29.7 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Ramalan Tsunami Bikin Wisata Sepi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sempat tersiar kabar di berbagai media masa, beberapa pekan lalu, bahwa berdasarkan Riset ITB dan BMKG, pesisir selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi gempa dan tsunami setinggi dua puluh meter. Meskipun belum diketahui kebenaran hasil prediksi tersebut, namun publik sempat dibikin geger dan panik.

Terutama daerah-daerah strategis di pesisir selatan Pulau Jawa yang banyak menyuguhkan pemandangan pantai eksotis sebagai jujukan wisata. Seperti pantai selatan di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

Sejumlah warga menuturkan, belakangan kemarin, kunjungan pantai terjadi sedikit penurunan. Hal itu dilihat dari lahan-lahan area parkir di bibir pantai yang biasanya sesak, kini justru longgar. “Saya sempet ngobrol ke salah seorang pengunjung. Mereka banyak yang mengatakan, lebih baik di rumah saja. Banyak isu ada gelombang tsunami,” beber Yoyok, warga di sekitar Pantai Payangan, Sumberejo, Ambulu.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, selama kondisi pandemi saja, itu sudah sangat berpengaruh terhadap intensitas pengunjung. Namun, belakangan ini justru kian diperparah dengan adanya prediksi hasil riset tentang potensi gelombang tinggi tersebut. “Pengunjung memang ada, dua, lima orang tiap harinya. Bisa dihitung jari lah,” sambung Ridwan, salah seorang penjaga parkir area pantai tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember ke salah satu jujukan wisata yang menyuguhkan keindahan pantai selatan kemarin hampir sama. Di Bukit Teluk Love Payangan misalnya. Sejak sekitar pukul 11.00 sampai 13.00 WIB, hanya terlihat satu pengunjung. Itu pun mereka pasangan suami istri. Sementara yang lainnya hanya pengunjung yang mancing di sekitar bibir pantai.

Suto, salah satu pengurus Pokdarwis Desa Sumberejo, Ambulu, mengatakan, intensitas pengunjung belakangan kemarin mengalami penurunan. Biasanya, kata dia, pengunjung sampai ada yang bermalam, menginap di bibir pantai atau camping di sekitar Bukit Teluk Love. “Sekarang tidak sebegitu ramai. Sampean bisa lihat sendiri, mulai tadi di sini,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Menurunnya intensitas kunjungan wisata di pantai tersebut jelas turut berpengaruh terhadap pemasukan. Sebab, di lokasi itu pula, tak sedikit warga sekitar yang bekerja, seperti berjualan, menjaga parkir, jasa sewa perlengkapan penginapan, dan lain-lain. Mereka berharap, kondisi paceklik seperti itu bisa kembali normal sediakala.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sempat tersiar kabar di berbagai media masa, beberapa pekan lalu, bahwa berdasarkan Riset ITB dan BMKG, pesisir selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi gempa dan tsunami setinggi dua puluh meter. Meskipun belum diketahui kebenaran hasil prediksi tersebut, namun publik sempat dibikin geger dan panik.

Terutama daerah-daerah strategis di pesisir selatan Pulau Jawa yang banyak menyuguhkan pemandangan pantai eksotis sebagai jujukan wisata. Seperti pantai selatan di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

Sejumlah warga menuturkan, belakangan kemarin, kunjungan pantai terjadi sedikit penurunan. Hal itu dilihat dari lahan-lahan area parkir di bibir pantai yang biasanya sesak, kini justru longgar. “Saya sempet ngobrol ke salah seorang pengunjung. Mereka banyak yang mengatakan, lebih baik di rumah saja. Banyak isu ada gelombang tsunami,” beber Yoyok, warga di sekitar Pantai Payangan, Sumberejo, Ambulu.

Menurutnya, selama kondisi pandemi saja, itu sudah sangat berpengaruh terhadap intensitas pengunjung. Namun, belakangan ini justru kian diperparah dengan adanya prediksi hasil riset tentang potensi gelombang tinggi tersebut. “Pengunjung memang ada, dua, lima orang tiap harinya. Bisa dihitung jari lah,” sambung Ridwan, salah seorang penjaga parkir area pantai tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember ke salah satu jujukan wisata yang menyuguhkan keindahan pantai selatan kemarin hampir sama. Di Bukit Teluk Love Payangan misalnya. Sejak sekitar pukul 11.00 sampai 13.00 WIB, hanya terlihat satu pengunjung. Itu pun mereka pasangan suami istri. Sementara yang lainnya hanya pengunjung yang mancing di sekitar bibir pantai.

Suto, salah satu pengurus Pokdarwis Desa Sumberejo, Ambulu, mengatakan, intensitas pengunjung belakangan kemarin mengalami penurunan. Biasanya, kata dia, pengunjung sampai ada yang bermalam, menginap di bibir pantai atau camping di sekitar Bukit Teluk Love. “Sekarang tidak sebegitu ramai. Sampean bisa lihat sendiri, mulai tadi di sini,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Menurunnya intensitas kunjungan wisata di pantai tersebut jelas turut berpengaruh terhadap pemasukan. Sebab, di lokasi itu pula, tak sedikit warga sekitar yang bekerja, seperti berjualan, menjaga parkir, jasa sewa perlengkapan penginapan, dan lain-lain. Mereka berharap, kondisi paceklik seperti itu bisa kembali normal sediakala.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sempat tersiar kabar di berbagai media masa, beberapa pekan lalu, bahwa berdasarkan Riset ITB dan BMKG, pesisir selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi gempa dan tsunami setinggi dua puluh meter. Meskipun belum diketahui kebenaran hasil prediksi tersebut, namun publik sempat dibikin geger dan panik.

Terutama daerah-daerah strategis di pesisir selatan Pulau Jawa yang banyak menyuguhkan pemandangan pantai eksotis sebagai jujukan wisata. Seperti pantai selatan di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

Sejumlah warga menuturkan, belakangan kemarin, kunjungan pantai terjadi sedikit penurunan. Hal itu dilihat dari lahan-lahan area parkir di bibir pantai yang biasanya sesak, kini justru longgar. “Saya sempet ngobrol ke salah seorang pengunjung. Mereka banyak yang mengatakan, lebih baik di rumah saja. Banyak isu ada gelombang tsunami,” beber Yoyok, warga di sekitar Pantai Payangan, Sumberejo, Ambulu.

Menurutnya, selama kondisi pandemi saja, itu sudah sangat berpengaruh terhadap intensitas pengunjung. Namun, belakangan ini justru kian diperparah dengan adanya prediksi hasil riset tentang potensi gelombang tinggi tersebut. “Pengunjung memang ada, dua, lima orang tiap harinya. Bisa dihitung jari lah,” sambung Ridwan, salah seorang penjaga parkir area pantai tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember ke salah satu jujukan wisata yang menyuguhkan keindahan pantai selatan kemarin hampir sama. Di Bukit Teluk Love Payangan misalnya. Sejak sekitar pukul 11.00 sampai 13.00 WIB, hanya terlihat satu pengunjung. Itu pun mereka pasangan suami istri. Sementara yang lainnya hanya pengunjung yang mancing di sekitar bibir pantai.

Suto, salah satu pengurus Pokdarwis Desa Sumberejo, Ambulu, mengatakan, intensitas pengunjung belakangan kemarin mengalami penurunan. Biasanya, kata dia, pengunjung sampai ada yang bermalam, menginap di bibir pantai atau camping di sekitar Bukit Teluk Love. “Sekarang tidak sebegitu ramai. Sampean bisa lihat sendiri, mulai tadi di sini,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Menurunnya intensitas kunjungan wisata di pantai tersebut jelas turut berpengaruh terhadap pemasukan. Sebab, di lokasi itu pula, tak sedikit warga sekitar yang bekerja, seperti berjualan, menjaga parkir, jasa sewa perlengkapan penginapan, dan lain-lain. Mereka berharap, kondisi paceklik seperti itu bisa kembali normal sediakala.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca