22.4 C
Jember
Monday, 5 June 2023

Maggot Bisa Kurangi Sampah Organik hingga 30 Persen

Mobile_AP_Rectangle 1

PAKUSARI, Radar Jember – Maggot atau belatung yang merupakan larva black soldier fly (BSF) dibudidayakan untuk mengatasi sampah organik di TPA Pakusari. Budi daya maggot itu menjadi terobosan tersendiri. Sebab, volume sampah yang ada di TPA Pakusari sudah overload. Salah satu koperasi yang berada di TPA Pakusari, Koperasi Melindo, mengklaim maggot dapat mengurangi sampah organik.

BACA JUGA : Sebanyak 1.923 Pasangan di Bondowoso Bercerai, Rata-Rata Berusia 30-an

“Budi daya maggot memang luar biasa. Dapat mengurangi sampah organik sebesar 30 persen,” ujar Orba, ketua pengelola budi daya maggot di TPA Pakusari.

Mobile_AP_Rectangle 2

Permasalahan sampah di TPA Pakusari memang paling banyak adalah plastik. Meski budi daya maggot itu dapat mengurangi masalah sampah organik, tetapi tak terlalu signifikan. “Untuk masalah sampah plastik dari pihak TPA Pakusari ini masih belum ada solusi,” papar pria yang berusia 57 tahun itu.

Dia menambahkan, untuk mengurangi sampah plastik juga dapat melibatkan para pemulung. Tetapi, pemulung juga tak bisa 100 persen mengurangi sampah plastik. “Serta dilihat lagi rata-rata persentase tertinggi sampah di sini adalah sampah plastik. Untuk mengurangi hal tersebut salah satunya ialah kesadaran dari masyarakat sendiri,” pungkasnya. (mg4/c2/bud)

- Advertisement -

PAKUSARI, Radar Jember – Maggot atau belatung yang merupakan larva black soldier fly (BSF) dibudidayakan untuk mengatasi sampah organik di TPA Pakusari. Budi daya maggot itu menjadi terobosan tersendiri. Sebab, volume sampah yang ada di TPA Pakusari sudah overload. Salah satu koperasi yang berada di TPA Pakusari, Koperasi Melindo, mengklaim maggot dapat mengurangi sampah organik.

BACA JUGA : Sebanyak 1.923 Pasangan di Bondowoso Bercerai, Rata-Rata Berusia 30-an

“Budi daya maggot memang luar biasa. Dapat mengurangi sampah organik sebesar 30 persen,” ujar Orba, ketua pengelola budi daya maggot di TPA Pakusari.

Permasalahan sampah di TPA Pakusari memang paling banyak adalah plastik. Meski budi daya maggot itu dapat mengurangi masalah sampah organik, tetapi tak terlalu signifikan. “Untuk masalah sampah plastik dari pihak TPA Pakusari ini masih belum ada solusi,” papar pria yang berusia 57 tahun itu.

Dia menambahkan, untuk mengurangi sampah plastik juga dapat melibatkan para pemulung. Tetapi, pemulung juga tak bisa 100 persen mengurangi sampah plastik. “Serta dilihat lagi rata-rata persentase tertinggi sampah di sini adalah sampah plastik. Untuk mengurangi hal tersebut salah satunya ialah kesadaran dari masyarakat sendiri,” pungkasnya. (mg4/c2/bud)

PAKUSARI, Radar Jember – Maggot atau belatung yang merupakan larva black soldier fly (BSF) dibudidayakan untuk mengatasi sampah organik di TPA Pakusari. Budi daya maggot itu menjadi terobosan tersendiri. Sebab, volume sampah yang ada di TPA Pakusari sudah overload. Salah satu koperasi yang berada di TPA Pakusari, Koperasi Melindo, mengklaim maggot dapat mengurangi sampah organik.

BACA JUGA : Sebanyak 1.923 Pasangan di Bondowoso Bercerai, Rata-Rata Berusia 30-an

“Budi daya maggot memang luar biasa. Dapat mengurangi sampah organik sebesar 30 persen,” ujar Orba, ketua pengelola budi daya maggot di TPA Pakusari.

Permasalahan sampah di TPA Pakusari memang paling banyak adalah plastik. Meski budi daya maggot itu dapat mengurangi masalah sampah organik, tetapi tak terlalu signifikan. “Untuk masalah sampah plastik dari pihak TPA Pakusari ini masih belum ada solusi,” papar pria yang berusia 57 tahun itu.

Dia menambahkan, untuk mengurangi sampah plastik juga dapat melibatkan para pemulung. Tetapi, pemulung juga tak bisa 100 persen mengurangi sampah plastik. “Serta dilihat lagi rata-rata persentase tertinggi sampah di sini adalah sampah plastik. Untuk mengurangi hal tersebut salah satunya ialah kesadaran dari masyarakat sendiri,” pungkasnya. (mg4/c2/bud)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca