31.4 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Begini Rasanya Jadi Pilot, Simak Pengalaman Mayor Penerbang Asal Jember Ini

Mobile_AP_Rectangle 1

AJUNG, RADARJEMBER.ID – Tak banyak yang tahu, rupanya salah satu pilot Tim Garuda Terbang yang ikut meramaikan air show di Bandara Notogadinegoro 29-30 Mei, merupakan penerbang kelahiran Jember. Dia adalah Prasetyo Sudi Wicaksono yang lahir di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji.

Usai menerbangkan pesawat dan berputar-putar di langit Jember, Jawa Pos Radar Jember mendekati pilot berusia muda itu. Dia cukup ramah dan sangat familier. Anggota TNI AU berpangkat mayor itu kini menjadi instruktur penerbang di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta.

“Senang sekali bisa ke Jember mengikuti air show ini. Karena sudah tiga tahun belakangan tidak pulang kampung di Rambipuji,” kata perwira menengah yang akrab disapa Pras tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Lama tidak pulang kampung, membuatnya kangen dengan keluarga dan teman-teman. Aktivitas keseharian yang cukup sibuk sebagai anggota TNI AU di Lanud Adi Sucipto Jogjakarta, menjadi alasan kenapa dia lama tidak berkunjung ke keluarga. “Mumpung di Jember aku sempatkan ke rumah meski sebentar,” ujarnya.

Pras ingat betul tahun 2002 lali saat kali pertama meninggalkan tanah kelahiran. Kala itu, ia mencoba peruntungan mendaftar sebagai calon anggota TNI AU. Usaha keras pemuda Desa Nogosari tersebut membuahkan hasil. Dia diterima sebagai anggota TNI di tahun 2006.

“Bangga aku bisa lulus tes dan diterima sebagai anggota TNI AU. Pertama sempat pesimistis karena peserta tes cukup banyak dan berasal dari seluruh Indonesia,” kisahnya.

Tak hanya Pras, orang tuanya juga merasa gembira setelah mendapat kabar bahwa dirinya berhasil mewujudkan impian sebagai penerbang. “Jalan menjadi penerbang pun tidak gampang, karena harus mengikuti pendidikan sekolah penerbangan,” imbuhnya.

Sembari meneguk air mineral di ruang tunggu penumpang di Bandara Notogadinegoro Jember, Pras mengisahkan pengalaman kali pertama menerbangkan pesawat. Dia masih ingat betul saat bertugas di Jakarta, dirinya mendapatkan perintah untuk menaikan pesawat berbadan besar, Hercules. Karena baru pertama, ia sempat gugup namun tugas itu tetap ia jalankan.

Usai bertugas di Jakarta, tahun 2017 Pras dipindahtugaskan di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta sampai sekarang ini. Karena memiliki dedikasi dan reputasi baik, maka perwira tersebut kini mengemban jabatan sebagai intruktur pilot. Capaian ini tidak membuat Pras lupa diri. Ia berusaha untuk menjadi instruktur sebaik mungkin karena itu adalah amanah.

Pras mengaku, bila ia ingin tampil beda di hadapan keluarga. Meski kedua orang tua dia berprofesi sebagai guru, namun Pras tidak tertarik untuk menjadi seorang pendidik. Ia lebih memilih menjadi penerbang. Mengetahui sang anak tertarik di dunia militer, kedua orang tua Pras sama sekali tidak pernah menghalangi keinginan itu dan mendukung cita-cita putranya tersebut. (*)

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

AJUNG, RADARJEMBER.ID – Tak banyak yang tahu, rupanya salah satu pilot Tim Garuda Terbang yang ikut meramaikan air show di Bandara Notogadinegoro 29-30 Mei, merupakan penerbang kelahiran Jember. Dia adalah Prasetyo Sudi Wicaksono yang lahir di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji.

Usai menerbangkan pesawat dan berputar-putar di langit Jember, Jawa Pos Radar Jember mendekati pilot berusia muda itu. Dia cukup ramah dan sangat familier. Anggota TNI AU berpangkat mayor itu kini menjadi instruktur penerbang di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta.

“Senang sekali bisa ke Jember mengikuti air show ini. Karena sudah tiga tahun belakangan tidak pulang kampung di Rambipuji,” kata perwira menengah yang akrab disapa Pras tersebut.

Lama tidak pulang kampung, membuatnya kangen dengan keluarga dan teman-teman. Aktivitas keseharian yang cukup sibuk sebagai anggota TNI AU di Lanud Adi Sucipto Jogjakarta, menjadi alasan kenapa dia lama tidak berkunjung ke keluarga. “Mumpung di Jember aku sempatkan ke rumah meski sebentar,” ujarnya.

Pras ingat betul tahun 2002 lali saat kali pertama meninggalkan tanah kelahiran. Kala itu, ia mencoba peruntungan mendaftar sebagai calon anggota TNI AU. Usaha keras pemuda Desa Nogosari tersebut membuahkan hasil. Dia diterima sebagai anggota TNI di tahun 2006.

“Bangga aku bisa lulus tes dan diterima sebagai anggota TNI AU. Pertama sempat pesimistis karena peserta tes cukup banyak dan berasal dari seluruh Indonesia,” kisahnya.

Tak hanya Pras, orang tuanya juga merasa gembira setelah mendapat kabar bahwa dirinya berhasil mewujudkan impian sebagai penerbang. “Jalan menjadi penerbang pun tidak gampang, karena harus mengikuti pendidikan sekolah penerbangan,” imbuhnya.

Sembari meneguk air mineral di ruang tunggu penumpang di Bandara Notogadinegoro Jember, Pras mengisahkan pengalaman kali pertama menerbangkan pesawat. Dia masih ingat betul saat bertugas di Jakarta, dirinya mendapatkan perintah untuk menaikan pesawat berbadan besar, Hercules. Karena baru pertama, ia sempat gugup namun tugas itu tetap ia jalankan.

Usai bertugas di Jakarta, tahun 2017 Pras dipindahtugaskan di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta sampai sekarang ini. Karena memiliki dedikasi dan reputasi baik, maka perwira tersebut kini mengemban jabatan sebagai intruktur pilot. Capaian ini tidak membuat Pras lupa diri. Ia berusaha untuk menjadi instruktur sebaik mungkin karena itu adalah amanah.

Pras mengaku, bila ia ingin tampil beda di hadapan keluarga. Meski kedua orang tua dia berprofesi sebagai guru, namun Pras tidak tertarik untuk menjadi seorang pendidik. Ia lebih memilih menjadi penerbang. Mengetahui sang anak tertarik di dunia militer, kedua orang tua Pras sama sekali tidak pernah menghalangi keinginan itu dan mendukung cita-cita putranya tersebut. (*)

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

AJUNG, RADARJEMBER.ID – Tak banyak yang tahu, rupanya salah satu pilot Tim Garuda Terbang yang ikut meramaikan air show di Bandara Notogadinegoro 29-30 Mei, merupakan penerbang kelahiran Jember. Dia adalah Prasetyo Sudi Wicaksono yang lahir di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji.

Usai menerbangkan pesawat dan berputar-putar di langit Jember, Jawa Pos Radar Jember mendekati pilot berusia muda itu. Dia cukup ramah dan sangat familier. Anggota TNI AU berpangkat mayor itu kini menjadi instruktur penerbang di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta.

“Senang sekali bisa ke Jember mengikuti air show ini. Karena sudah tiga tahun belakangan tidak pulang kampung di Rambipuji,” kata perwira menengah yang akrab disapa Pras tersebut.

Lama tidak pulang kampung, membuatnya kangen dengan keluarga dan teman-teman. Aktivitas keseharian yang cukup sibuk sebagai anggota TNI AU di Lanud Adi Sucipto Jogjakarta, menjadi alasan kenapa dia lama tidak berkunjung ke keluarga. “Mumpung di Jember aku sempatkan ke rumah meski sebentar,” ujarnya.

Pras ingat betul tahun 2002 lali saat kali pertama meninggalkan tanah kelahiran. Kala itu, ia mencoba peruntungan mendaftar sebagai calon anggota TNI AU. Usaha keras pemuda Desa Nogosari tersebut membuahkan hasil. Dia diterima sebagai anggota TNI di tahun 2006.

“Bangga aku bisa lulus tes dan diterima sebagai anggota TNI AU. Pertama sempat pesimistis karena peserta tes cukup banyak dan berasal dari seluruh Indonesia,” kisahnya.

Tak hanya Pras, orang tuanya juga merasa gembira setelah mendapat kabar bahwa dirinya berhasil mewujudkan impian sebagai penerbang. “Jalan menjadi penerbang pun tidak gampang, karena harus mengikuti pendidikan sekolah penerbangan,” imbuhnya.

Sembari meneguk air mineral di ruang tunggu penumpang di Bandara Notogadinegoro Jember, Pras mengisahkan pengalaman kali pertama menerbangkan pesawat. Dia masih ingat betul saat bertugas di Jakarta, dirinya mendapatkan perintah untuk menaikan pesawat berbadan besar, Hercules. Karena baru pertama, ia sempat gugup namun tugas itu tetap ia jalankan.

Usai bertugas di Jakarta, tahun 2017 Pras dipindahtugaskan di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta sampai sekarang ini. Karena memiliki dedikasi dan reputasi baik, maka perwira tersebut kini mengemban jabatan sebagai intruktur pilot. Capaian ini tidak membuat Pras lupa diri. Ia berusaha untuk menjadi instruktur sebaik mungkin karena itu adalah amanah.

Pras mengaku, bila ia ingin tampil beda di hadapan keluarga. Meski kedua orang tua dia berprofesi sebagai guru, namun Pras tidak tertarik untuk menjadi seorang pendidik. Ia lebih memilih menjadi penerbang. Mengetahui sang anak tertarik di dunia militer, kedua orang tua Pras sama sekali tidak pernah menghalangi keinginan itu dan mendukung cita-cita putranya tersebut. (*)

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca