BANYAK yang mengira, pendidikan di pondok pesantren hanya berfokus pada materi keagamaan saja. Namun, jika dilihat lebih dekat, ternyata mereka juga mempelajari ilmu pengetahuan umum seperti di lembaga pendidikan pada umumnya. Bahkan, pembelajaran di pesantren merambah ke teknologi digital. Menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Salah satunya seperti yang dilakukan di Ponpes Al-Misri di Desa Curahmalang, Kecamatan Rambipuji. Saat ini, sebagian siswa madrasah aliyah (MA) di ponpes tersebut berani maju dalam ajang kreativitas bidang videografi tingkat daerah. Ya, mereka mengikuti lomba video Jember Kuereeen yang digelar Jawa Pos Radar Jember berkolaborasi dengan Pemkab Jember.
Setidaknya terdapat 50 video kreatif buatan siswa yang juga merupakan santri Ponpes Al-Misri yang siap bersaing dengan karya dari masyarakat luas. Sebelumnya, siswa-siswi madrasah ini juga sempat mengikuti lomba tingkat nasional yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, beberapa waktu lalu.
Kepala MA Al-Misri Deni Kristiawan mengatakan, murid-muridnya sangat antusias memproduksi video untuk berkontribusi dalam ajang bergengsi tersebut. Dalam pendidikan di lembaga ponpes, memang dirinya mendidik siswa-siswi untuk berani tampil dan percaya diri dengan skill dan kemampuan yang dimiliki. Salah satunya di bidang videografi.
Menurut dia, kegiatan tersebut menjadi wadah untuk menunjukkan kreativitas para siswanya. “Bagi kami, ini menjadi wadah kreativitas, terutama anak-anak yang suka bidang videografi dan editing,” tuturnya.
Meski tak ada mata pelajaran khusus videografi, namun hampir setiap mata pelajaran yang ada di madrasah tersebut mewajibkan siswa membuat video. Biasanya berisi praktik materi pembelajaran. “Di mapel Alquran dan Hadis, kami beri tugas mereka membuat video penerapan materi Quran Hadis. Kemudian mapel Bahasa Indonesia, mereka ditugasi membuat video yang isinya sesuai materi yang mereka terima,” jelasnya.
Secara tidak langsung, siswa-siswi di ponpes sebenarnya memiliki kesempatan belajar yang lebih banyak daripada sekolah pada umumnya. Sebab, waktu pembelajaran di pesantren tidak terbatas. “Kami sediakan fasilitas wifi, komputer, peralatan membuat dan mengedit video. Jadi, kalau anak-anak mau mengerjakan tugas kapan saja, bisa menggunakan fasilitas itu,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember, kemarin (23/11).
Dalam lomba video yang sedang mereka ikuti saat ini, siswa-siswi kreatif tersebut mengirimkan video dengan berbagai tema yang berbeda-beda. “Temanya macam-macam. Mulai mengangkat tentang potensi yang ada di sekitar. Seperti perekonomian di lingkungan pesantren dan masyarakat yang kreatif di sekitar madrasah. Ada juga potret pendidikan, serta pariwisata seperti tempat perbelanjaan dan hiburan,” lanjutnya.
Ia berharap, pada lomba kali ini para siswa dapat benar-benar mengasah keterampilannya. Bahkan mampu membawa nama baik madrasah ke masyarakat luas. “Di samping lomba sebagai wadah dari skill anak-anak, semoga banyak dari anak-anak kami yang mendapatkan juara. Kami sangat mengapresiasi mereka yang semangat dan berani maju dalam lomba ini,” pungkasnya.
Reporter : Delfi Nihayah/Radar Jember
Fotografer : MA AL Misri for Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember