24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Gugah Kesiagaan Bencana dengan Suara

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah warga di sekitar perempatan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, cukup terkejut, kemarin (26/4). Betapa tidak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tiba-tiba membunyikan seluruh sirene tanda bahaya yang dimiliki. Kontan saja, hal itu membuat banyak orang ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi.

Sirene yang dibunyikan tanpa ada bencana itu dilakukan sebagai simulasi kesiapsiagaan bencana. Tujuannya untuk menggugah kesadaran dan pembelajaran masyarakat agar siap siaga saat ada tanda bahaya berbunyi.

“Sesuai imbauan Kepala BNPB, tepat pukul 10.00 diimbau untuk membunyikan sirene, kentongan, maupun alat lain sebagai tanda bahaya. Ini sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB),” kata Moch Jamil, Plt Kepala BPBD Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Suara sirene, kentongan, atau suara tanda bahaya dengan alat lain diharapkan bisa menggugah kesiapsiagaan seluruh masyarakat. Jamil mengungkapkan, memahami dan menyadari pentingnya keadaan saat terjadi bencana sangat penting. “Jadi, ini untuk membangun kesadaran masyarakat,” ungkapnya.

Imbauan untuk membunyikan bencana, menurutnya, sudah disebarkan hingga ke desa-desa. “Saat ini masih terbatas. Ke depan akan terus kami sosialisasikan. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada banyak pihak,” katanya.

Jamil menguraikan, bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Dengan membangun kesiapsiagaan di tengah masyarakat, setidaknya bisa mengurangi korban bencana. “Pelatihan-pelatihan dan evaluasi juga akan terus kami lakukan untuk mengurangi korban. Karena bencana tidak ada yang tahu,” urainya.

Pada HKB kali ini, Jamil pun menyampaikan, selain akan memberikan pelatihan-pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana, pihaknya juga siap memberi pelatihan kepada kelompok masyarakat atau instansi yang melakukan pelatihan. “Tugas BPBD salah satunya juga ada mitigasi bencana. Yaitu mengurangi risiko bencana demi mengurangi korban. Makanya, dengan membiasakan tanda bahaya, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana melekat pada seluruh masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah warga di sekitar perempatan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, cukup terkejut, kemarin (26/4). Betapa tidak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tiba-tiba membunyikan seluruh sirene tanda bahaya yang dimiliki. Kontan saja, hal itu membuat banyak orang ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi.

Sirene yang dibunyikan tanpa ada bencana itu dilakukan sebagai simulasi kesiapsiagaan bencana. Tujuannya untuk menggugah kesadaran dan pembelajaran masyarakat agar siap siaga saat ada tanda bahaya berbunyi.

“Sesuai imbauan Kepala BNPB, tepat pukul 10.00 diimbau untuk membunyikan sirene, kentongan, maupun alat lain sebagai tanda bahaya. Ini sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB),” kata Moch Jamil, Plt Kepala BPBD Jember.

Suara sirene, kentongan, atau suara tanda bahaya dengan alat lain diharapkan bisa menggugah kesiapsiagaan seluruh masyarakat. Jamil mengungkapkan, memahami dan menyadari pentingnya keadaan saat terjadi bencana sangat penting. “Jadi, ini untuk membangun kesadaran masyarakat,” ungkapnya.

Imbauan untuk membunyikan bencana, menurutnya, sudah disebarkan hingga ke desa-desa. “Saat ini masih terbatas. Ke depan akan terus kami sosialisasikan. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada banyak pihak,” katanya.

Jamil menguraikan, bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Dengan membangun kesiapsiagaan di tengah masyarakat, setidaknya bisa mengurangi korban bencana. “Pelatihan-pelatihan dan evaluasi juga akan terus kami lakukan untuk mengurangi korban. Karena bencana tidak ada yang tahu,” urainya.

Pada HKB kali ini, Jamil pun menyampaikan, selain akan memberikan pelatihan-pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana, pihaknya juga siap memberi pelatihan kepada kelompok masyarakat atau instansi yang melakukan pelatihan. “Tugas BPBD salah satunya juga ada mitigasi bencana. Yaitu mengurangi risiko bencana demi mengurangi korban. Makanya, dengan membiasakan tanda bahaya, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana melekat pada seluruh masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah warga di sekitar perempatan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, cukup terkejut, kemarin (26/4). Betapa tidak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tiba-tiba membunyikan seluruh sirene tanda bahaya yang dimiliki. Kontan saja, hal itu membuat banyak orang ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi.

Sirene yang dibunyikan tanpa ada bencana itu dilakukan sebagai simulasi kesiapsiagaan bencana. Tujuannya untuk menggugah kesadaran dan pembelajaran masyarakat agar siap siaga saat ada tanda bahaya berbunyi.

“Sesuai imbauan Kepala BNPB, tepat pukul 10.00 diimbau untuk membunyikan sirene, kentongan, maupun alat lain sebagai tanda bahaya. Ini sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB),” kata Moch Jamil, Plt Kepala BPBD Jember.

Suara sirene, kentongan, atau suara tanda bahaya dengan alat lain diharapkan bisa menggugah kesiapsiagaan seluruh masyarakat. Jamil mengungkapkan, memahami dan menyadari pentingnya keadaan saat terjadi bencana sangat penting. “Jadi, ini untuk membangun kesadaran masyarakat,” ungkapnya.

Imbauan untuk membunyikan bencana, menurutnya, sudah disebarkan hingga ke desa-desa. “Saat ini masih terbatas. Ke depan akan terus kami sosialisasikan. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada banyak pihak,” katanya.

Jamil menguraikan, bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Dengan membangun kesiapsiagaan di tengah masyarakat, setidaknya bisa mengurangi korban bencana. “Pelatihan-pelatihan dan evaluasi juga akan terus kami lakukan untuk mengurangi korban. Karena bencana tidak ada yang tahu,” urainya.

Pada HKB kali ini, Jamil pun menyampaikan, selain akan memberikan pelatihan-pelatihan tentang kesiapsiagaan bencana, pihaknya juga siap memberi pelatihan kepada kelompok masyarakat atau instansi yang melakukan pelatihan. “Tugas BPBD salah satunya juga ada mitigasi bencana. Yaitu mengurangi risiko bencana demi mengurangi korban. Makanya, dengan membiasakan tanda bahaya, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana melekat pada seluruh masyarakat,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Nur Hariri
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca