28.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Ciptakan Ruang Damai Dengan Jember Pluralisme

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jember merupakan wilayah Jatim di bagian timur yang di sebut-sebut sebagai miniatur dari Indonesia. Pasalnya, daerah yang dikenal denga Kota Pandhalungan ini, masyarakatnya terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Juga berbagai macam aliran dan keyakinan. Karenanya, keanekaragaman seperti itu perlu disikapi secara bijak. Saat ini, Bupati Jember Hendy Siswanto menginisiasi perlunya mewujudkan suasana kondusif dan toleransi di Kota Pandhalungan tersebut.

Tajemtra Tahun Ini Lebih Megah

Melalui Asisten 1 Muhammad Zamroni, Bupati Hendy menitipkan pesan bahwa perlunya para tokoh agama maupun pergerakan untuk sering-sering merapat dan berdiskusi bersama. “Sering berkumpul dan berdialog agar bisa menciptakan suasana Jember semakin adem, terutama di tahun-tahun politik sebentar lagi,” ucap Zamroni membacakan secarik kertas berisikan pesan Bupati Hendy saat launching Jember Pluralisme Hub (JPh) dan aplikasi J-Kreb, Jumat malam (25/11) di Kantor Bangkesbangpol Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

JPh adalah program gagasan Bangkesbangpol untuk merawat keberagaman dan keutuhan anak bangsa. Kepala Bangkesbangpol Edi Budi Susilo menjelaskan bahwa JPh akan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagai lintas etnis, suku, agama, dan budaya. “Halaman parkir Bakesbangpol kami sulap menjadi tempat JPh,” terangnya.

Gambaran program tersebut tampak dalam undangan yang dihadirkan dari berbagai tokoh. Sebanyak 6 tokoh agama, 15 tokoh etnis, Ormas, aliansi BEM se Jember, OSIS, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), dan organisasi keagamaan. Di antaranya Muhammadiyah, NU, dan Musyawarah Antar Gereja (MAG).

Menurutnya, format kerukunan yang ada di Jember perlu diramu dengan baik, sehingga timbul kerukunan antar umat beragama. Salah satu langkahnya adalah memberikan wadah untuk berkumpul dan berdiskusi. Suasana damai, harmonis, dan penuh kedewasaan tercipta dengan sendirinya.

Edi mengatakan, telah merencanakan jadwal tiap dua minggu sekali untuk membuat satu acara. Yang mendatangkan para tokoh masyarakat, agama, budaya, dan ormas. Secara terjadwal dan konsisten sehingga bisa terkoordinir. “Kami rencanakan setiap Jumat malam ada sarasehan kebangsaan dengan topik-topik yang aktual di masyarakat,” ulasnya. Bahkan, untuk selingan, seniman-seniman lokal dan jalanan juga akan turut didatangkan.

Dalam momen tersebut juga di-launching dua aplikasi berbasis Web. J-Kreb atau Jember Kesbangpol Rekomendasi Penelitian. Aplikasi yang ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi para akademisi maupun praktisi. Khususnya untuk melakukan penelitian dan mencari bahan analisis. Ini, kata Edi, merupakan terobosan baru. Karena bisa mengefesiensi waktu. Dari yang sebelumnya membutuhkan dua hari, dengan mengakses aplikasi tersebut hanya butuh waktu maksimal 30 menit.

Aplikasi kedua adalah J-Mars atau Jember Membangun Bersama Organisasi Kemasyarakatan. Dalam aplikasi tersebut berisikan data Ormas, organisasi politik, dan jumlah kursinya di DPRD yang terdaftar di Bangkesbangpol Jember. Hingga nama-nama warga yang menerima bantuan dari pemerintah. Tak hanya berupa data. Dalam aplikasi tersebut juga tertera peringatan untuk mewaspadai isu-isu nasional dan cara melakukan manajemen konflik. (sil/mun)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jember merupakan wilayah Jatim di bagian timur yang di sebut-sebut sebagai miniatur dari Indonesia. Pasalnya, daerah yang dikenal denga Kota Pandhalungan ini, masyarakatnya terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Juga berbagai macam aliran dan keyakinan. Karenanya, keanekaragaman seperti itu perlu disikapi secara bijak. Saat ini, Bupati Jember Hendy Siswanto menginisiasi perlunya mewujudkan suasana kondusif dan toleransi di Kota Pandhalungan tersebut.

Tajemtra Tahun Ini Lebih Megah

Melalui Asisten 1 Muhammad Zamroni, Bupati Hendy menitipkan pesan bahwa perlunya para tokoh agama maupun pergerakan untuk sering-sering merapat dan berdiskusi bersama. “Sering berkumpul dan berdialog agar bisa menciptakan suasana Jember semakin adem, terutama di tahun-tahun politik sebentar lagi,” ucap Zamroni membacakan secarik kertas berisikan pesan Bupati Hendy saat launching Jember Pluralisme Hub (JPh) dan aplikasi J-Kreb, Jumat malam (25/11) di Kantor Bangkesbangpol Jember.

JPh adalah program gagasan Bangkesbangpol untuk merawat keberagaman dan keutuhan anak bangsa. Kepala Bangkesbangpol Edi Budi Susilo menjelaskan bahwa JPh akan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagai lintas etnis, suku, agama, dan budaya. “Halaman parkir Bakesbangpol kami sulap menjadi tempat JPh,” terangnya.

Gambaran program tersebut tampak dalam undangan yang dihadirkan dari berbagai tokoh. Sebanyak 6 tokoh agama, 15 tokoh etnis, Ormas, aliansi BEM se Jember, OSIS, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), dan organisasi keagamaan. Di antaranya Muhammadiyah, NU, dan Musyawarah Antar Gereja (MAG).

