JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tahun ajaran baru sekolah 2020/2021 yang sudah dimulai sejak Juli lalu memang masih berlangsung via daring. Mengingat, pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Alhasil, para siswa baru terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) secara online.
Seperti yang dilakukan Chika Maulidia, siswa kelas 7D SMPN 2 Jenggawah. Pelajar berusia 12 tahun yang tinggal di Dusun Krajan, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, ini juga harus mengikuti KBM secara daring. Kali ini dia menyiapkan materi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Inggris, sebagai mata pelajaran yang akan dibahas.
Sayangnya, ritme belajar yang Chika lakukan masih belum maksimal, karena dia tak memiliki ponsel pintar atau smartphone untuk mendukung aktivitas belajarnya. Mau minta orang tua pun mustahil. Sang ayah mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai pencari rongsokan, sedangkan ibunya berada di Malaysia sebagai pekerja migran. Karenanya, dia terpaksa meminjam ponsel milik salah satu guru sekolahnya. “Setiap hari guru harus meminjami HP miliknya,” ujar Plt Kepala SMP Negeri 2 Jenggawah Dimyati.
Menurutnya, Chika yang tinggal tak jauh dari sekolah ini awalnya mengikuti KBM bersama temannya di sekolah, karena ada temannya yang punya HP. Namun, setelah temannya memutuskan belajar di rumah, dirinya pun harus putar otak untuk mencari tebengan ponsel. Bahkan, dia juga harus berpindah-pindah lokasi belajar. “Dia ikut temannya karena ada warga yang menyiapkan wifi,” kata Dimyati.
Kondisi ini, lanjut Dimyati, tak hanya dialami Chika seorang. Puluhan siswa kelas 7 pun ikut merasakannya. Sebab, tak banyak siswa dan wali murid yang punya ponsel pintar. “Kalau ada siswa yang punya HP, bisa mengajak temannya yang tidak punya HP,” imbuhnya.
Sementara itu, menurut Chika, cara belajar seperti ini tak membuat dirinya nyaman. Selain cepat bosan karena tak bisa bersua dengan teman-temannya, dia juga harus berjibaku mencari pinjaman ponsel. “Karena kalau belajar di rumah lewat online terus terang tidak bisa. Karena harus punya HP Android dan harus beli pulsa paket internet,” kata Chika kepada Jawa Pos Radar Jember.
Mendapat pinjaman ponsel dari guru pun membuatnya sungkan. Karena itu, dirinya berharap agar kegiatan belajar mengajar bisa segera kembali seperti semula.
Anis Wijayanti, salah seorang guru matematika, mengatakan, salah satu kesulitan dalam pembelajaran daring adalah harus mencari media yang tidak membuat para siswa bosan. Salah satunya lewat video. “Kalau matematika ini ya sulit kalau lewat daring. Tapi kita tetap memotivasi anak-anak agar belajar maksimal. Saya sebagai guru berusaha menerangkan ke anak-anak pakek PowerPoint, harapannya bisa langsung memahami,” ujarnya.