JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ramadan mengingatkan kita tentang segala hal di dunia ini, terutama kemanusiaan. Artinya, sifat baik hati manusia sangat tampak di bulan agung ini. Mulai dari kalangan penolong, ahli sedekah, hingga ahli ibadah dapat dilihat di tengah-tengah kita. Betapa mereka sangat antusias berbuat baik untuk sesamanya. Inilah hikmah Ramadan terhadap sosial yang disampaikan oleh Kiai Robith Qoshidi, Pengasuh Ponpes Nurul Islam Jember.
Baca Juga :Â Keindahan Islam dan Puasa
Puasanya seseorang tidak hanya berdampak baik bagi dirinya, melainkan juga untuk orang lain. Mereka yang berpuasa dengan penuh keimanan akan bertambah kepekaannya terhadap lingkungan sekitarnya. Tentu, mengapa banyak orang bersedekah di bulan Ramadan? Hal ini membenarkan tentang hikmah puasa bagi diri sendiri dan lingkungannya tersebut.
KH Robith Qoshidi membenarkan konsep tersebut. Dengan puasa, kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Sebab, mengontrol nafsu adalah jihad yang paling besar. Hal ini pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW ketika pulang dari Perang Badar. Ketika itu Rasul ditanya oleh seorang sahabat, setelah Perang Badar, apa perang yang paling berat? Rasul menjawab, perang melawan hawa nafsu. “Jadi, kalau kita mampu membimbing nafsu kita, maka kita tidak akan menyakiti saudara kita, dan itu sering terjadi di bulan puasa,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Mengapa? Pada bulan ini, mereka merasakan langsung bagaimana nasib fakir miskin ketika kelaparan, kehausan, bahkan tidak mampu menghidupi dirinya sendiri. Situasi ini merupakan bentuk pendidikan dari Tuhan Yang Mahakuasa untuk kita. “Ini adalah sekolah yang langsung dari Allah SWT dan Rasul-Nya, makanya umat Islam harus memanfaatkan ini sebagai peluang untuk memperbaiki diri,” tambah Gus Robith, sapaan akrabnya.
Jangan sampai, umat Islam yang menjalankan puasa hanya mendapat lapar dan rasa haus saja. Mereka luput mengambil pendidikan (hikmah) dari bulan ini. Sebab, hati dan perkataannya masih tak terkendali, sering mengeluarkan kata-kata kotor dan berbuat buruk. “Makanya, jika bulan ini tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, kita gagal mendapatkan pendidikan (hikmah, Red) Ramadan tersebut,” ujarnya.
Sederhana, di bulan yang suci ini, umat Islam harus mendapatkan pendidikan mengendalikan hawa nafsu, pendidikan kepekaan sosial yang tinggi, dan menjadi pribadi yang seimbang di dalam dimensi fisik dan rohani. “Inilah yang harus kita kejar di bulan ini,” imbuhnya. (mg4/c2/nur)