Menurutnya, format kerukunan yang ada di Jember perlu diramu dengan baik, sehingga timbul kerukunan antar umat beragama. Salah satu langkahnya adalah memberikan wadah untuk berkumpul dan berdiskusi. Suasana damai, harmonis, dan penuh kedewasaan tercipta dengan sendirinya.

Edi mengatakan, telah merencanakan jadwal tiap dua minggu sekali untuk membuat satu acara. Yang mendatangkan para tokoh masyarakat, agama, budaya, dan ormas. Secara terjadwal dan konsisten sehingga bisa terkoordinir. “Kami rencanakan setiap Jumat malam ada sarasehan kebangsaan dengan topik-topik yang aktual di masyarakat,” ulasnya. Bahkan, untuk selingan, seniman-seniman lokal dan jalanan juga akan turut didatangkan.

Dalam momen tersebut juga di-launching dua aplikasi berbasis Web. J-Kreb atau Jember Kesbangpol Rekomendasi Penelitian. Aplikasi yang ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi para akademisi maupun praktisi. Khususnya untuk melakukan penelitian dan mencari bahan analisis. Ini, kata Edi, merupakan terobosan baru. Karena bisa mengefesiensi waktu. Dari yang sebelumnya membutuhkan dua hari, dengan mengakses aplikasi tersebut hanya butuh waktu maksimal 30 menit.

Aplikasi kedua adalah J-Mars atau Jember Membangun Bersama Organisasi Kemasyarakatan. Dalam aplikasi tersebut berisikan data Ormas, organisasi politik, dan jumlah kursinya di DPRD yang terdaftar di Bangkesbangpol Jember. Hingga nama-nama warga yang menerima bantuan dari pemerintah. Tak hanya berupa data. Dalam aplikasi tersebut juga tertera peringatan untuk mewaspadai isu-isu nasional dan cara melakukan manajemen konflik. (sil/mun)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jember merupakan wilayah Jatim di bagian timur yang di sebut-sebut sebagai miniatur dari Indonesia. Pasalnya, daerah yang dikenal denga Kota Pandhalungan ini, masyarakatnya terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama. Juga berbagai macam aliran dan keyakinan. Karenanya, keanekaragaman seperti itu perlu disikapi secara bijak. Saat ini, Bupati Jember Hendy Siswanto menginisiasi perlunya mewujudkan suasana kondusif dan toleransi di Kota Pandhalungan tersebut.

Tajemtra Tahun Ini Lebih Megah

Melalui Asisten 1 Muhammad Zamroni, Bupati Hendy menitipkan pesan bahwa perlunya para tokoh agama maupun pergerakan untuk sering-sering merapat dan berdiskusi bersama. “Sering berkumpul dan berdialog agar bisa menciptakan suasana Jember semakin adem, terutama di tahun-tahun politik sebentar lagi,” ucap Zamroni membacakan secarik kertas berisikan pesan Bupati Hendy saat launching Jember Pluralisme Hub (JPh) dan aplikasi J-Kreb, Jumat malam (25/11) di Kantor Bangkesbangpol Jember.

JPh adalah program gagasan Bangkesbangpol untuk merawat keberagaman dan keutuhan anak bangsa. Kepala Bangkesbangpol Edi Budi Susilo menjelaskan bahwa JPh akan menjadi media berkumpulnya masyarakat dari berbagai lintas etnis, suku, agama, dan budaya. “Halaman parkir Bakesbangpol kami sulap menjadi tempat JPh,” terangnya.

Gambaran program tersebut tampak dalam undangan yang dihadirkan dari berbagai tokoh. Sebanyak 6 tokoh agama, 15 tokoh etnis, Ormas, aliansi BEM se Jember, OSIS, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), dan organisasi keagamaan. Di antaranya Muhammadiyah, NU, dan Musyawarah Antar Gereja (MAG).

Menurutnya, format kerukunan yang ada di Jember perlu diramu dengan baik, sehingga timbul kerukunan antar umat beragama. Salah satu langkahnya adalah memberikan wadah untuk berkumpul dan berdiskusi. Suasana damai, harmonis, dan penuh kedewasaan tercipta dengan sendirinya.

Edi mengatakan, telah merencanakan jadwal tiap dua minggu sekali untuk membuat satu acara. Yang mendatangkan para tokoh masyarakat, agama, budaya, dan ormas. Secara terjadwal dan konsisten sehingga bisa terkoordinir. “Kami rencanakan setiap Jumat malam ada sarasehan kebangsaan dengan topik-topik yang aktual di masyarakat,” ulasnya. Bahkan, untuk selingan, seniman-seniman lokal dan jalanan juga akan turut didatangkan.

Dalam momen tersebut juga di-launching dua aplikasi berbasis Web. J-Kreb atau Jember Kesbangpol Rekomendasi Penelitian. Aplikasi yang ditujukan untuk memberikan pelayanan bagi para akademisi maupun praktisi. Khususnya untuk melakukan penelitian dan mencari bahan analisis. Ini, kata Edi, merupakan terobosan baru. Karena bisa mengefesiensi waktu. Dari yang sebelumnya membutuhkan dua hari, dengan mengakses aplikasi tersebut hanya butuh waktu maksimal 30 menit.

Aplikasi kedua adalah J-Mars atau Jember Membangun Bersama Organisasi Kemasyarakatan. Dalam aplikasi tersebut berisikan data Ormas, organisasi politik, dan jumlah kursinya di DPRD yang terdaftar di Bangkesbangpol Jember. Hingga nama-nama warga yang menerima bantuan dari pemerintah. Tak hanya berupa data. Dalam aplikasi tersebut juga tertera peringatan untuk mewaspadai isu-isu nasional dan cara melakukan manajemen konflik. (sil/mun)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca