Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pengguna jalan jangan kaget atau keburu binggung dulu ketika melintas di Jalan Semanggi hendak menuju Slawu atapun Jl Manggar, Gebang. Sebab, simpang empat Slawu hari ini, Rabu (28/4) dilakukan simulasi rekayasa lalu lintas.
Bila sebelumnya lalu lintas simpang Slawu memakai traffict light, sekarang tidak ada lagi. Namun dikembalikan seperti awal sebelum ada lampu merah. Yaitu dengan mengaktifkan bunderan. Sehingga pengguna jalan tidak bisa langsung memotong bila ingin berbelok arah di simpang Slawu. Tapi harus memutar bunderan terlebih dahulu.
Rahayu warga Jalan Manggar yang setiap hari melintas di simpang Slawu, menilai, adanya rekayasa lalin dengan mengaktifkan bunderan menurutnya ada plus dan minus. “Belum tentu bagus juga dikembalikan ke bunderan. Ada plus dan minusnya,” katanya, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Mobile_AP_Rectangle 2
Bila pakai bunderan, memang mengurangi kemacetan dan kebisingan jalan. Tapi itu juga membuat rawan kecelakaan. “Dulu ya sering kecelakaan. Tapi kecelakaan ringan tidak parah,” ungkapnya.
Kalau pakai lampu merah, kata dia, enaknya lebih tertib dan tidak rawan laka. Namun macet. Bahkan, juga membuat bising bagi warga yang rumahnya di pinggir jalan.
Sosialisasi manajemen dan rekayasa lalin di simpang empat Slawu tersebut dilakukan Dishub Jember. Penerapan manajemen ini didasari hasil evaluasi dan analisis terhadap kondisi lalu lintas dan fisik ruas, serta simpangan jalan.
Jurnalis: Dwi Siswanto
Fotografer: Dwi Siswanto
Redaktur: Mahrus Sholih
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pengguna jalan jangan kaget atau keburu binggung dulu ketika melintas di Jalan Semanggi hendak menuju Slawu atapun Jl Manggar, Gebang. Sebab, simpang empat Slawu hari ini, Rabu (28/4) dilakukan simulasi rekayasa lalu lintas.
Bila sebelumnya lalu lintas simpang Slawu memakai traffict light, sekarang tidak ada lagi. Namun dikembalikan seperti awal sebelum ada lampu merah. Yaitu dengan mengaktifkan bunderan. Sehingga pengguna jalan tidak bisa langsung memotong bila ingin berbelok arah di simpang Slawu. Tapi harus memutar bunderan terlebih dahulu.
Rahayu warga Jalan Manggar yang setiap hari melintas di simpang Slawu, menilai, adanya rekayasa lalin dengan mengaktifkan bunderan menurutnya ada plus dan minus. “Belum tentu bagus juga dikembalikan ke bunderan. Ada plus dan minusnya,” katanya, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Bila pakai bunderan, memang mengurangi kemacetan dan kebisingan jalan. Tapi itu juga membuat rawan kecelakaan. “Dulu ya sering kecelakaan. Tapi kecelakaan ringan tidak parah,” ungkapnya.
Kalau pakai lampu merah, kata dia, enaknya lebih tertib dan tidak rawan laka. Namun macet. Bahkan, juga membuat bising bagi warga yang rumahnya di pinggir jalan.
Sosialisasi manajemen dan rekayasa lalin di simpang empat Slawu tersebut dilakukan Dishub Jember. Penerapan manajemen ini didasari hasil evaluasi dan analisis terhadap kondisi lalu lintas dan fisik ruas, serta simpangan jalan.
Jurnalis: Dwi Siswanto
Fotografer: Dwi Siswanto
Redaktur: Mahrus Sholih
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pengguna jalan jangan kaget atau keburu binggung dulu ketika melintas di Jalan Semanggi hendak menuju Slawu atapun Jl Manggar, Gebang. Sebab, simpang empat Slawu hari ini, Rabu (28/4) dilakukan simulasi rekayasa lalu lintas.
Bila sebelumnya lalu lintas simpang Slawu memakai traffict light, sekarang tidak ada lagi. Namun dikembalikan seperti awal sebelum ada lampu merah. Yaitu dengan mengaktifkan bunderan. Sehingga pengguna jalan tidak bisa langsung memotong bila ingin berbelok arah di simpang Slawu. Tapi harus memutar bunderan terlebih dahulu.
Rahayu warga Jalan Manggar yang setiap hari melintas di simpang Slawu, menilai, adanya rekayasa lalin dengan mengaktifkan bunderan menurutnya ada plus dan minus. “Belum tentu bagus juga dikembalikan ke bunderan. Ada plus dan minusnya,” katanya, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Bila pakai bunderan, memang mengurangi kemacetan dan kebisingan jalan. Tapi itu juga membuat rawan kecelakaan. “Dulu ya sering kecelakaan. Tapi kecelakaan ringan tidak parah,” ungkapnya.
Kalau pakai lampu merah, kata dia, enaknya lebih tertib dan tidak rawan laka. Namun macet. Bahkan, juga membuat bising bagi warga yang rumahnya di pinggir jalan.
Sosialisasi manajemen dan rekayasa lalin di simpang empat Slawu tersebut dilakukan Dishub Jember. Penerapan manajemen ini didasari hasil evaluasi dan analisis terhadap kondisi lalu lintas dan fisik ruas, serta simpangan jalan.
Jurnalis: Dwi Siswanto
Fotografer: Dwi Siswanto
Redaktur: Mahrus Sholih