Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Prediksi terjadinya El Nino di Indonesia juga sampai pada Jember. Pemanasan suhu muka air laut itu dikabarkan akan dijumpai pada Juli, Agustus, hingga akhir tahun. Hal itu bisa berakibat pada terjadinya bencana kekeringan.
BACA JUGA : Ada Latihan Menembak di Pandanwangi, Nelayan Jember Diminta Waspada Tinggi
Dosen Ilmu Lingkungan dan Ekologi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember (Unej), Hari Sulistiyowati, mengungkapkan, El Nino berkaitan erat dengan perputaran bumi yang bergerak mendekati matahari. “Itu yang menyebabkan perubahan kenaikan suhu, apalagi ditunjang dengan perubahan ekosistem bumi,” terangnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Kurangnya vegetasi tanaman memperparah kondisi tersebut. Salah satunya emisi karbondioksida (CO2) menjadi lebih banyak. Menurutnya, El Nino berhubungan dengan meningkatnya suhu. Udara bergerak dari kondisi bertekanan tinggi ke rendah. Begitu pun dengan suhu. “Ini memengaruhi gelombang air laut,” papar Hari.
El Nino yang akan terjadi di Jember, kata dia, membuat kondisi cenderung kering dan kemarau panjang. Suhu menjadi lebih panas, bisa mencapai 33 sampai 35 derajat Celsius. Hal ini bisa menurunkan hasil pertanian, terutama pada sawah-sawah tadah hujan.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Prediksi terjadinya El Nino di Indonesia juga sampai pada Jember. Pemanasan suhu muka air laut itu dikabarkan akan dijumpai pada Juli, Agustus, hingga akhir tahun. Hal itu bisa berakibat pada terjadinya bencana kekeringan.
BACA JUGA : Ada Latihan Menembak di Pandanwangi, Nelayan Jember Diminta Waspada Tinggi
Dosen Ilmu Lingkungan dan Ekologi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember (Unej), Hari Sulistiyowati, mengungkapkan, El Nino berkaitan erat dengan perputaran bumi yang bergerak mendekati matahari. “Itu yang menyebabkan perubahan kenaikan suhu, apalagi ditunjang dengan perubahan ekosistem bumi,” terangnya.
Kurangnya vegetasi tanaman memperparah kondisi tersebut. Salah satunya emisi karbondioksida (CO2) menjadi lebih banyak. Menurutnya, El Nino berhubungan dengan meningkatnya suhu. Udara bergerak dari kondisi bertekanan tinggi ke rendah. Begitu pun dengan suhu. “Ini memengaruhi gelombang air laut,” papar Hari.
El Nino yang akan terjadi di Jember, kata dia, membuat kondisi cenderung kering dan kemarau panjang. Suhu menjadi lebih panas, bisa mencapai 33 sampai 35 derajat Celsius. Hal ini bisa menurunkan hasil pertanian, terutama pada sawah-sawah tadah hujan.
SUMBERSARI, Radar Jember – Prediksi terjadinya El Nino di Indonesia juga sampai pada Jember. Pemanasan suhu muka air laut itu dikabarkan akan dijumpai pada Juli, Agustus, hingga akhir tahun. Hal itu bisa berakibat pada terjadinya bencana kekeringan.
BACA JUGA : Ada Latihan Menembak di Pandanwangi, Nelayan Jember Diminta Waspada Tinggi
Dosen Ilmu Lingkungan dan Ekologi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Jember (Unej), Hari Sulistiyowati, mengungkapkan, El Nino berkaitan erat dengan perputaran bumi yang bergerak mendekati matahari. “Itu yang menyebabkan perubahan kenaikan suhu, apalagi ditunjang dengan perubahan ekosistem bumi,” terangnya.
Kurangnya vegetasi tanaman memperparah kondisi tersebut. Salah satunya emisi karbondioksida (CO2) menjadi lebih banyak. Menurutnya, El Nino berhubungan dengan meningkatnya suhu. Udara bergerak dari kondisi bertekanan tinggi ke rendah. Begitu pun dengan suhu. “Ini memengaruhi gelombang air laut,” papar Hari.
El Nino yang akan terjadi di Jember, kata dia, membuat kondisi cenderung kering dan kemarau panjang. Suhu menjadi lebih panas, bisa mencapai 33 sampai 35 derajat Celsius. Hal ini bisa menurunkan hasil pertanian, terutama pada sawah-sawah tadah hujan.