SUMBERBARU, Radar Jember – Pada momen Ramadan, kegiatan Wes Wayahe Jember Berbagai terus dilakukan. Bahkan, di sela-sela kegiatan tersebut Bupati Jember Hendy Siswanto tetap melakukan peninjauan pekerjaan infrastruktur multiyears di Desa Yosorati, Kecamatan Sumberbaru, Senin kemarin (25/4).
Dalam peninjauan program multiyears, Bupati Hendy meminta warga untuk saling mengingatkan pengendara dengan angkutan berat yang melintas. Sebab, tonase yang berat mengakibatkan jalanan bergelombang dan menimbulkan kerusakan kembali.
Bupati mengatakan, pengetatan kendaraan over dimension dan overload (odol) harus disikapi secara objektif, yaitu berdasarkan data. “Yang memanfaatkan jalan itu tidak hanya kendaraan odol. Di sana ada pengguna sepeda motor, mobil pribadi, dan angkutan penumpang,” ucapnya.
Menurutnya, banyak angkutan berat seperti truk pengangkut kayu sengon, sehingga jalannya bergelombang. Ini karena tonasenya yang berlebihan. Hal tersebut yang menjadi perhatian untuk seluruh warga Jember, khususnya warga Sumberbaru. “Harus sama-sama menjaga agar patuh, jangan sampai overload muatannya,” pungkasnya.
Bupati dengan tegas menjelaskan, kapasitas maksimal muatan yang melintas adalah 8 ton. Dia meminta seluruh elemen masyarakat peduli dengan lingkungan sekitar. “Kalau ini tidak dibantu masyarakat, tidak mungkin bisa teratasi,” terangnya.
Menurutnya, keseluruhan yang menggunakan fasilitas jalan itu siapa, apakah kendaraan odol saja atau yang lain. Dia menjelaskan, bila odol yang melintas jumlahnya di bawah 10 persen dari total kendaraan, dampak atau risikonya membahayakan yang 90 persen. Hal itu termasuk pada risiko kerusakan jalan dan konstruksinya. “Jalan rusak bisa dibangun, konstruksi rusak juga bisa dibangun. Tapi nyawa manusia tidak bisa diganti,” tuturnya. Ke depan, Pemkab Jember akan membuat rambu-rambu dan menyosialisasikan kendaraan odol yang regulasinya akan diterapkan per Januari 2023 mendatang. (c2)