JEMBER, RADARJEMBER.ID – KH Abdul Muqit Arief adalah Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah, Karangharjo, Kecamatan Silo. Sebagai tokoh masyarakat, dia merupakan sosok inspiratif bagi warga Jember. Di bulan yang suci ini dia menganjurkan untuk selalu menaati orang tua, guru, dan jangan pernah menyakiti hati keduanya.
Baca Juga : Kencangkan Sarung di Sisa Ramadan
Dua pihak tersebut menjadi kunci kesuksesan dalam hidup seseorang. Di antaranya kedua orang tua dan guru. Keduanya tidak bisa ditawar kontribusinya dalam kehidupan kita, tentu tak terhitung. “Orang yang melahirkan kita, dan membesarkan kita jangan sampai dilupakan. Rajinlah meminta maaf kepada mereka berdua. Sebab, mereka berjasa besar sampai hari ini,” jelasnya.
Hal penting yang perlu diingat, orang tua kita sejak dalam kandungan, ibu kita, selalu menjaga dirinya dari sesuatu yang mengganggu. Mulai dari makanan, pikiran, hingga aktivitas. Hal tersebut sejatinya memberatkan, namun karena demi buah hati, dengan ikhlas ibu dapat melaluinya.
“Sejak dalam kandungan kita sudah membebani ibu kita. Ditambah setelah lahir, sampai menjelang remaja, semuanya penuh dengan jerih payah yang tak terhitung jumlahnya,” katanya.
Sementara yang kedua adalah guru. “Mereka adalah pembuka pintu pengetahuan kita. Sehingga kita bisa membaca Alquran, bisa menulis, bisa berdiskusi, dan lancar berbicara,” terangnya. Menurutnya, setelah kedua orang tua, guru adalah penyumbang terbesar dalam perjalanan hidup manusia. Dalam kondisi apa pun kesuksesan seseorang tidak lepas dari doa keduanya.
Kiai Muqit, panggilan akrabnya, mengatakan, tidak pernah membantah perintah yang datang dari orang tua dan gurunya, bahkan untuk sekadar bertanya. “Makanya, ketika saya diperintahkan oleh keduanya, orang tua dan guru, saya gak akan tanya lagi. Langsung saya kerjakan, apa pun itu,” imbuhnya.
Dia mencontohkan kasus kehidupan sehari-hari, manusia yang sukses di perantauan berkat restu dari kedua orang tuanya, kemudian sebagian banyak yang gagal karena lupa dengan orang tuanya. Lebih-lebih terhadap gurunya. “Sering ada riwayat mengenai hal ini. Jangan sesekali menyepelekan kekeramatan orang tua dan guru kita,” jelasnya.
Nasihat ini juga diberikan kepada seluruh santri Al Falah Karangharjo sebagai pesantren asuhannya. Pihaknya menegaskan, santri yang ingin sukses dengan keilmuannya jangan pernah membantah orang tua dan guru. Sebab, mereka berdua memegang kunci kesuksesan masa depan kita. (mg4/c2/nur)