JEMBER, RADARJEMBER.ID – Terungkapnya sindikat penggelapan mobil rental di Kecamatan Semboro, kemarin (27/11), menyisakan pertanyaan. Sebenarnya bagaimana aksi pelaku penggelapan bisa sedemikian mudahnya mengelabuhi pemilik mobil rental dengan berbagai modus. Bahkan dengan jumlah yang tidak tanggung-tanggung, mencapai belasan.
Jawa Pos Radar Jember mencoba menelusuri ke sejumlah pengusaha rental mobil yang dilengkapi alat pelacak GPS. Menurut penuturan sejumlah pengusaha rental, penggelapan mobil sudah kerap terjadi selama ini. Seperti pengakuan Rofiki, pegawai rental mobil asal Lingkungan Manggar, Kelurahan Gebang, Patrang. “Mobil kami itu sempat hilang empat unit. Itu belum seberapa, salah satu teman yang juga pengusaha rental, malah kehilangan sembilan unit,” ungkapnya.
Memang, rata-rata mobil rental itu tergolong kelas medium ke atas. Mobil di tempat rental Rofiki yang digelapkan mulai dari jenis Ertiga, Avanza, hingga dua unit Xenia. Semuanya keluaran anyar. Sekitar lima tahun belakangan. Bisnis rental ini memang akrab dengan kejahatan penggelapan tersebut.
Kepada Jawa Pos Radar Jember, Rofiki mengisahkan bagaimana aksi pelaku menggelapkan mobil-mobilnya itu. Biasanya, awal kali pelaku menyewa mobil dengan model harian. “Sewa awal per hari. Hari pertama tiga hari. Habis itu alasannya lupa tidak dikembalikan. Akhirnya nambah lagi lima hari sampai seminggu. Nanti kurang beberapa hari telepon lagi. Ternyata customer mau kontrak,” bebernya.
Modus seperti itu biasanya dilancarkan pelaku untuk mengelabui pemilik rental. Sebab, semakin kerap sewa, para pelaku seolah ingin membangun keakraban agar pemilik mobil tidak curiga. Padahal, sewa yang berlarut-larut itu bisa ditebak indikasi awal pelanggan yang tidak beres. Selain itu, model sewa yang diterabas oleh customer, dari harian, berlanjut ke mingguan hingga kontrak itu, sudah dinilai menyalahi ketentuan di jasa rental mobil. “Kalau kontrak harus perjanjian di awal dan bayar di awal,” jelasnya.
Setelah pelanggan berkelit dan tidak kunjung ketemu, Rofiki harus melacaknya sendiri. “Kami tidak diam. Langsung terjun mencari tahu keberadaan customer itu dulu. Alhamdulillah, mobil pertama dan kedua ketemu. Yang mobil ketiga dan keempat ini masih ruwet,” ungkapnya.
Ia juga mengaku, saat mobil itu digondol penyewa, ia jarang melaporkan ke aparat. Sebab, hal itu dinilainya justru bikin urusan tambah ruwet. “Karena harus ngurus ini itu. Ada ini itu. Jadi, kami gerakkan orang-orang kita sendiri,” imbuhnya.
Saat mengetahui kasus Tentrem, tersangka yang diamankan oleh Polsek Semboro beserta 14 unit mobil rental, Rofiki mengaku tak terkejut. Menurut dia, meski empat mobil miliknya yang hilang itu dilakukan oleh penyewa berbeda, tapi pelaku yang tertangkap kemarin itu diyakini merupakan salah satunya. Bahkan, dia menyangsikan jumlah kendaraan yang pernah digelapkan. Jumlahnya bukan belasan, tapi kata Rofiki mencapai sekitar 38 unit kendaraan.
“Ada pelaku perempuan yang biasa berganti nama. Dia selalu mengaku punya usaha kosan dan kontrakan. Dia yang tertangkap itu sebenarnya bukan 14 unit, tapi kurang lebih 38 unit kendaraan,” jelasnya.
Rofiki meyakini, tersangka merupakan salah satu pelaku yang menggelapkan mobilnya, karena modus yang dipakai serupa. Yakni menggunakan nama orang lain ketika menyewa, dan orang yang digunakan adalah perempuan semua. Sementara, jumlahnya diyakininya 38 unit. Sebab, di komunitas pengusaha rental mobil yang dia ikuti, kabar itu sudah ramai tersiar.
Lalu, apa upaya apa yang dilakukan Rofiki untuk mengamankan kendaraannya dari aksi penggelapan itu. Ada dua hal. Pertama, dia memasang GPS ganda. Ini untuk mengantisipasi jika pelaku mencopot GPS yang dipasang. Dengan begitu, masih ada satu cadangan yang bisa dijadikan sarana mendeteksi keberadaan mobil.
Selain itu, ia juga mengandalkan komunitas pengusaha rental mobil se-Jember. Biasanya, pemuda ini mengungkapkan, dia bersama-sama pebisnis rental yang lain memantau keberadaan armada mereka di lapangan. “Sekaligus juga sharing keamanan,” pungkasnya.