Sejak Masuk SMP Belum Tatap Muka, Canggung dan Gemetaran Saat ANBK

Siswa Tak Kenal Teman Sebaya

MUMBULSARI, RADARJEMBER.ID – Ada yang tak biasa dalam pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Asesmen yang ditujukan bagi para siswa itu tampak dengan suasana canggung. Mereka bukannya tegang karena harus menjawab pertanyaan di depan layar komputer, tapi antara satu siswa dengan yang lainnya terlihat belum akrab. Bahkan, sebagian tak saling kenal. Padahal, mereka adalah siswa kelas VIII yang usianya sepantaran.

Rupanya, suasana canggung itu terjadi lantaran mereka merasa asing dengan teman sekelasnya. Ini karena lebih satu tahun mereka belum pernah tatap muka, sejak kelas VII awal masuk SMP. Wajar jika kemudian suasana cukup kaku, tidak seperti sekolah biasanya. Termasuk kepada guru, mereka juga masih malu-malu. Situasi semacam ini terlihat ketika pelaksanaan ANBK di SMP 1 Mumbulsari, kemarin (23/8).

DIBANTU GURU: Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mumbulsari saat mengikuti simulasi ANBK. Guru mendampingi siswa dalam simulasi itu, karena ada beberapa di antara mereka yang belum familier mengoperasikan komputer.

Setidaknya terdapat 50 siswa yang kini duduk di kelas VIII. Semuanya mengaku tidak pernah masuk sekolah. Sebab, sejak kelas VII mereka sudah dihadapkan pada kondisi pandemi. Selama pandemi berlangsung, mereka menjalani pembelajaran daring dari rumah masing-masing. “Ini murni siswa yang belum pernah datang ke sekolah,” kata Syaiful Bahri, Plt Kepala SMP Negeri 01 Mumbulsari.

Terbukti, saat mengikuti ANBK, banyak siswa yang ragu untuk masuk ruang kelas. Bahkan mereka juga terlihat grogi ketika mengoperasikan komputer. “Ini bukti anak-anak tidak pernah pegang komputer,” imbuhnya.

Sindi Rina Agustis, misalnya. Siswa lulusan SDN Tamansari 03 Mumbulsari itu mengaku belum pernah masuk sekolah sejak ia diterima di kelas VII hingga naik kelas VIII. Ia justru lebih akrab menggunakan ponsel pintar ketimbang komputer. Sebab, selama pembelajaran daring, akses belajar Sindi hanya menggunakan ponsel.

Adanya fenomena ini menandakan bahwa sudah saatnya siswa melakukan pembelajaran tatap muka. Khususnya di sekolah yang letaknya di perdesaan. Ini agar mereka tidak lagi asosial dan gagap teknologi.

Reporter : Dian Cahyani dan Juma’i
Fotografer : Juma’i
Editor : Mahrus Sholih