JEMBER, RADARJEMBER.ID – Semarak peringatan Hari Guru Nasional (HGN), 25 November, tidak berlangsung gegap gempita. Melainkan dirayakan dengan cara sederhana. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah guru di SLB Negeri Branjangan Jember, kemarin (25/11). Mereka saling bertukar hadiah. Meski berlangsung sederhana, tapi peringatan itu terasa istimewa.
Pagi kemarin, puluhan guru berjajar di halaman SLB Negeri Branjangan Jember. Mereka mengenakan batik putih hitam, khas seragam PGRI Jember. Tak hanya antarguru yang bertukar kado, ada juga beberapa murid yang memberikan hadiah kepada gurunya. Momentum semacam ini cukup mengharukan karena jarang terjadi. “Kami merayakan secara sederhana. Bertukar kado,” kata Umi Salamah, Kepala SLB Negeri Jember.
Umi menjelaskan, kado yang ditukarkan itu dianjurkan bernilai sekitar Rp 20 ribu. Meski begitu, jika ada yang mau memberikan lebih tetap dipersilakan. “Maksud saya biar tidak memberatkan teman-teman honorer. Makanya dibikin sama,” ucapnya.
Di SLB Negeri Branjangan Jember jumlah guru honorer tidak banyak. Hanya delapan orang. Sementara, yang berstatus PNS lebih dari itu. Soal kesejahteraan, tentu guru honorer masih di bawah yang berstatus PNS. Anis, salah satu tenaga honorer di SLB Negeri Branjangan Jember, mengungkapkan, gajinya selama ini berkisar Rp 300 ribu per bulan. Untuk menopang kebutuhan kesehariannya, dia harus bekerja paruh waktu sebagai penerjemah bahasa isyarat.
Kondisi kesejahteraan guru memang masih menjadi isu krusial yang hingga saat ini belum tuntas tertangani. Ketua PGRI Jember Supriyono mengatakan, sebenarnya persoalan gaji guru honorer sudah mengalami perbaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dibuktikan dengan adanya SK untuk guru honorer dari Bupati Jember. “Mereka yang sudah menerima SK gajinya sudah mencapai Rp 1,5 juta,” terangnya.
Sedangkan bagi yang belum, saat ini masih diupayakan agar dapat menerima SK, sehingga besaran gajinya bisa naik. “Rata-rata kisaran Rp 750 ribu untuk guru honorer yang belum menerima SK. Tapi, itu bergantung pada sekolahnya juga, ” beber Supriyono.
Ia mengungkapkan, setidaknya masih ada sekitar 1.500 guru honorer yang belum mendapatkan SK. Jumlah itu akan diajukan pada 2022 mendatang. “Kami dorong supaya mengajukan,” ungkapnya.
Secara umum, Supriyono menyebut, kesejahteraan guru honorer telah mengalami peningkatan. Mulai dari adanya SK naik pangkat, SK untuk honorer, hingga pengangkatan kepala sekolah yang dilakukan secara bertahap. “Jika dibandingkan dengan sebelumnya, saat ini sudah mengalami peningkatan dari segala aspek,” ujarnya. Ia berharap, melalui momentum HGN tersebut mutu pendidikan di Jember makin meningkat dari sebelumnya.
Reporter : Dian Cahyani/Radar Jember
Fotografer : Rendra For Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember