Mobile_AP_Rectangle 1
TOMPOKERSAN, Radar Semeru – Komitmen Pemkab Lumajang menyejahterakan guru memang tak main-main. Terutama pada guru non-NIP yang mengajar belasan hingga puluhan tahun. Bahkan, komitmen itu terus ditunjukkan dengan mengakomodasi mereka menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
BACA JUGA : Desember, Top Gun: Maverick Tayang Lagi untuk Format Premium dan Imax
Bersamaan dengan HUT Ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2022, Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama Wakil Bupati Lumajang menggelar Jagong Bareng. Dalam kesempatan itu, keduanya melakukan dialog dengan para guru untuk mengurai sejumlah persoalan pendidikan.
Mobile_AP_Rectangle 2
Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan, setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk program tambahan honor para guru. Program yang hanya dilakukan oleh Pemkab Lumajang dan tidak ada di daerah lainnya. Program itu diklaim bentuk upaya meningkatkan kesejahteraan guru.
“Kami harus mengeluarkan anggaran sebanyak Rp 40 miliar untuk guru setiap tahun. Ini belum termasuk dengan lainnya. Sebelum kami diamanahi menjadi bupati dan wakil bupati, kami sudah memikirkan nasib guru. Itu kami penuhi. Kami tidak ingin guru dengan jasa yang besar, tetapi minim apresiasi. Upaya kami, ya, honor ini harus ditambah,” katanya.
- Advertisement -
TOMPOKERSAN, Radar Semeru – Komitmen Pemkab Lumajang menyejahterakan guru memang tak main-main. Terutama pada guru non-NIP yang mengajar belasan hingga puluhan tahun. Bahkan, komitmen itu terus ditunjukkan dengan mengakomodasi mereka menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
BACA JUGA : Desember, Top Gun: Maverick Tayang Lagi untuk Format Premium dan Imax
Bersamaan dengan HUT Ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2022, Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama Wakil Bupati Lumajang menggelar Jagong Bareng. Dalam kesempatan itu, keduanya melakukan dialog dengan para guru untuk mengurai sejumlah persoalan pendidikan.
Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan, setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk program tambahan honor para guru. Program yang hanya dilakukan oleh Pemkab Lumajang dan tidak ada di daerah lainnya. Program itu diklaim bentuk upaya meningkatkan kesejahteraan guru.
“Kami harus mengeluarkan anggaran sebanyak Rp 40 miliar untuk guru setiap tahun. Ini belum termasuk dengan lainnya. Sebelum kami diamanahi menjadi bupati dan wakil bupati, kami sudah memikirkan nasib guru. Itu kami penuhi. Kami tidak ingin guru dengan jasa yang besar, tetapi minim apresiasi. Upaya kami, ya, honor ini harus ditambah,” katanya.
TOMPOKERSAN, Radar Semeru – Komitmen Pemkab Lumajang menyejahterakan guru memang tak main-main. Terutama pada guru non-NIP yang mengajar belasan hingga puluhan tahun. Bahkan, komitmen itu terus ditunjukkan dengan mengakomodasi mereka menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
BACA JUGA : Desember, Top Gun: Maverick Tayang Lagi untuk Format Premium dan Imax
Bersamaan dengan HUT Ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2022, Bupati Lumajang Thoriqul Haq bersama Wakil Bupati Lumajang menggelar Jagong Bareng. Dalam kesempatan itu, keduanya melakukan dialog dengan para guru untuk mengurai sejumlah persoalan pendidikan.
Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengatakan, setiap tahun pemerintah mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit untuk program tambahan honor para guru. Program yang hanya dilakukan oleh Pemkab Lumajang dan tidak ada di daerah lainnya. Program itu diklaim bentuk upaya meningkatkan kesejahteraan guru.
“Kami harus mengeluarkan anggaran sebanyak Rp 40 miliar untuk guru setiap tahun. Ini belum termasuk dengan lainnya. Sebelum kami diamanahi menjadi bupati dan wakil bupati, kami sudah memikirkan nasib guru. Itu kami penuhi. Kami tidak ingin guru dengan jasa yang besar, tetapi minim apresiasi. Upaya kami, ya, honor ini harus ditambah,” katanya.
