28.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Tertibkan Data Kemiskinan dan Bantuan

Mobile_AP_Rectangle 1

PANTI, Radar Jember – Seperti biasanya, setiap akhir pekan, tepatnya Jumat dan Sabtu, Bupati Jember Hendy Siswanto dan dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman turun langsung ke masyarakat. Keduanya menyapa dan berdialog langsung dengan warga melalui program Jember Hadir untuk Rakyat (J-HUR).

Pada pekan terakhir Februari ini, J-HUR berlangsung di Kecamatan Panti. Kegiatan dimulai dengan meninjau dan menyapa personel Koramil dan Polsek Panti. Kemudian meninjau pelaksanaan vaksinasi, hingga meninjau bazar stan minyak murah di halaman kantor camat setempat.

Selanjutnya, keduanya bersama jajaran pimpinan OPD melaksanakan audiensi bersama camat dan para kepala desa (kades) se-Kecamatan Panti. Pada saat serap aspirasi kades, tampaknya masalah kemiskinan merupakan hal yang cukup banyak disampaikan. Pada saat itu pula, Pemkab Jember langsung melakukan pendataan kemiskinan dengan meminta datanya kepada para kades. Selanjutnya, para kades melakukan pemaparan sejumlah program kerja ke depannya, hingga penyampaian berbagai persoalan di desa masing-masing. “Kami catat dan carikan solusi. Karena J-HUR ini isinya curhat-curhatan, kami komunikasi dua arah,” ungkap Bupati Hendy.

Mobile_AP_Rectangle 2

Bahkan tak lupa, setiap kades juga memaparkan berbagai potensi ekonomi dan produk unggulan di daerahnya masing-masing. Misalnya, Desa Kemuningsari Lor yang memiliki marning ketan putih, getuk pisang, dan kerupuk kertas. Desa Glagahwero mempunyai anyaman bambu dan jamur tiram, Desa Suci memiliki home industry aluminium, pupuk cair organik berupa urine sapi, keripik singkong rasa-rasa, dan kerajinan talikur, serta Desa Pakis yang mempunyai buah durian, minyak asiri, dan makanan olahan dari tepung ketela.

Menurutnya, masalah kemiskinan di Jember memang masih tinggi. Di mana, dari 2,5 juta warga Jember 300 di antaranya masih termasuk dalam data kemiskinan. Pendataan yang dilakukan kemudian akan dicocokkan dengan data penerima bantuan sosial yang ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos) setempat.

“Yang kurang mampu dan belum mendapat bantuan, bisa ditanyakan, dilaporkan ke kades. Karena sampai sekarang pembagian ada yang tidak sesuai. Maka perlu juga memberikan data yang betul,” katanya.

Untuk memastikan kebenaran data penerima bantuan serta kemiskinan itu, Pemkab Jember akan melakukan peninjauan lapangan melalui verifikasi faktual (verfal) yang akan dilakukan oleh mahasiswa magang.

“Maret kami dibantu mahasiswa Unej melakukan verfal. Mencocokkan nama, apakah memang kurang beruntung atau tidak,” lanjutnya.
Pendataan tersebut akan berlangsung selama 3 bulan, sehingga ditargetkan rampung Juni mendatang.

Pada kesempatan ngantor di desa tersebut, Bupati Hendy dan Gus Firjaun pun tak hanya berinteraksi dengan kades. Keduanya juga berinteraksi langsung dengan masyarakat, mulai dari gapoktan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, pokdarwis, pelaku UMKM, serta pelaku usaha setempat. (del/c2/nur)

- Advertisement -

PANTI, Radar Jember – Seperti biasanya, setiap akhir pekan, tepatnya Jumat dan Sabtu, Bupati Jember Hendy Siswanto dan dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman turun langsung ke masyarakat. Keduanya menyapa dan berdialog langsung dengan warga melalui program Jember Hadir untuk Rakyat (J-HUR).

Pada pekan terakhir Februari ini, J-HUR berlangsung di Kecamatan Panti. Kegiatan dimulai dengan meninjau dan menyapa personel Koramil dan Polsek Panti. Kemudian meninjau pelaksanaan vaksinasi, hingga meninjau bazar stan minyak murah di halaman kantor camat setempat.

Selanjutnya, keduanya bersama jajaran pimpinan OPD melaksanakan audiensi bersama camat dan para kepala desa (kades) se-Kecamatan Panti. Pada saat serap aspirasi kades, tampaknya masalah kemiskinan merupakan hal yang cukup banyak disampaikan. Pada saat itu pula, Pemkab Jember langsung melakukan pendataan kemiskinan dengan meminta datanya kepada para kades. Selanjutnya, para kades melakukan pemaparan sejumlah program kerja ke depannya, hingga penyampaian berbagai persoalan di desa masing-masing. “Kami catat dan carikan solusi. Karena J-HUR ini isinya curhat-curhatan, kami komunikasi dua arah,” ungkap Bupati Hendy.

Bahkan tak lupa, setiap kades juga memaparkan berbagai potensi ekonomi dan produk unggulan di daerahnya masing-masing. Misalnya, Desa Kemuningsari Lor yang memiliki marning ketan putih, getuk pisang, dan kerupuk kertas. Desa Glagahwero mempunyai anyaman bambu dan jamur tiram, Desa Suci memiliki home industry aluminium, pupuk cair organik berupa urine sapi, keripik singkong rasa-rasa, dan kerajinan talikur, serta Desa Pakis yang mempunyai buah durian, minyak asiri, dan makanan olahan dari tepung ketela.

Menurutnya, masalah kemiskinan di Jember memang masih tinggi. Di mana, dari 2,5 juta warga Jember 300 di antaranya masih termasuk dalam data kemiskinan. Pendataan yang dilakukan kemudian akan dicocokkan dengan data penerima bantuan sosial yang ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos) setempat.

“Yang kurang mampu dan belum mendapat bantuan, bisa ditanyakan, dilaporkan ke kades. Karena sampai sekarang pembagian ada yang tidak sesuai. Maka perlu juga memberikan data yang betul,” katanya.

Untuk memastikan kebenaran data penerima bantuan serta kemiskinan itu, Pemkab Jember akan melakukan peninjauan lapangan melalui verifikasi faktual (verfal) yang akan dilakukan oleh mahasiswa magang.

“Maret kami dibantu mahasiswa Unej melakukan verfal. Mencocokkan nama, apakah memang kurang beruntung atau tidak,” lanjutnya.
Pendataan tersebut akan berlangsung selama 3 bulan, sehingga ditargetkan rampung Juni mendatang.

Pada kesempatan ngantor di desa tersebut, Bupati Hendy dan Gus Firjaun pun tak hanya berinteraksi dengan kades. Keduanya juga berinteraksi langsung dengan masyarakat, mulai dari gapoktan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, pokdarwis, pelaku UMKM, serta pelaku usaha setempat. (del/c2/nur)

PANTI, Radar Jember – Seperti biasanya, setiap akhir pekan, tepatnya Jumat dan Sabtu, Bupati Jember Hendy Siswanto dan dan Wakil Bupati Muhammad Balya Firjaun Barlaman turun langsung ke masyarakat. Keduanya menyapa dan berdialog langsung dengan warga melalui program Jember Hadir untuk Rakyat (J-HUR).

Pada pekan terakhir Februari ini, J-HUR berlangsung di Kecamatan Panti. Kegiatan dimulai dengan meninjau dan menyapa personel Koramil dan Polsek Panti. Kemudian meninjau pelaksanaan vaksinasi, hingga meninjau bazar stan minyak murah di halaman kantor camat setempat.

Selanjutnya, keduanya bersama jajaran pimpinan OPD melaksanakan audiensi bersama camat dan para kepala desa (kades) se-Kecamatan Panti. Pada saat serap aspirasi kades, tampaknya masalah kemiskinan merupakan hal yang cukup banyak disampaikan. Pada saat itu pula, Pemkab Jember langsung melakukan pendataan kemiskinan dengan meminta datanya kepada para kades. Selanjutnya, para kades melakukan pemaparan sejumlah program kerja ke depannya, hingga penyampaian berbagai persoalan di desa masing-masing. “Kami catat dan carikan solusi. Karena J-HUR ini isinya curhat-curhatan, kami komunikasi dua arah,” ungkap Bupati Hendy.

Bahkan tak lupa, setiap kades juga memaparkan berbagai potensi ekonomi dan produk unggulan di daerahnya masing-masing. Misalnya, Desa Kemuningsari Lor yang memiliki marning ketan putih, getuk pisang, dan kerupuk kertas. Desa Glagahwero mempunyai anyaman bambu dan jamur tiram, Desa Suci memiliki home industry aluminium, pupuk cair organik berupa urine sapi, keripik singkong rasa-rasa, dan kerajinan talikur, serta Desa Pakis yang mempunyai buah durian, minyak asiri, dan makanan olahan dari tepung ketela.

Menurutnya, masalah kemiskinan di Jember memang masih tinggi. Di mana, dari 2,5 juta warga Jember 300 di antaranya masih termasuk dalam data kemiskinan. Pendataan yang dilakukan kemudian akan dicocokkan dengan data penerima bantuan sosial yang ditangani oleh Dinas Sosial (Dinsos) setempat.

“Yang kurang mampu dan belum mendapat bantuan, bisa ditanyakan, dilaporkan ke kades. Karena sampai sekarang pembagian ada yang tidak sesuai. Maka perlu juga memberikan data yang betul,” katanya.

Untuk memastikan kebenaran data penerima bantuan serta kemiskinan itu, Pemkab Jember akan melakukan peninjauan lapangan melalui verifikasi faktual (verfal) yang akan dilakukan oleh mahasiswa magang.

“Maret kami dibantu mahasiswa Unej melakukan verfal. Mencocokkan nama, apakah memang kurang beruntung atau tidak,” lanjutnya.
Pendataan tersebut akan berlangsung selama 3 bulan, sehingga ditargetkan rampung Juni mendatang.

Pada kesempatan ngantor di desa tersebut, Bupati Hendy dan Gus Firjaun pun tak hanya berinteraksi dengan kades. Keduanya juga berinteraksi langsung dengan masyarakat, mulai dari gapoktan, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, pokdarwis, pelaku UMKM, serta pelaku usaha setempat. (del/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca