KALIULING,RADARJEMBER.ID– Penyaluran bantuan rekonstruksi rumah yang terkena gempa beberapa bulan lalu terancam terkendala. Sebab, saking lamanya menunggu bantuan itu cair, sebagian rumah warga yang mengalami kerusakan ringan, sedang, maupun berat banyak yang diperbaiki secara mandiri. Terutama yang mengalami rusak berat.
Karena tak sabar menunggu kepastian pencairan bantuan konstruksi yang dijanjikan pemerintah, mereka membangun rumahnya sendiri. Padahal perlakuan untuk pencairan bantuan rekonstruksi berbeda-beda. Ada yang ditransfer langsung ke rekening masing-masing, ada yang bakal diberi bantuan berupa pembangunan rumah.
Sekretaris Desa/Kecamatan Tempursari Agus Sutikno mengatakan, sebulan setelah gempa terjadi, kebanyakan warga yang terdampak langsung merenovasi rumahnya masing-masing secara mandiri. Sebab, guncangan gempa tersebut hanya merusak bagian depan maupun belakang rumah warga.
“Kalau di desa kami hampir tidak ada yang rusak berat, makanya langsung diperbaiki sendiri. Karena memang mereka merasa menunggunya lama. Lagi pula pencairan untuk bantuan rekonstruksi itu kan langsung ke rekeningnya sendiri. Makanya mereka tidak khawatir kalau uang itu cair lama,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, dana itu belum masuk ke rekening Pemkab Lumajang. Kurang lebih total anggaran untuk bantuan rekontruksi rumah yang diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak Rp 29,37 miliar.
Teknis pencairan Dana Siap Pakai (DSP) tersebut, lanjut dia, masih dibahas internal. Sebab, perlakuan pada ketiga kategori kerusakan berbeda. “Kalau ringan sedang itu langsung ditransfer. Ini yang rusak berat ini yang masih kebingungan. Yang jelas dibangunkan, tetapi infonya rumah yang rusak berat ada yang sudah dibangun dan belum dibangun,” ujarnya.
Besaran untuk bantuan rekonstruksi tersebut dibedakan. Rusak ringan menerima bantuan rekonstruksi sebesar Rp 10 juta, rusak sedang mendapat Rp 25 juta, berikutnya untuk rumah yang masuk kategori rusak berat bakal mendapat sekitar Rp 50 juta.
Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, total kerusakan rumah di Kecamatan Tempursari dan Kecamatan Pronojiwo sebanyak 1.103 rumah. Perinciannya adalah 412 rumah rusak ringan, 372 rumah rusak sedang, dan 319 rumah rusak berat.
Reporter : Atieqson Mar Iqbal
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal