JEMBER LOR, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto kembali menerima sejumlah bantuan untuk menangani dampak yang diakibatkan pandemi Covid-19 di Kabupaten Jember. Atas inisiasi banyak pihak, Hendy menerima secara langsung bantuan alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat sebanyak 100 buah di Aula Pendapa Wahyawibawagraha, kemarin (29/7) siang.
“Saya sangat bahagia sekali. Kebahagiaan yang pertama adalah karena Pemkab Jember tidak sendiri dalam menangani pandemi Covid-19,” ungkap Bupati Hendy.
Pihaknya semakin yakin bahwa pemerintah tidak sendiri, lantaran ada masyarakat yang peduli. Di antaranya, dari sejumlah pihak seperti Perserikatan Wartawan Jember (PWJ), Badan Intelijen Negara (BIN), Korem 083 Baladhika Jaya Jember, Baznaz Kabupaten Jember, serta Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).
Tentu saja, lanjutnya, hal tersebut menjadi penyemangat. Seperti diketahui, pandemi Covid-19 bakal bisa selesai jika dihadapi bersama dengan bahu-membahu, bergotong royong, serta bertanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan yang pelik ini. “Lantas, kita siapa? Ya, masyarakat Jember secara total,” tegasnya.
Jika tidak waspada, lanjut dia, kemudian tidak memakai masker dan enggan menerapkan protokol kesehatan yang lain, persebarannya tentu akan mudah. “Namun, jika bisa menjaga diri sendiri, tetangga, anak, dan istri, insyaallah Covid-19 bakal otomatis pergi dari Jember,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hendy menerangkan bahwa bantuan ini sangat bermakna bagi satgas Covid-19, terutama tenaga kesehatan (nakes). Berapa pun nominalnya adalah suatu kemuliaan yang tidak dapat dinilai dari angka saja. Mengingat hal itu merupakan bentuk kemuliaan lantaran sudah peduli kepada masyarakat Jember.
Oleh karenanya, kerja sama itu yang dinilai Hendy bakal bisa terus memotivasi pemerintah karena ikut serta membantu menangani Covid-19 yang diwujudkan dengan memberikan bantuan APD. “Kawan-kawan nakes nanti juga bakal yakin bahwa mereka tidak sendirian,” ulasnya. Sebab, ada masyarakat yang dengan kompak berduyun-duyun ikut membantu para nakes.
Sementara itu, Ketua PWJ Kustiono Musri menjelaskan bahwa salah satu faktor pandemi ini berkepanjangan adalah karena terdistorsinya rasa kegotongroyongan kultur masyarakat. Seandainya rasa gotong royong itu ada, segala permasalahan bisa ditangani dengan mudah. Bahkan tingkat RT/RW. Jika ada yang kesusahan, yang lain bisa bergotong royong menyelesaikan masalah itu.
Sayangnya, ketika pandemi ini berlangsung, seolah-olah semua bergantung kepada pemerintah. “Sehingga cenderung menyalahkan sistem dan aturan yang dibuat pemerintah,” ungkapnya.
Harapannya, kegiatan yang diinisiasi PWJ tersebut dapat menggugah banyak orang untuk membantu pemerintah dalam menangani dampak yang diakibatkan pandemi Covid-19. Apalagi, masih banyak orang atau kelompok-kelompok yang lebih berdaya jika dibandingkan dengan PWJ. “Mungkin saat ini masih kurang fokus dan berpikir bahwa pandemi ini tugasnya bupati dan para nakes, sehingga saling menyalahkan,” tandasnya.
Reporter : Isnein Purnomo
Fotografer : –
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti