Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER LOR, Radar Jember – Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) BKL Simeon–Hanna merupakan salah satu upaya pendidikan nonformal lintas agama pertama di Jawa Timur. Acara itu diresmikan di Gereja Aula Titus Brasma Gereja Santo Yusuf Jember, Sabtu (24/3).
BACA JUGA : Bangun Kerja Sama, Hidupkan Poskamling
Selantang merupakan bentuk toleransi umat Katolik terhadap semua agama. Lurah Kepatihan Rio Hendawan Nusantara serta peserta yang memiliki usia paling tua, 77 tahun, juga hadir dalam kegiatan tersebut. Tujuan pembentukan Selantang yakni membentuk sekolah lansia, supaya lansia bisa berkualitas dan sejahtera.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Sekolah lansia tangguh memang pertama kali didirikan di Jember. Malahan pertama kali juga di Jawa Timur dan pembeda dari sekolah lansia yang lain adalah sekolah lansia ini sekolah lintas agama. Tidak hanya beragama Katolik, tapi seluruh agama, baik Islam, Hindu, Buddha, maupun Konghucu, dan untuk saat ini usia maksimal yang ada di Selantang adalah 77 tahun,” beber Romo Yoseph Utus c.a.r.m, Kepala Gereja Santo Yusuf Jember.
Harapannya, setiap tahun ada sekolah lansia yang didirikan lagi. Sehingga para lansia juga mendapat sentuhan dari pemerintah. Serta mendapatkan lingkungan yang sejahtera supaya tetap bahagia dan produktif.
- Advertisement -
JEMBER LOR, Radar Jember – Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) BKL Simeon–Hanna merupakan salah satu upaya pendidikan nonformal lintas agama pertama di Jawa Timur. Acara itu diresmikan di Gereja Aula Titus Brasma Gereja Santo Yusuf Jember, Sabtu (24/3).
BACA JUGA : Bangun Kerja Sama, Hidupkan Poskamling
Selantang merupakan bentuk toleransi umat Katolik terhadap semua agama. Lurah Kepatihan Rio Hendawan Nusantara serta peserta yang memiliki usia paling tua, 77 tahun, juga hadir dalam kegiatan tersebut. Tujuan pembentukan Selantang yakni membentuk sekolah lansia, supaya lansia bisa berkualitas dan sejahtera.
“Sekolah lansia tangguh memang pertama kali didirikan di Jember. Malahan pertama kali juga di Jawa Timur dan pembeda dari sekolah lansia yang lain adalah sekolah lansia ini sekolah lintas agama. Tidak hanya beragama Katolik, tapi seluruh agama, baik Islam, Hindu, Buddha, maupun Konghucu, dan untuk saat ini usia maksimal yang ada di Selantang adalah 77 tahun,” beber Romo Yoseph Utus c.a.r.m, Kepala Gereja Santo Yusuf Jember.
Harapannya, setiap tahun ada sekolah lansia yang didirikan lagi. Sehingga para lansia juga mendapat sentuhan dari pemerintah. Serta mendapatkan lingkungan yang sejahtera supaya tetap bahagia dan produktif.
JEMBER LOR, Radar Jember – Sekolah Lansia Tangguh (Selantang) BKL Simeon–Hanna merupakan salah satu upaya pendidikan nonformal lintas agama pertama di Jawa Timur. Acara itu diresmikan di Gereja Aula Titus Brasma Gereja Santo Yusuf Jember, Sabtu (24/3).
BACA JUGA : Bangun Kerja Sama, Hidupkan Poskamling
Selantang merupakan bentuk toleransi umat Katolik terhadap semua agama. Lurah Kepatihan Rio Hendawan Nusantara serta peserta yang memiliki usia paling tua, 77 tahun, juga hadir dalam kegiatan tersebut. Tujuan pembentukan Selantang yakni membentuk sekolah lansia, supaya lansia bisa berkualitas dan sejahtera.
“Sekolah lansia tangguh memang pertama kali didirikan di Jember. Malahan pertama kali juga di Jawa Timur dan pembeda dari sekolah lansia yang lain adalah sekolah lansia ini sekolah lintas agama. Tidak hanya beragama Katolik, tapi seluruh agama, baik Islam, Hindu, Buddha, maupun Konghucu, dan untuk saat ini usia maksimal yang ada di Selantang adalah 77 tahun,” beber Romo Yoseph Utus c.a.r.m, Kepala Gereja Santo Yusuf Jember.
Harapannya, setiap tahun ada sekolah lansia yang didirikan lagi. Sehingga para lansia juga mendapat sentuhan dari pemerintah. Serta mendapatkan lingkungan yang sejahtera supaya tetap bahagia dan produktif.