23.3 C
Jember
Monday, 27 March 2023

FGD Tata Kota Jember: “Malah yang Berkembang Itu Perumahannya”

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masih ada banyak tugas yang harus diselesaikan Bupati Jember Hendy Siswanto serta Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman. Salah satunya mengenai tata kota yang inklusif bagi modernitas, gedung-gedung bersejarah, serta keagamaan. Termasuk menentukan ikon atau ciri khas kota Jember.

Menurut Hendy, Jember memerlukan ciri khas wajah perkotaan. “Dari dulu memang tidak ada. Sebenarnya wajah kota Jember itu di mana. Apakah alun-alun Jember ini mewakili ciri khas wajah Jember, atau Pasar Tanjung Jember, atau Ambulu itu besar juga, atau Tanggul,” ujarnya dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Inclusivity of Modern, Heritage, and Religious, beberapa waktu lalu.

Bupati Jember Hendy menegaskan, semangat utama pemerintahannya adalah semangat membenahi. Termasuk pada tata kota yang masih belum maksimal. Dia mengatakan, kota Jember dari dulu hingga saat ini sama saja perkotaannya, alias tidak ada perkembangan. Meski demikian, berbagai sektor lain berkembang pesat, termasuk sektor properti. “Malah yang berkembang itu perumahannya,” sambungnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Karena itu, dia memandang sangat perlu untuk menata kota yang inklusif untuk Jember. Pun halnya dengan keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang bakal menjadi ikon khas Jember. “Perlu diformulasikan regulasinya,” tegasnya.

Menurut Hendy, kota yang baik adalah kota yang berkelanjutan. Karena itu, melalui FGD tersebut dirinya meminta masukan dari peserta yang terdiri atas berbagai kalangan, mengenai konsep tata kota Jember. “Jember kaya akan heritage dan itu perlu ada regulasi,” pungkasnya.

Reporter : Isnein Purnomo/Radar Jember

Fotografer : Dokumentasi Radar Jember

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti/Radar Jember

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masih ada banyak tugas yang harus diselesaikan Bupati Jember Hendy Siswanto serta Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman. Salah satunya mengenai tata kota yang inklusif bagi modernitas, gedung-gedung bersejarah, serta keagamaan. Termasuk menentukan ikon atau ciri khas kota Jember.

Menurut Hendy, Jember memerlukan ciri khas wajah perkotaan. “Dari dulu memang tidak ada. Sebenarnya wajah kota Jember itu di mana. Apakah alun-alun Jember ini mewakili ciri khas wajah Jember, atau Pasar Tanjung Jember, atau Ambulu itu besar juga, atau Tanggul,” ujarnya dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Inclusivity of Modern, Heritage, and Religious, beberapa waktu lalu.

Bupati Jember Hendy menegaskan, semangat utama pemerintahannya adalah semangat membenahi. Termasuk pada tata kota yang masih belum maksimal. Dia mengatakan, kota Jember dari dulu hingga saat ini sama saja perkotaannya, alias tidak ada perkembangan. Meski demikian, berbagai sektor lain berkembang pesat, termasuk sektor properti. “Malah yang berkembang itu perumahannya,” sambungnya.

Karena itu, dia memandang sangat perlu untuk menata kota yang inklusif untuk Jember. Pun halnya dengan keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang bakal menjadi ikon khas Jember. “Perlu diformulasikan regulasinya,” tegasnya.

Menurut Hendy, kota yang baik adalah kota yang berkelanjutan. Karena itu, melalui FGD tersebut dirinya meminta masukan dari peserta yang terdiri atas berbagai kalangan, mengenai konsep tata kota Jember. “Jember kaya akan heritage dan itu perlu ada regulasi,” pungkasnya.

Reporter : Isnein Purnomo/Radar Jember

Fotografer : Dokumentasi Radar Jember

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti/Radar Jember

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Masih ada banyak tugas yang harus diselesaikan Bupati Jember Hendy Siswanto serta Wakil Bupati Jember MB Firjaun Barlaman. Salah satunya mengenai tata kota yang inklusif bagi modernitas, gedung-gedung bersejarah, serta keagamaan. Termasuk menentukan ikon atau ciri khas kota Jember.

Menurut Hendy, Jember memerlukan ciri khas wajah perkotaan. “Dari dulu memang tidak ada. Sebenarnya wajah kota Jember itu di mana. Apakah alun-alun Jember ini mewakili ciri khas wajah Jember, atau Pasar Tanjung Jember, atau Ambulu itu besar juga, atau Tanggul,” ujarnya dalam focus group discussion (FGD) bertajuk Inclusivity of Modern, Heritage, and Religious, beberapa waktu lalu.

Bupati Jember Hendy menegaskan, semangat utama pemerintahannya adalah semangat membenahi. Termasuk pada tata kota yang masih belum maksimal. Dia mengatakan, kota Jember dari dulu hingga saat ini sama saja perkotaannya, alias tidak ada perkembangan. Meski demikian, berbagai sektor lain berkembang pesat, termasuk sektor properti. “Malah yang berkembang itu perumahannya,” sambungnya.

Karena itu, dia memandang sangat perlu untuk menata kota yang inklusif untuk Jember. Pun halnya dengan keberadaan berbagai bangunan bersejarah yang bakal menjadi ikon khas Jember. “Perlu diformulasikan regulasinya,” tegasnya.

Menurut Hendy, kota yang baik adalah kota yang berkelanjutan. Karena itu, melalui FGD tersebut dirinya meminta masukan dari peserta yang terdiri atas berbagai kalangan, mengenai konsep tata kota Jember. “Jember kaya akan heritage dan itu perlu ada regulasi,” pungkasnya.

Reporter : Isnein Purnomo/Radar Jember

Fotografer : Dokumentasi Radar Jember

Editor : Lintang Anis Bena Kinanti/Radar Jember

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca