningkat. Sempat menurun, lalu kembali naik hingga amak 40 mm lebih.

Akibatnya, air itu melewati permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Begitu pun di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Di Sumberwuluh, warga setempat terlihat mengamankan diri. Sebab, banjir ini dianggap sangat besar. Banjir terus melewati Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Jembatan Limpas sampai tidak bisa digunakan.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir tersebut melebihi batas kewajaran sebelumnya. Apalagi sejak siang hingga sore hari hujan terus turun mengguyur kawasan Lumajang. “Getaran banjir ini over skala, amak 40 mm lebih. Saya terima informasi pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlangsep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.

Reporter : Atieqson Mar Iqbal
Editor : Hafid Asnan
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca