30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Warga Ambulu Tak Khawatir Tsunami Lagi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Warga Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, mulai tenang, karena setelah tanggal 21 Desember lewat, di wilayahnya tidak terjadi bencana seperti yang ditakutkan. Sebelumnya, mereka sempat khawatir kampungnya akan dilanda tsunami setelah peringatan gelombang tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) beredar di media sosial (medsos). Warga sempat mengira peringatan gelombang tinggi tersebut merupakan peringatan dini tentang adanya tsunami.

Kapolsek Ambulu AKP Ma’rup mengatakan, bersama jajaran pemerintah dan relawan, pihaknya melakukan sosialisasi tentang potensi bencana itu. Bahkan, juga sampai mengumpulkan warga di balai dusun setempat. Warga diberi pemahaman tentang isu yang beredar bahwa kabar tentang bakal datangnya tsunami itu tidak benar. “Kalau memang akan terjadi, pasti sudah ada instruksi dari pemerintah atau pihak terkait. Namun, kalau ibu-ibu dan bapak-bapak di rumah ada pelampung, disiapkan saja. Jangan hanya dibuat hiasan,” katanya, yang disambut tawa warga.

Kendati begitu, Ma’rup tetap menyarankan agar warga siaga. Bahkan, dia meminta warga yang mempunyai kendaraan bermotor agar memarkir dengan mode siaga. Jika biasanya parkir menghadap ke dalam rumah, sekarang dibalik, menghadap keluar. “Sehingga kalau ada tanda-tanda mau ada tsunami, kendaraan sudah siap dinaiki untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kepala Dusun Watu Ulo Ngadi menuturkan, tanggal 15 dalam penanggalan Jawa itu memang rata-rata air laut akan pasang. Kondisi alam seperti ini sudah biasa terjadi. Dan warga setempat yang rata-rata adalah nelayan sudah memahami peristiwa tersebut. Namun, beredarnya kabar di medsos yang menyebut akan terjadi tsunami sempat meresahkan. “Menjelang tanggal 21 (Desember, Red) itu banyak yang menelepon dan meminta agar warga Dusun Watu Ulo ini mengungsi,” ucapnya.

Kala itu, kepanikan sempat menghantui warga. Dalam kondisi yang demikian, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Memberikan imbauan pun dirasa percuma. Sebab, warga sudah telanjur termakan isu bahwa hari Selasa tanggal 21 Desember itu akan terjadi tsunami. “Akhirnya kami bersama babinsa dan bhabinkamtibmas berinisiatif menjaga lingkungan,” tuturnya.

Sejak sehari sebelumnya, beberapa warga bersama petugas keamanan menjaga rumah-rumah warga yang ditinggal mengungsi ke tempat saudaranya di desa lain. Seperti Rambipuji, Mumbulsari, bahkan kota Jember. Sedangkan warga yang bekerja sebagai nelayan, sebagian tetap melaut seperti biasanya. Namun, jumlahnya tidak banyak.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Warga Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, mulai tenang, karena setelah tanggal 21 Desember lewat, di wilayahnya tidak terjadi bencana seperti yang ditakutkan. Sebelumnya, mereka sempat khawatir kampungnya akan dilanda tsunami setelah peringatan gelombang tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) beredar di media sosial (medsos). Warga sempat mengira peringatan gelombang tinggi tersebut merupakan peringatan dini tentang adanya tsunami.

Kapolsek Ambulu AKP Ma’rup mengatakan, bersama jajaran pemerintah dan relawan, pihaknya melakukan sosialisasi tentang potensi bencana itu. Bahkan, juga sampai mengumpulkan warga di balai dusun setempat. Warga diberi pemahaman tentang isu yang beredar bahwa kabar tentang bakal datangnya tsunami itu tidak benar. “Kalau memang akan terjadi, pasti sudah ada instruksi dari pemerintah atau pihak terkait. Namun, kalau ibu-ibu dan bapak-bapak di rumah ada pelampung, disiapkan saja. Jangan hanya dibuat hiasan,” katanya, yang disambut tawa warga.

Kendati begitu, Ma’rup tetap menyarankan agar warga siaga. Bahkan, dia meminta warga yang mempunyai kendaraan bermotor agar memarkir dengan mode siaga. Jika biasanya parkir menghadap ke dalam rumah, sekarang dibalik, menghadap keluar. “Sehingga kalau ada tanda-tanda mau ada tsunami, kendaraan sudah siap dinaiki untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

Kepala Dusun Watu Ulo Ngadi menuturkan, tanggal 15 dalam penanggalan Jawa itu memang rata-rata air laut akan pasang. Kondisi alam seperti ini sudah biasa terjadi. Dan warga setempat yang rata-rata adalah nelayan sudah memahami peristiwa tersebut. Namun, beredarnya kabar di medsos yang menyebut akan terjadi tsunami sempat meresahkan. “Menjelang tanggal 21 (Desember, Red) itu banyak yang menelepon dan meminta agar warga Dusun Watu Ulo ini mengungsi,” ucapnya.

Kala itu, kepanikan sempat menghantui warga. Dalam kondisi yang demikian, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Memberikan imbauan pun dirasa percuma. Sebab, warga sudah telanjur termakan isu bahwa hari Selasa tanggal 21 Desember itu akan terjadi tsunami. “Akhirnya kami bersama babinsa dan bhabinkamtibmas berinisiatif menjaga lingkungan,” tuturnya.

Sejak sehari sebelumnya, beberapa warga bersama petugas keamanan menjaga rumah-rumah warga yang ditinggal mengungsi ke tempat saudaranya di desa lain. Seperti Rambipuji, Mumbulsari, bahkan kota Jember. Sedangkan warga yang bekerja sebagai nelayan, sebagian tetap melaut seperti biasanya. Namun, jumlahnya tidak banyak.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Warga Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, mulai tenang, karena setelah tanggal 21 Desember lewat, di wilayahnya tidak terjadi bencana seperti yang ditakutkan. Sebelumnya, mereka sempat khawatir kampungnya akan dilanda tsunami setelah peringatan gelombang tinggi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) beredar di media sosial (medsos). Warga sempat mengira peringatan gelombang tinggi tersebut merupakan peringatan dini tentang adanya tsunami.

Kapolsek Ambulu AKP Ma’rup mengatakan, bersama jajaran pemerintah dan relawan, pihaknya melakukan sosialisasi tentang potensi bencana itu. Bahkan, juga sampai mengumpulkan warga di balai dusun setempat. Warga diberi pemahaman tentang isu yang beredar bahwa kabar tentang bakal datangnya tsunami itu tidak benar. “Kalau memang akan terjadi, pasti sudah ada instruksi dari pemerintah atau pihak terkait. Namun, kalau ibu-ibu dan bapak-bapak di rumah ada pelampung, disiapkan saja. Jangan hanya dibuat hiasan,” katanya, yang disambut tawa warga.

Kendati begitu, Ma’rup tetap menyarankan agar warga siaga. Bahkan, dia meminta warga yang mempunyai kendaraan bermotor agar memarkir dengan mode siaga. Jika biasanya parkir menghadap ke dalam rumah, sekarang dibalik, menghadap keluar. “Sehingga kalau ada tanda-tanda mau ada tsunami, kendaraan sudah siap dinaiki untuk menyelamatkan diri,” ujarnya.

Kepala Dusun Watu Ulo Ngadi menuturkan, tanggal 15 dalam penanggalan Jawa itu memang rata-rata air laut akan pasang. Kondisi alam seperti ini sudah biasa terjadi. Dan warga setempat yang rata-rata adalah nelayan sudah memahami peristiwa tersebut. Namun, beredarnya kabar di medsos yang menyebut akan terjadi tsunami sempat meresahkan. “Menjelang tanggal 21 (Desember, Red) itu banyak yang menelepon dan meminta agar warga Dusun Watu Ulo ini mengungsi,” ucapnya.

Kala itu, kepanikan sempat menghantui warga. Dalam kondisi yang demikian, pihaknya tak bisa berbuat banyak. Memberikan imbauan pun dirasa percuma. Sebab, warga sudah telanjur termakan isu bahwa hari Selasa tanggal 21 Desember itu akan terjadi tsunami. “Akhirnya kami bersama babinsa dan bhabinkamtibmas berinisiatif menjaga lingkungan,” tuturnya.

Sejak sehari sebelumnya, beberapa warga bersama petugas keamanan menjaga rumah-rumah warga yang ditinggal mengungsi ke tempat saudaranya di desa lain. Seperti Rambipuji, Mumbulsari, bahkan kota Jember. Sedangkan warga yang bekerja sebagai nelayan, sebagian tetap melaut seperti biasanya. Namun, jumlahnya tidak banyak.

 

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca