JEMBER, RADARJEMBER.ID – Dua terdakwa pembunuhan keji jenazah yang dicor di bawah musala, yakni Busani dan Bahar Mario, memasuki agenda sidang penuntutan. Kamis (28/5) lalu, pembacaan tuntutan dilakukan oleh jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember dalam sidang via telekonferensi di Pengadilan Negeri Jember.
Namun, tuntutan terdakwa Bahar Mario ternyata masih belum siap. Pihak JPU hanya membacakan tuntutan kepada ibu Bahar Mario, yakni Busani, dalam sidang siang itu.
Menurut Suparman, salah satu tim pengacara Busani, kliennya itu dituntut cukup tinggi oleh JPU. “Busani dituntut 10 tahun penjara. Pekan depan agendanya pembelaan dari penasihat hukum. Kami akan ajukan pembelaan. Kalau untuk tuntutan Bahar Mario dari pihak JPU masih belum siap,” katanya, seusai persidangan.
Sebelumnya dalam sidang agenda pemeriksaan terdakwa, keterangan kedua terdakwa yang sama-sama bersekongkol membunuh korban Surono ini berbeda di depan majelis hakim. Sang putra, Bahar Mario, tetap bersikeras tidak mengakui kesalahannya. “Kalau untuk Busani pengakuannya hanya menunjukkan alat berupa palu kecil. Setelah itu, Busani keluar rumah, karena terjadi pembunuhan. Busani tidak mengetahui dan hanya mendengar suara saja,” beber Suparman.
Setelah menunjukkan palu kepada Bahar, putranya tersebut memilih menggunakan linggis untuk memukul sang ayah hingga menghilangkan nyawa korban. Busani juga mengaku takut kepada Bahar.
Sebelumnya, kasus pembunuhan terhadap korban yang merupakan ayah dan suami para terdakwa ini terbongkar pada awal November 2019 lalu. Kasus itu sempat membikin publik di Jember gempar. Sebab, pembunuhan itu tergolong sadis. Selain dilakukan oleh keluarga dekat, jasad korban juga dikubur di pekarangan rumah yang belakangan didirikan musala di atasnya.
Kasus pembunuhan itu dilakukan pada Maret 2019 lalu sekitar pukul 23.00 di rumah pelaku maupun korban di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo. Terdakwa Bahar Mario menghabisi nyawa ayahnya menggunakan linggis seberat 10 kilogram. Bahar membunuh Surono ketika tertidur. Dia tak sendiri, melainkan dibantu Busani, ibu kandungnya.