29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

ISPA Masih Mendominasi Penyakit Anak di Besuki Raya

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit yang mendominasi anak usia 0 hingga 5 tahun di wilayah Besuki Raya atau yang dulu dikenal sebagai Karesidenan Besuki atau wilayah Tapal Kuda. Dari 810 anak yang diteliti di tujuh rumah sakit, sebanyak 44,8 persen menderita ISPA, disusul dengan penyakit diare dan kejang akibat demam.

Hal itu disampaikan oleh Ira Rahmawati, dosen dan peneliti dari Fakultas Keperawatan (FKep) Universitas Jember, dalam webinar nasional keperawatan bertema Optimalisasi Perawatan Anak dalam Tataran Normal Baru Pandemi Covid-19 Berwawasan Agronursing di Era 4.0, kemarin (23/9).

Apalagi, fakta ISPA tersebut juga kian diwaspadai lantaran sama dengan Covid-19. Yakni sama-sama menyerang sistem pernapasan manusia.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ira Rahmawati mengatakan, diperlukan penelitian lanjutan mengapa ISPA mendominasi penyakit pada anak di wilayah Besuki Raya, yang merupakan wilayah agraris ini. Namun, temuan ini menjadi landasan bagi FKep Unej untuk memberikan perhatian lebih kepada ketiga penyakit tersebut dalam bentuk pemberian mata kuliah bertema ketiga penyakit tersebut.

“Berdasarkan hasil penelitian tadi, maka FKep Unej memberikan mata kuliah yang fokus kepada perawatan penyakit ISPA, diare, dan kejang akibat demam di rumpun mata kuliah Keperawatan Anak kepada mahasiswa,” katanya.

Sehingga, kata dia, juga jadi pembeda dengan fakultas keperawatan di kampus lainnya. Sebab, Jember adalah wilayah pertanian dan perkebunan. Selain tiga penyakit itu, ada juga penyakit anak yang khas dari daerah tropis, yaitu tifus dan demam berdarah.

Kewaspadaan terhadap penyakit ISPA pada anak yang menyerang pernapasan juga disampaikan oleh Erwin Bagus Hadi Sasongko, perawat di Instalasi Perawatan Anak Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Menurutnya, di kala pandemi Covid-19, maka orang tua dan tenaga medis perlu mewaspadai gejala ISPA pada anak. Sebab, bisa jadi juga gejala Covid-19. “Anak dengan segala keterbatasan yang ada, tanpa disadarinya bisa menularkan Covid-19 ke anggota keluarga lainnya, sehingga muncul klaster keluarga,” tuturnya.

Menurut data tanggal 20 September lalu, dari 240 ribu lebih penderita Covid-19 di Indonesia, sebanyak 2,4 persen adalah anak-anak. Sementara di Jawa Timur ada sekitar 720 anak yang positif Covid-19.

Sementara itu, guru besar bidang keperawatan anak Universitas Indonesia (UI) menambahkan, kesehatan anak masih dihadapkan dengan masih tingginya angka tingginya bayi. “Mayoritas awal muasalnya disebabkan kelahiran bayi berat rendah kurang 2500 gram, atau bayi yang prematur kurang dari 37 minggu. Mereka adalah kelompok risiko tinggi yang menyebabkan risiko kesehatan,“ jelasnya. Termasuk ke diare, hingga pernapasan.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit yang mendominasi anak usia 0 hingga 5 tahun di wilayah Besuki Raya atau yang dulu dikenal sebagai Karesidenan Besuki atau wilayah Tapal Kuda. Dari 810 anak yang diteliti di tujuh rumah sakit, sebanyak 44,8 persen menderita ISPA, disusul dengan penyakit diare dan kejang akibat demam.

Hal itu disampaikan oleh Ira Rahmawati, dosen dan peneliti dari Fakultas Keperawatan (FKep) Universitas Jember, dalam webinar nasional keperawatan bertema Optimalisasi Perawatan Anak dalam Tataran Normal Baru Pandemi Covid-19 Berwawasan Agronursing di Era 4.0, kemarin (23/9).

Apalagi, fakta ISPA tersebut juga kian diwaspadai lantaran sama dengan Covid-19. Yakni sama-sama menyerang sistem pernapasan manusia.

Ira Rahmawati mengatakan, diperlukan penelitian lanjutan mengapa ISPA mendominasi penyakit pada anak di wilayah Besuki Raya, yang merupakan wilayah agraris ini. Namun, temuan ini menjadi landasan bagi FKep Unej untuk memberikan perhatian lebih kepada ketiga penyakit tersebut dalam bentuk pemberian mata kuliah bertema ketiga penyakit tersebut.

“Berdasarkan hasil penelitian tadi, maka FKep Unej memberikan mata kuliah yang fokus kepada perawatan penyakit ISPA, diare, dan kejang akibat demam di rumpun mata kuliah Keperawatan Anak kepada mahasiswa,” katanya.

Sehingga, kata dia, juga jadi pembeda dengan fakultas keperawatan di kampus lainnya. Sebab, Jember adalah wilayah pertanian dan perkebunan. Selain tiga penyakit itu, ada juga penyakit anak yang khas dari daerah tropis, yaitu tifus dan demam berdarah.

Kewaspadaan terhadap penyakit ISPA pada anak yang menyerang pernapasan juga disampaikan oleh Erwin Bagus Hadi Sasongko, perawat di Instalasi Perawatan Anak Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Menurutnya, di kala pandemi Covid-19, maka orang tua dan tenaga medis perlu mewaspadai gejala ISPA pada anak. Sebab, bisa jadi juga gejala Covid-19. “Anak dengan segala keterbatasan yang ada, tanpa disadarinya bisa menularkan Covid-19 ke anggota keluarga lainnya, sehingga muncul klaster keluarga,” tuturnya.

Menurut data tanggal 20 September lalu, dari 240 ribu lebih penderita Covid-19 di Indonesia, sebanyak 2,4 persen adalah anak-anak. Sementara di Jawa Timur ada sekitar 720 anak yang positif Covid-19.

Sementara itu, guru besar bidang keperawatan anak Universitas Indonesia (UI) menambahkan, kesehatan anak masih dihadapkan dengan masih tingginya angka tingginya bayi. “Mayoritas awal muasalnya disebabkan kelahiran bayi berat rendah kurang 2500 gram, atau bayi yang prematur kurang dari 37 minggu. Mereka adalah kelompok risiko tinggi yang menyebabkan risiko kesehatan,“ jelasnya. Termasuk ke diare, hingga pernapasan.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit yang mendominasi anak usia 0 hingga 5 tahun di wilayah Besuki Raya atau yang dulu dikenal sebagai Karesidenan Besuki atau wilayah Tapal Kuda. Dari 810 anak yang diteliti di tujuh rumah sakit, sebanyak 44,8 persen menderita ISPA, disusul dengan penyakit diare dan kejang akibat demam.

Hal itu disampaikan oleh Ira Rahmawati, dosen dan peneliti dari Fakultas Keperawatan (FKep) Universitas Jember, dalam webinar nasional keperawatan bertema Optimalisasi Perawatan Anak dalam Tataran Normal Baru Pandemi Covid-19 Berwawasan Agronursing di Era 4.0, kemarin (23/9).

Apalagi, fakta ISPA tersebut juga kian diwaspadai lantaran sama dengan Covid-19. Yakni sama-sama menyerang sistem pernapasan manusia.

Ira Rahmawati mengatakan, diperlukan penelitian lanjutan mengapa ISPA mendominasi penyakit pada anak di wilayah Besuki Raya, yang merupakan wilayah agraris ini. Namun, temuan ini menjadi landasan bagi FKep Unej untuk memberikan perhatian lebih kepada ketiga penyakit tersebut dalam bentuk pemberian mata kuliah bertema ketiga penyakit tersebut.

“Berdasarkan hasil penelitian tadi, maka FKep Unej memberikan mata kuliah yang fokus kepada perawatan penyakit ISPA, diare, dan kejang akibat demam di rumpun mata kuliah Keperawatan Anak kepada mahasiswa,” katanya.

Sehingga, kata dia, juga jadi pembeda dengan fakultas keperawatan di kampus lainnya. Sebab, Jember adalah wilayah pertanian dan perkebunan. Selain tiga penyakit itu, ada juga penyakit anak yang khas dari daerah tropis, yaitu tifus dan demam berdarah.

Kewaspadaan terhadap penyakit ISPA pada anak yang menyerang pernapasan juga disampaikan oleh Erwin Bagus Hadi Sasongko, perawat di Instalasi Perawatan Anak Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Menurutnya, di kala pandemi Covid-19, maka orang tua dan tenaga medis perlu mewaspadai gejala ISPA pada anak. Sebab, bisa jadi juga gejala Covid-19. “Anak dengan segala keterbatasan yang ada, tanpa disadarinya bisa menularkan Covid-19 ke anggota keluarga lainnya, sehingga muncul klaster keluarga,” tuturnya.

Menurut data tanggal 20 September lalu, dari 240 ribu lebih penderita Covid-19 di Indonesia, sebanyak 2,4 persen adalah anak-anak. Sementara di Jawa Timur ada sekitar 720 anak yang positif Covid-19.

Sementara itu, guru besar bidang keperawatan anak Universitas Indonesia (UI) menambahkan, kesehatan anak masih dihadapkan dengan masih tingginya angka tingginya bayi. “Mayoritas awal muasalnya disebabkan kelahiran bayi berat rendah kurang 2500 gram, atau bayi yang prematur kurang dari 37 minggu. Mereka adalah kelompok risiko tinggi yang menyebabkan risiko kesehatan,“ jelasnya. Termasuk ke diare, hingga pernapasan.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca