26.8 C
Jember
Sunday, 2 April 2023

Bubur Ayam Gladak Kembar Rasanya Nikmat Melekat di Lidah

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sekilas, nama Bubur Mbak Sor Margaret terdengar asing. Namun, jika ditelaah lebih dalam, nama itu mengandung maksud untuk menarik pelanggan. Kok bisa?

Perjalanan Sri Musripah mencari jati diri nyatanya membuahkan hasil. Yakni dengan membuat olahan bubur ayam yang banyak digandrungi pelanggan. Salah satunya dengan mencicipi banyak bubur ayam semasa merantau. Di antaranya di Surabaya dan Jakarta.

Setelah pulang dari perantauan, dia coba membuka usaha sendiri. Tepatnya, pada 2009. Namun, tidak semudah itu. Dia juga mengalami masa pencarian sekitar dua tahun hingga bubur ayamnya benar-benar nikmat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Lantas, mengapa diberi nama Bubur Ayam Mbak Sor Margaret? “Dulu, pernah ingin saya beri nama seperti ibu angkat saya, tapi nggak jadi. Namun, yang terlintas adalah nama Margaret,” paparnya. Nama itu spontan muncul di pikirannya kala itu. Maksudnya, hanya ingin menggugah rasa penasaran seseorang.

Sontak, banyak yang penasaran, mampir untuk beli dan bertanya, lalu ketagihan dengan rasa bubur ayam miliknya. Bahkan, kini penikmatnya cukup banyak. Kerap juga dipesan dalam jumlah besar untuk berbagai acara. Mulai dari acara kelompok maupun pesanan rumah sakit untuk para pasien. Bahkan, sering dibeli mantan bupati Jember Faida saat masih menjabat.

Selain itu, dia mengaku bahwa pihaknya tidak terdampak meski pandemi. “Alhamdulillah, malah untung,” ucapnya. Sebab, banyak orang sakit yang memesan buburnya melalui ojek online.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sekilas, nama Bubur Mbak Sor Margaret terdengar asing. Namun, jika ditelaah lebih dalam, nama itu mengandung maksud untuk menarik pelanggan. Kok bisa?

Perjalanan Sri Musripah mencari jati diri nyatanya membuahkan hasil. Yakni dengan membuat olahan bubur ayam yang banyak digandrungi pelanggan. Salah satunya dengan mencicipi banyak bubur ayam semasa merantau. Di antaranya di Surabaya dan Jakarta.

Setelah pulang dari perantauan, dia coba membuka usaha sendiri. Tepatnya, pada 2009. Namun, tidak semudah itu. Dia juga mengalami masa pencarian sekitar dua tahun hingga bubur ayamnya benar-benar nikmat.

Lantas, mengapa diberi nama Bubur Ayam Mbak Sor Margaret? “Dulu, pernah ingin saya beri nama seperti ibu angkat saya, tapi nggak jadi. Namun, yang terlintas adalah nama Margaret,” paparnya. Nama itu spontan muncul di pikirannya kala itu. Maksudnya, hanya ingin menggugah rasa penasaran seseorang.

Sontak, banyak yang penasaran, mampir untuk beli dan bertanya, lalu ketagihan dengan rasa bubur ayam miliknya. Bahkan, kini penikmatnya cukup banyak. Kerap juga dipesan dalam jumlah besar untuk berbagai acara. Mulai dari acara kelompok maupun pesanan rumah sakit untuk para pasien. Bahkan, sering dibeli mantan bupati Jember Faida saat masih menjabat.

Selain itu, dia mengaku bahwa pihaknya tidak terdampak meski pandemi. “Alhamdulillah, malah untung,” ucapnya. Sebab, banyak orang sakit yang memesan buburnya melalui ojek online.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sekilas, nama Bubur Mbak Sor Margaret terdengar asing. Namun, jika ditelaah lebih dalam, nama itu mengandung maksud untuk menarik pelanggan. Kok bisa?

Perjalanan Sri Musripah mencari jati diri nyatanya membuahkan hasil. Yakni dengan membuat olahan bubur ayam yang banyak digandrungi pelanggan. Salah satunya dengan mencicipi banyak bubur ayam semasa merantau. Di antaranya di Surabaya dan Jakarta.

Setelah pulang dari perantauan, dia coba membuka usaha sendiri. Tepatnya, pada 2009. Namun, tidak semudah itu. Dia juga mengalami masa pencarian sekitar dua tahun hingga bubur ayamnya benar-benar nikmat.

Lantas, mengapa diberi nama Bubur Ayam Mbak Sor Margaret? “Dulu, pernah ingin saya beri nama seperti ibu angkat saya, tapi nggak jadi. Namun, yang terlintas adalah nama Margaret,” paparnya. Nama itu spontan muncul di pikirannya kala itu. Maksudnya, hanya ingin menggugah rasa penasaran seseorang.

Sontak, banyak yang penasaran, mampir untuk beli dan bertanya, lalu ketagihan dengan rasa bubur ayam miliknya. Bahkan, kini penikmatnya cukup banyak. Kerap juga dipesan dalam jumlah besar untuk berbagai acara. Mulai dari acara kelompok maupun pesanan rumah sakit untuk para pasien. Bahkan, sering dibeli mantan bupati Jember Faida saat masih menjabat.

Selain itu, dia mengaku bahwa pihaknya tidak terdampak meski pandemi. “Alhamdulillah, malah untung,” ucapnya. Sebab, banyak orang sakit yang memesan buburnya melalui ojek online.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca