21.2 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

 Jujur Saja, Puasa Atau Tidak?

Gara-gara Malu, Warga Dapat Nasi Basi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Makanan warga yang dikarantina di Jember Sport Garden (JSG) Desa/Kecamatan Ajung sempat membuat heboh dunia maya sejak Jumat (24/4) lalu. Sebagian netizen mencibir tentang nasi tanpa lauk serta nasi yang sudah basi. Bahkan, tak sedikit orang yang berceloteh tanpa mengetahui informasi yang sebenarnya terjadi.

Nah, untuk mengetahui kebenarannya, wartawan Jawa Pos Radar Jember langsung mendatangi dapur umum di Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Kaliwates Jember. Hal tersebut penting karena dapur umum menjadi penanggung jawab atas ketersediaan makanan warga yang sedang dikarantina. Hasilnya, apa yang tersebar di media sosial justru berbanding terbalik dengan kenyataan. Ada kesalahan yang tidak perlu terulang. Lebih baik, setiap warga mengedepankan kejujuran.

Ceritanya, seluruh warga yang dikarantina demi penanganan Covid-19 telah didata siapa saja yang berpuasa dan siapa yang tidak. Pendataan dilakukan sehari sebelum puasa. Tepatnya pada Kamis (24/4). Diketahui, ada 5 orang yang menyatakan tidak berpuasa dari total 170-an orang.

Mobile_AP_Rectangle 2

Nah, Jumat (24/4) dini hari, pihak dapur umum mengirim sebanyak 200 nasi untuk memenuhi kebutuhan warga yang berada di JSG. Seluruhnya melakukan santap sahur. Begitu waktu imsak, beberapa nasi bungkus dengan lauk telur dan lauk ikan lele kontan masih banyak yang tersisa.

“Jumlah setiap pengiriman pasti kami lebihkan. Jadi, saat itu kami mengirim 200 nasi untuk memenuhi 170-an warga. Itu untuk yang dikarantina maupun petugasnya. Ada nasi pakai ikan lele dan ada nasi pakai telur. Jadi, semuanya masih segar karena masaknya malam untuk dini hari,” papar Koordinator Liposos Dinsos, Rony Efendy.

Setelah pagi harinya atau Jumat pagi, Dapur Umum Liposos mengirim 20 nasi untuk memenuhi 5 warga yang sudah menyatakan tidak berpuasa. Siapa sangka, pagi hari itu ada lebih dari 20 orang yang tidak berpuasa tanpa diketahui pihak Liposos. Nasi yang jumlahnya 20 kemudian diberikan kepada 5 orang yang tidak berpuasa. Sementara sisanya dimakan oleh warga yang medot puasa.

Di sinilah, beberapa warga yang malu-malu menyatakan tidak berpuasa, akhirnya dapat nasi yang sudah basi. Nasi tersebut didapat warga dari sisa nasi sahur.

“Nasi itu disebut basi, ya pasti basi. Wong itu nasi sisa sahur. Jadi begini, lantaran tidak jujur, akhirnya tidak disiapkan sarapan pagi. Dapur umum sudah mengirim 20 nasi untuk sarapan pagi untuk 5 orang. Ternyata 20 itu masih kurang karena banyak yang tidak berpuasa tanpa memberi tahu,” bebernya.

Akibat malu-malu itu lah, warga yang awalnya mengaku berpuasa, malah medot puasa tanpa memberi tahu ke petugas. Akhirnya, mereka dapat nasi basi. Kendati demikian, warga yang dapat nasi basi itu pun akhirnya diberi nasi yang layak makan.

Berangkat dari pengalaman hari pertama puasa, Rony selajutnya menegaskan agar petugas maupun warga tetap berprilaku jujur. Puasa atau tidak?. Jika tidak berpuasa, sebaiknya bilang terus terang agar dibuatkan jatah makanan. “Untuk hari ini, kami siapkan 125 nasi bungkus untuk yang tidak puasa. Sementara untuk berbuka kami siapkan 300 nasi bungkus. Saya mengimbau kalau ada yang tidak berpuasa jujur saja agar dapat jatah makan,” ulasnya.

Sementara itu, Roni juga mengimbau kepada netizen agar tidak membesar-besarkan hal yang kecil. Apalagi, memberi komentar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Kalau merasa ingin membantu, silahkan datang ke Liposos Jember. Silakan menjadi relawan untuk membantu memasak di dapur umum,” imbaunya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Makanan warga yang dikarantina di Jember Sport Garden (JSG) Desa/Kecamatan Ajung sempat membuat heboh dunia maya sejak Jumat (24/4) lalu. Sebagian netizen mencibir tentang nasi tanpa lauk serta nasi yang sudah basi. Bahkan, tak sedikit orang yang berceloteh tanpa mengetahui informasi yang sebenarnya terjadi.

Nah, untuk mengetahui kebenarannya, wartawan Jawa Pos Radar Jember langsung mendatangi dapur umum di Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Kaliwates Jember. Hal tersebut penting karena dapur umum menjadi penanggung jawab atas ketersediaan makanan warga yang sedang dikarantina. Hasilnya, apa yang tersebar di media sosial justru berbanding terbalik dengan kenyataan. Ada kesalahan yang tidak perlu terulang. Lebih baik, setiap warga mengedepankan kejujuran.

Ceritanya, seluruh warga yang dikarantina demi penanganan Covid-19 telah didata siapa saja yang berpuasa dan siapa yang tidak. Pendataan dilakukan sehari sebelum puasa. Tepatnya pada Kamis (24/4). Diketahui, ada 5 orang yang menyatakan tidak berpuasa dari total 170-an orang.

Nah, Jumat (24/4) dini hari, pihak dapur umum mengirim sebanyak 200 nasi untuk memenuhi kebutuhan warga yang berada di JSG. Seluruhnya melakukan santap sahur. Begitu waktu imsak, beberapa nasi bungkus dengan lauk telur dan lauk ikan lele kontan masih banyak yang tersisa.

“Jumlah setiap pengiriman pasti kami lebihkan. Jadi, saat itu kami mengirim 200 nasi untuk memenuhi 170-an warga. Itu untuk yang dikarantina maupun petugasnya. Ada nasi pakai ikan lele dan ada nasi pakai telur. Jadi, semuanya masih segar karena masaknya malam untuk dini hari,” papar Koordinator Liposos Dinsos, Rony Efendy.

Setelah pagi harinya atau Jumat pagi, Dapur Umum Liposos mengirim 20 nasi untuk memenuhi 5 warga yang sudah menyatakan tidak berpuasa. Siapa sangka, pagi hari itu ada lebih dari 20 orang yang tidak berpuasa tanpa diketahui pihak Liposos. Nasi yang jumlahnya 20 kemudian diberikan kepada 5 orang yang tidak berpuasa. Sementara sisanya dimakan oleh warga yang medot puasa.

Di sinilah, beberapa warga yang malu-malu menyatakan tidak berpuasa, akhirnya dapat nasi yang sudah basi. Nasi tersebut didapat warga dari sisa nasi sahur.

“Nasi itu disebut basi, ya pasti basi. Wong itu nasi sisa sahur. Jadi begini, lantaran tidak jujur, akhirnya tidak disiapkan sarapan pagi. Dapur umum sudah mengirim 20 nasi untuk sarapan pagi untuk 5 orang. Ternyata 20 itu masih kurang karena banyak yang tidak berpuasa tanpa memberi tahu,” bebernya.

Akibat malu-malu itu lah, warga yang awalnya mengaku berpuasa, malah medot puasa tanpa memberi tahu ke petugas. Akhirnya, mereka dapat nasi basi. Kendati demikian, warga yang dapat nasi basi itu pun akhirnya diberi nasi yang layak makan.

Berangkat dari pengalaman hari pertama puasa, Rony selajutnya menegaskan agar petugas maupun warga tetap berprilaku jujur. Puasa atau tidak?. Jika tidak berpuasa, sebaiknya bilang terus terang agar dibuatkan jatah makanan. “Untuk hari ini, kami siapkan 125 nasi bungkus untuk yang tidak puasa. Sementara untuk berbuka kami siapkan 300 nasi bungkus. Saya mengimbau kalau ada yang tidak berpuasa jujur saja agar dapat jatah makan,” ulasnya.

Sementara itu, Roni juga mengimbau kepada netizen agar tidak membesar-besarkan hal yang kecil. Apalagi, memberi komentar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Kalau merasa ingin membantu, silahkan datang ke Liposos Jember. Silakan menjadi relawan untuk membantu memasak di dapur umum,” imbaunya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Makanan warga yang dikarantina di Jember Sport Garden (JSG) Desa/Kecamatan Ajung sempat membuat heboh dunia maya sejak Jumat (24/4) lalu. Sebagian netizen mencibir tentang nasi tanpa lauk serta nasi yang sudah basi. Bahkan, tak sedikit orang yang berceloteh tanpa mengetahui informasi yang sebenarnya terjadi.

Nah, untuk mengetahui kebenarannya, wartawan Jawa Pos Radar Jember langsung mendatangi dapur umum di Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) Kaliwates Jember. Hal tersebut penting karena dapur umum menjadi penanggung jawab atas ketersediaan makanan warga yang sedang dikarantina. Hasilnya, apa yang tersebar di media sosial justru berbanding terbalik dengan kenyataan. Ada kesalahan yang tidak perlu terulang. Lebih baik, setiap warga mengedepankan kejujuran.

Ceritanya, seluruh warga yang dikarantina demi penanganan Covid-19 telah didata siapa saja yang berpuasa dan siapa yang tidak. Pendataan dilakukan sehari sebelum puasa. Tepatnya pada Kamis (24/4). Diketahui, ada 5 orang yang menyatakan tidak berpuasa dari total 170-an orang.

Nah, Jumat (24/4) dini hari, pihak dapur umum mengirim sebanyak 200 nasi untuk memenuhi kebutuhan warga yang berada di JSG. Seluruhnya melakukan santap sahur. Begitu waktu imsak, beberapa nasi bungkus dengan lauk telur dan lauk ikan lele kontan masih banyak yang tersisa.

“Jumlah setiap pengiriman pasti kami lebihkan. Jadi, saat itu kami mengirim 200 nasi untuk memenuhi 170-an warga. Itu untuk yang dikarantina maupun petugasnya. Ada nasi pakai ikan lele dan ada nasi pakai telur. Jadi, semuanya masih segar karena masaknya malam untuk dini hari,” papar Koordinator Liposos Dinsos, Rony Efendy.

Setelah pagi harinya atau Jumat pagi, Dapur Umum Liposos mengirim 20 nasi untuk memenuhi 5 warga yang sudah menyatakan tidak berpuasa. Siapa sangka, pagi hari itu ada lebih dari 20 orang yang tidak berpuasa tanpa diketahui pihak Liposos. Nasi yang jumlahnya 20 kemudian diberikan kepada 5 orang yang tidak berpuasa. Sementara sisanya dimakan oleh warga yang medot puasa.

Di sinilah, beberapa warga yang malu-malu menyatakan tidak berpuasa, akhirnya dapat nasi yang sudah basi. Nasi tersebut didapat warga dari sisa nasi sahur.

“Nasi itu disebut basi, ya pasti basi. Wong itu nasi sisa sahur. Jadi begini, lantaran tidak jujur, akhirnya tidak disiapkan sarapan pagi. Dapur umum sudah mengirim 20 nasi untuk sarapan pagi untuk 5 orang. Ternyata 20 itu masih kurang karena banyak yang tidak berpuasa tanpa memberi tahu,” bebernya.

Akibat malu-malu itu lah, warga yang awalnya mengaku berpuasa, malah medot puasa tanpa memberi tahu ke petugas. Akhirnya, mereka dapat nasi basi. Kendati demikian, warga yang dapat nasi basi itu pun akhirnya diberi nasi yang layak makan.

Berangkat dari pengalaman hari pertama puasa, Rony selajutnya menegaskan agar petugas maupun warga tetap berprilaku jujur. Puasa atau tidak?. Jika tidak berpuasa, sebaiknya bilang terus terang agar dibuatkan jatah makanan. “Untuk hari ini, kami siapkan 125 nasi bungkus untuk yang tidak puasa. Sementara untuk berbuka kami siapkan 300 nasi bungkus. Saya mengimbau kalau ada yang tidak berpuasa jujur saja agar dapat jatah makan,” ulasnya.

Sementara itu, Roni juga mengimbau kepada netizen agar tidak membesar-besarkan hal yang kecil. Apalagi, memberi komentar tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Kalau merasa ingin membantu, silahkan datang ke Liposos Jember. Silakan menjadi relawan untuk membantu memasak di dapur umum,” imbaunya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca