25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Suporter Persid Geruduk Pendapa

Mobile_AP_Rectangle 1

RADAR JEMBER – Berbagai polemik masih saja menyelimuti Macan Raung, julukan Persid Jember. Mulai dari minim prestasi, sampai persoalan kepemilikan dan pengelolaan tim yang tahun ini berlaga di kompetisi amatir Liga 3.

Meski statusnya bermain di kompetisi amatir, namun Persid Jember sudah memiliki legalitas badan hukum yang sudah dibuatnya saat berkompetisi di kasta kedua Divisi Utama, beberapa tahun silam.

Sebab, saat itu PSSI mewajibkan semua klub yang berlaga di kasta pertama dan kedua mempunyai payung badan hukum. Yakni berupa PT maupun yayasan. Persid akhirnya memilih yayasan, yakni bernama Yayasan Persid Jember (YPJ) hingga sekarang.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dari awal berdirinya YPJ, Berni menilai problemnya masih sama hingga sekarang. Yakni soal kepemilikan dan pengelolaan YPJ tersebut. Sampai berimbas kepada setiap manajemen yang ditunjuk di awal musim.

Dipicu oleh kepemilikan itu, sebelum Liga 3 musim ini dimulai akhir Juli nanti, suporter setia Persid, Berni Jember, menggelar aksi damai di depan Pendapa kabupaten, kemarin (24/5). Ratusan suporter yang identik dengan warna hitam-hitam itu mendesak pihak YPJ segera menyerahkan kembali tim Persid kepada Pemkab Jember, dalam hal ini, Bupati Faida.

Agus Riski, ketua umum Berni, menjelaskan bahwa di ulang tahun Persid tahun ini yang ke-67 diwarnai dengan keprihatinan  terhadap ketidakjelasan kepemilikan Persid. Menurut Agus, ada klaim dari pihak YPJ, Persid berstatus hak milik. Dari situ saja dia menilai sudah tidak benar.

“Kami ingin Persid ini dikembalikan kepada Bupati. Ketika tidak ada tanggapan dari pihak yayasan untuk mengembalikan Persid ke pemerintah daerah, maka Berni akan memboikot seluruh kegiatan Persid,” ujarnya.

Dia menambahkan, kalau perlu pihaknya akan membuat klub tandingan yang bernama Persid 1952. Pria yang juga pendiri Berni ini mengatakan, dualisme klub tidak bisa dihindarkan.

Selain itu, Agus menyebut klub ini termasuk aset sejarah Kabupaten Jember. Karena itu, tidak ada perorangan yang berhak memiliki. “Bupati mulai dari dulu tidak pernah menghibahkan klub ini kepada yayasan atau perseorangan. Itu hanya hak pengelolaan dan memiliki batas waktu,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sunardi, Ketua YPJ, menanggapi dingin aspirasi dari Berni tersebut.  “Selama tidak menyalahi aturan dari PSSI, dan pemerintah daerah diperkenankan, ya tidak masalah. Tim ini kan miliknya pemerintah. Saya hanya sebagai ketua saja yang menjembatani untuk pemain Jember,” tuturnya.

Menurut Sunardi, dalam formulir pendaftaran Persid Liga 3 tahun ini pun namanya juga tercantum sebagai ketua YPJ, bukan sebagai pemilik klub. “Yang menjalankan bukan kami, tetapi sudah ada manajemennya. Jangan sampai ada yang menjadi korban karena peraturan dan aturan,” kata Sunardi. (*)

- Advertisement -

RADAR JEMBER – Berbagai polemik masih saja menyelimuti Macan Raung, julukan Persid Jember. Mulai dari minim prestasi, sampai persoalan kepemilikan dan pengelolaan tim yang tahun ini berlaga di kompetisi amatir Liga 3.

Meski statusnya bermain di kompetisi amatir, namun Persid Jember sudah memiliki legalitas badan hukum yang sudah dibuatnya saat berkompetisi di kasta kedua Divisi Utama, beberapa tahun silam.

Sebab, saat itu PSSI mewajibkan semua klub yang berlaga di kasta pertama dan kedua mempunyai payung badan hukum. Yakni berupa PT maupun yayasan. Persid akhirnya memilih yayasan, yakni bernama Yayasan Persid Jember (YPJ) hingga sekarang.

Dari awal berdirinya YPJ, Berni menilai problemnya masih sama hingga sekarang. Yakni soal kepemilikan dan pengelolaan YPJ tersebut. Sampai berimbas kepada setiap manajemen yang ditunjuk di awal musim.

Dipicu oleh kepemilikan itu, sebelum Liga 3 musim ini dimulai akhir Juli nanti, suporter setia Persid, Berni Jember, menggelar aksi damai di depan Pendapa kabupaten, kemarin (24/5). Ratusan suporter yang identik dengan warna hitam-hitam itu mendesak pihak YPJ segera menyerahkan kembali tim Persid kepada Pemkab Jember, dalam hal ini, Bupati Faida.

Agus Riski, ketua umum Berni, menjelaskan bahwa di ulang tahun Persid tahun ini yang ke-67 diwarnai dengan keprihatinan  terhadap ketidakjelasan kepemilikan Persid. Menurut Agus, ada klaim dari pihak YPJ, Persid berstatus hak milik. Dari situ saja dia menilai sudah tidak benar.

“Kami ingin Persid ini dikembalikan kepada Bupati. Ketika tidak ada tanggapan dari pihak yayasan untuk mengembalikan Persid ke pemerintah daerah, maka Berni akan memboikot seluruh kegiatan Persid,” ujarnya.

Dia menambahkan, kalau perlu pihaknya akan membuat klub tandingan yang bernama Persid 1952. Pria yang juga pendiri Berni ini mengatakan, dualisme klub tidak bisa dihindarkan.

Selain itu, Agus menyebut klub ini termasuk aset sejarah Kabupaten Jember. Karena itu, tidak ada perorangan yang berhak memiliki. “Bupati mulai dari dulu tidak pernah menghibahkan klub ini kepada yayasan atau perseorangan. Itu hanya hak pengelolaan dan memiliki batas waktu,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sunardi, Ketua YPJ, menanggapi dingin aspirasi dari Berni tersebut.  “Selama tidak menyalahi aturan dari PSSI, dan pemerintah daerah diperkenankan, ya tidak masalah. Tim ini kan miliknya pemerintah. Saya hanya sebagai ketua saja yang menjembatani untuk pemain Jember,” tuturnya.

Menurut Sunardi, dalam formulir pendaftaran Persid Liga 3 tahun ini pun namanya juga tercantum sebagai ketua YPJ, bukan sebagai pemilik klub. “Yang menjalankan bukan kami, tetapi sudah ada manajemennya. Jangan sampai ada yang menjadi korban karena peraturan dan aturan,” kata Sunardi. (*)

RADAR JEMBER – Berbagai polemik masih saja menyelimuti Macan Raung, julukan Persid Jember. Mulai dari minim prestasi, sampai persoalan kepemilikan dan pengelolaan tim yang tahun ini berlaga di kompetisi amatir Liga 3.

Meski statusnya bermain di kompetisi amatir, namun Persid Jember sudah memiliki legalitas badan hukum yang sudah dibuatnya saat berkompetisi di kasta kedua Divisi Utama, beberapa tahun silam.

Sebab, saat itu PSSI mewajibkan semua klub yang berlaga di kasta pertama dan kedua mempunyai payung badan hukum. Yakni berupa PT maupun yayasan. Persid akhirnya memilih yayasan, yakni bernama Yayasan Persid Jember (YPJ) hingga sekarang.

Dari awal berdirinya YPJ, Berni menilai problemnya masih sama hingga sekarang. Yakni soal kepemilikan dan pengelolaan YPJ tersebut. Sampai berimbas kepada setiap manajemen yang ditunjuk di awal musim.

Dipicu oleh kepemilikan itu, sebelum Liga 3 musim ini dimulai akhir Juli nanti, suporter setia Persid, Berni Jember, menggelar aksi damai di depan Pendapa kabupaten, kemarin (24/5). Ratusan suporter yang identik dengan warna hitam-hitam itu mendesak pihak YPJ segera menyerahkan kembali tim Persid kepada Pemkab Jember, dalam hal ini, Bupati Faida.

Agus Riski, ketua umum Berni, menjelaskan bahwa di ulang tahun Persid tahun ini yang ke-67 diwarnai dengan keprihatinan  terhadap ketidakjelasan kepemilikan Persid. Menurut Agus, ada klaim dari pihak YPJ, Persid berstatus hak milik. Dari situ saja dia menilai sudah tidak benar.

“Kami ingin Persid ini dikembalikan kepada Bupati. Ketika tidak ada tanggapan dari pihak yayasan untuk mengembalikan Persid ke pemerintah daerah, maka Berni akan memboikot seluruh kegiatan Persid,” ujarnya.

Dia menambahkan, kalau perlu pihaknya akan membuat klub tandingan yang bernama Persid 1952. Pria yang juga pendiri Berni ini mengatakan, dualisme klub tidak bisa dihindarkan.

Selain itu, Agus menyebut klub ini termasuk aset sejarah Kabupaten Jember. Karena itu, tidak ada perorangan yang berhak memiliki. “Bupati mulai dari dulu tidak pernah menghibahkan klub ini kepada yayasan atau perseorangan. Itu hanya hak pengelolaan dan memiliki batas waktu,” pungkasnya.

Sementara itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sunardi, Ketua YPJ, menanggapi dingin aspirasi dari Berni tersebut.  “Selama tidak menyalahi aturan dari PSSI, dan pemerintah daerah diperkenankan, ya tidak masalah. Tim ini kan miliknya pemerintah. Saya hanya sebagai ketua saja yang menjembatani untuk pemain Jember,” tuturnya.

Menurut Sunardi, dalam formulir pendaftaran Persid Liga 3 tahun ini pun namanya juga tercantum sebagai ketua YPJ, bukan sebagai pemilik klub. “Yang menjalankan bukan kami, tetapi sudah ada manajemennya. Jangan sampai ada yang menjadi korban karena peraturan dan aturan,” kata Sunardi. (*)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca