23 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Terminal Ajung Jadi Gudang

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah cukup lama Terminal Ajung tidak beroperasi. Terminal yang terletak di Jalan Thamrin, Krajan, Ajung, Kecamatan Ajung, tersebut layaknya gudang. Di dalam banyak tumpukan material batu dan besi portabel hingga kerangka becak. Terlihat juga ruangan kantor dipakai pedagang untuk berjualan nasi.

Baca Juga : Puasa Tetap Sehat Saat Pandemi, Ini Tipsnya

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Agus Wijaya menjelaskan, terminal tersebut memang sudah lama tidak beroperasi. Sejak awal pandemi atau tahun lalu. Tingkat penggunaan angkutan kota (angkot) menurun drastis. Kebijakan work from home (WFH) dan physical distancing membuat penumpang lebih memilih berdiam di rumah. “Kalaupun mereka mau keluar, mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, karena takut tertular,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain itu, dia menambahkan, bukan hanya terminal tipe C yang terdampak, melainkan tipe B seperti Terminal Tawang Alun dan tipe A Bungurasih yang ada di Surabaya juga kena dampaknya. “Banyak bus yang tidak beroperasi. Mencapai 50 persen berkurangnya penumpang. Jadi, semua terdampak,” ungkapnya.

Agus menambahkan, dalam beberapa bulan ke depan pihaknya akan melakukan revitalisasi angkutan kota. Hal tersebut berkaitan dengan diselenggarakannya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim pada Juni mendatang. Pihaknya juga sudah menandatangani trayek untuk perbaikan itu. “Karena kalau angkotnya sudah direvitalisasi, otomatis terminalnya juga akan beroperasi secara maksimal,” ungkapnya.

Dari 8 terminal tipe C yang ada di Jember, ada 2 yang tidak beroperasi. Di Ajung dan Terminal Sukowono. Ke depan pihaknya akan melakukan perbaikan yang sumber dananya diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jember. “Kala terminal kami ambilkan dari APBD,” ungkapnya.

Sementara itu, dari 222 angkot, yang beroperasi hanya tinggal 100 unit. Sejauh ini ada 2 angkot yang sudah direvitalisasi dengan modifikasi yang mewah. Seperti penggantian sofa, lampu LED, dan pembaruan dinding. “Ke depan, untuk persiapan Porprov ini kami akan optimalkan dan perbaiki semua,” ungkapnya.

Meski demikian, Kepala Dishub menuturkan, untuk revitalisasi angkot dilakukan dengan biaya mandiri. Dishub menggandeng pihak ketiga dari sponsor dan instansi lainnya. “Kami hanya bergerak di regulasinya saja. Selebihnya kami menggandeng pihak ketiga,” ungkapnya.

Pengoptimalan angkot itu tidak terlepas dari upaya pemaksimalan penggunaan terminal. Sebab, teorinya, kalau angkotnya sudah bagus, maka daya tarik untuk penumpang akan tinggi, dan secara tidak langsung terminal akan beroperasi secara maksimal “Jadi, semua berkaitan, linier” ungkapnya.

Sebelumnya, Arik, warga Ajung, menyarankan agar penggunaan terminal bisa dimanfaatkan dan ditata ulang, agar penggunaannya bisa dimaksimalkan. “Daripada tidak dimanfaatkan seperti ini, eman,” ungkapnya. (mg6/c2/nur)

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah cukup lama Terminal Ajung tidak beroperasi. Terminal yang terletak di Jalan Thamrin, Krajan, Ajung, Kecamatan Ajung, tersebut layaknya gudang. Di dalam banyak tumpukan material batu dan besi portabel hingga kerangka becak. Terlihat juga ruangan kantor dipakai pedagang untuk berjualan nasi.

Baca Juga : Puasa Tetap Sehat Saat Pandemi, Ini Tipsnya

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Agus Wijaya menjelaskan, terminal tersebut memang sudah lama tidak beroperasi. Sejak awal pandemi atau tahun lalu. Tingkat penggunaan angkutan kota (angkot) menurun drastis. Kebijakan work from home (WFH) dan physical distancing membuat penumpang lebih memilih berdiam di rumah. “Kalaupun mereka mau keluar, mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, karena takut tertular,” ungkapnya.

Selain itu, dia menambahkan, bukan hanya terminal tipe C yang terdampak, melainkan tipe B seperti Terminal Tawang Alun dan tipe A Bungurasih yang ada di Surabaya juga kena dampaknya. “Banyak bus yang tidak beroperasi. Mencapai 50 persen berkurangnya penumpang. Jadi, semua terdampak,” ungkapnya.

Agus menambahkan, dalam beberapa bulan ke depan pihaknya akan melakukan revitalisasi angkutan kota. Hal tersebut berkaitan dengan diselenggarakannya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim pada Juni mendatang. Pihaknya juga sudah menandatangani trayek untuk perbaikan itu. “Karena kalau angkotnya sudah direvitalisasi, otomatis terminalnya juga akan beroperasi secara maksimal,” ungkapnya.

Dari 8 terminal tipe C yang ada di Jember, ada 2 yang tidak beroperasi. Di Ajung dan Terminal Sukowono. Ke depan pihaknya akan melakukan perbaikan yang sumber dananya diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jember. “Kala terminal kami ambilkan dari APBD,” ungkapnya.

Sementara itu, dari 222 angkot, yang beroperasi hanya tinggal 100 unit. Sejauh ini ada 2 angkot yang sudah direvitalisasi dengan modifikasi yang mewah. Seperti penggantian sofa, lampu LED, dan pembaruan dinding. “Ke depan, untuk persiapan Porprov ini kami akan optimalkan dan perbaiki semua,” ungkapnya.

Meski demikian, Kepala Dishub menuturkan, untuk revitalisasi angkot dilakukan dengan biaya mandiri. Dishub menggandeng pihak ketiga dari sponsor dan instansi lainnya. “Kami hanya bergerak di regulasinya saja. Selebihnya kami menggandeng pihak ketiga,” ungkapnya.

Pengoptimalan angkot itu tidak terlepas dari upaya pemaksimalan penggunaan terminal. Sebab, teorinya, kalau angkotnya sudah bagus, maka daya tarik untuk penumpang akan tinggi, dan secara tidak langsung terminal akan beroperasi secara maksimal “Jadi, semua berkaitan, linier” ungkapnya.

Sebelumnya, Arik, warga Ajung, menyarankan agar penggunaan terminal bisa dimanfaatkan dan ditata ulang, agar penggunaannya bisa dimaksimalkan. “Daripada tidak dimanfaatkan seperti ini, eman,” ungkapnya. (mg6/c2/nur)

 

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sudah cukup lama Terminal Ajung tidak beroperasi. Terminal yang terletak di Jalan Thamrin, Krajan, Ajung, Kecamatan Ajung, tersebut layaknya gudang. Di dalam banyak tumpukan material batu dan besi portabel hingga kerangka becak. Terlihat juga ruangan kantor dipakai pedagang untuk berjualan nasi.

Baca Juga : Puasa Tetap Sehat Saat Pandemi, Ini Tipsnya

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jember Agus Wijaya menjelaskan, terminal tersebut memang sudah lama tidak beroperasi. Sejak awal pandemi atau tahun lalu. Tingkat penggunaan angkutan kota (angkot) menurun drastis. Kebijakan work from home (WFH) dan physical distancing membuat penumpang lebih memilih berdiam di rumah. “Kalaupun mereka mau keluar, mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, karena takut tertular,” ungkapnya.

Selain itu, dia menambahkan, bukan hanya terminal tipe C yang terdampak, melainkan tipe B seperti Terminal Tawang Alun dan tipe A Bungurasih yang ada di Surabaya juga kena dampaknya. “Banyak bus yang tidak beroperasi. Mencapai 50 persen berkurangnya penumpang. Jadi, semua terdampak,” ungkapnya.

Agus menambahkan, dalam beberapa bulan ke depan pihaknya akan melakukan revitalisasi angkutan kota. Hal tersebut berkaitan dengan diselenggarakannya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim pada Juni mendatang. Pihaknya juga sudah menandatangani trayek untuk perbaikan itu. “Karena kalau angkotnya sudah direvitalisasi, otomatis terminalnya juga akan beroperasi secara maksimal,” ungkapnya.

Dari 8 terminal tipe C yang ada di Jember, ada 2 yang tidak beroperasi. Di Ajung dan Terminal Sukowono. Ke depan pihaknya akan melakukan perbaikan yang sumber dananya diambilkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jember. “Kala terminal kami ambilkan dari APBD,” ungkapnya.

Sementara itu, dari 222 angkot, yang beroperasi hanya tinggal 100 unit. Sejauh ini ada 2 angkot yang sudah direvitalisasi dengan modifikasi yang mewah. Seperti penggantian sofa, lampu LED, dan pembaruan dinding. “Ke depan, untuk persiapan Porprov ini kami akan optimalkan dan perbaiki semua,” ungkapnya.

Meski demikian, Kepala Dishub menuturkan, untuk revitalisasi angkot dilakukan dengan biaya mandiri. Dishub menggandeng pihak ketiga dari sponsor dan instansi lainnya. “Kami hanya bergerak di regulasinya saja. Selebihnya kami menggandeng pihak ketiga,” ungkapnya.

Pengoptimalan angkot itu tidak terlepas dari upaya pemaksimalan penggunaan terminal. Sebab, teorinya, kalau angkotnya sudah bagus, maka daya tarik untuk penumpang akan tinggi, dan secara tidak langsung terminal akan beroperasi secara maksimal “Jadi, semua berkaitan, linier” ungkapnya.

Sebelumnya, Arik, warga Ajung, menyarankan agar penggunaan terminal bisa dimanfaatkan dan ditata ulang, agar penggunaannya bisa dimaksimalkan. “Daripada tidak dimanfaatkan seperti ini, eman,” ungkapnya. (mg6/c2/nur)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca