Mobile_AP_Rectangle 1
MUMBULSARI, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan ANBK ini merupakan gelombang satu. Ada dua sekolah yang mengikutinya. Yakni SMP Negeri 7 Jember dan SMP Negeri 1 Mumbulsari. Kegiatan itu dilaksanakan mulai 23–26 Agustus. Lalu, berlanjut pada gelombang dua yang rencananya bakal berlangsung pada 30 Agustus hingga 2 September. Pesertanya adalah siswa yang terpilih secara acak, yang dilakukan oleh pusat asesmen dan pembelajaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, akan ditunjuk 45 anak sebagai peserta utama. Selain itu, juga ada lima siswa tambahan yang ditunjuk sebagai peserta cadangan.
Waka Kesiswaan SMP Negeri 7 Jember Tulus Wijayanto mengungkapkan, pada dasarnya ANBK dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tidak jauh berbeda. Hanya mengubah istilah saja. Sebelumnya, simulasi AKM dan ANBK juga telah dilakukan pada 2020 lalu. Siswa yang mengikuti simulasi diuji tingkat literasi, numerasi, dan survei lingkungan sekolah. “Sama saja. Hanya istilahnya yang berbeda. Di sini siswa diuji nalar dan kekritisannya,” ungkapnya.
Mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi, sebelum ANBK dimulai, para guru memberikan bimbingan teknis tentang gambaran soal yang akan muncul. Siswa tidak perlu mempelajari materi khusus. Sebab, nantinya tes ini dipergunakan untuk memberikan penilaian terhadap sekolah secara umum. “Karena siswa kelas VIII ini tidak pernah ketemu satu sama lain, maka kami kasih gambaran soalnya seperti apa,” ungkap Tulus.
Mobile_AP_Rectangle 2
Terpisah, Wakil Kepala SMP Negeri 2 Mayang Davit Rahman menjelaskan, sekolahnya bakal melaksanakan simulasi ANBK pada gelombang dua. Berbeda dengan dua SMP sebelumnya, ANBK yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mayang bakal menyasar semua pelajar di kelas VIII. Kini, pihaknya tengah menyiapkan bekal pada anak-anak didiknya dalam menghadapi ANBK tersebut.
Reporter : Dian Cahyani dan Juma’i
Fotografer : Juma’i
Editor : Mahrus Sholih
- Advertisement -
MUMBULSARI, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan ANBK ini merupakan gelombang satu. Ada dua sekolah yang mengikutinya. Yakni SMP Negeri 7 Jember dan SMP Negeri 1 Mumbulsari. Kegiatan itu dilaksanakan mulai 23–26 Agustus. Lalu, berlanjut pada gelombang dua yang rencananya bakal berlangsung pada 30 Agustus hingga 2 September. Pesertanya adalah siswa yang terpilih secara acak, yang dilakukan oleh pusat asesmen dan pembelajaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, akan ditunjuk 45 anak sebagai peserta utama. Selain itu, juga ada lima siswa tambahan yang ditunjuk sebagai peserta cadangan.
Waka Kesiswaan SMP Negeri 7 Jember Tulus Wijayanto mengungkapkan, pada dasarnya ANBK dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tidak jauh berbeda. Hanya mengubah istilah saja. Sebelumnya, simulasi AKM dan ANBK juga telah dilakukan pada 2020 lalu. Siswa yang mengikuti simulasi diuji tingkat literasi, numerasi, dan survei lingkungan sekolah. “Sama saja. Hanya istilahnya yang berbeda. Di sini siswa diuji nalar dan kekritisannya,” ungkapnya.
Mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi, sebelum ANBK dimulai, para guru memberikan bimbingan teknis tentang gambaran soal yang akan muncul. Siswa tidak perlu mempelajari materi khusus. Sebab, nantinya tes ini dipergunakan untuk memberikan penilaian terhadap sekolah secara umum. “Karena siswa kelas VIII ini tidak pernah ketemu satu sama lain, maka kami kasih gambaran soalnya seperti apa,” ungkap Tulus.
Terpisah, Wakil Kepala SMP Negeri 2 Mayang Davit Rahman menjelaskan, sekolahnya bakal melaksanakan simulasi ANBK pada gelombang dua. Berbeda dengan dua SMP sebelumnya, ANBK yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mayang bakal menyasar semua pelajar di kelas VIII. Kini, pihaknya tengah menyiapkan bekal pada anak-anak didiknya dalam menghadapi ANBK tersebut.
Reporter : Dian Cahyani dan Juma’i
Fotografer : Juma’i
Editor : Mahrus Sholih
MUMBULSARI, RADARJEMBER.ID – Pelaksanaan ANBK ini merupakan gelombang satu. Ada dua sekolah yang mengikutinya. Yakni SMP Negeri 7 Jember dan SMP Negeri 1 Mumbulsari. Kegiatan itu dilaksanakan mulai 23–26 Agustus. Lalu, berlanjut pada gelombang dua yang rencananya bakal berlangsung pada 30 Agustus hingga 2 September. Pesertanya adalah siswa yang terpilih secara acak, yang dilakukan oleh pusat asesmen dan pembelajaran di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Setiap sekolah, baik negeri maupun swasta, akan ditunjuk 45 anak sebagai peserta utama. Selain itu, juga ada lima siswa tambahan yang ditunjuk sebagai peserta cadangan.
Waka Kesiswaan SMP Negeri 7 Jember Tulus Wijayanto mengungkapkan, pada dasarnya ANBK dan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) tidak jauh berbeda. Hanya mengubah istilah saja. Sebelumnya, simulasi AKM dan ANBK juga telah dilakukan pada 2020 lalu. Siswa yang mengikuti simulasi diuji tingkat literasi, numerasi, dan survei lingkungan sekolah. “Sama saja. Hanya istilahnya yang berbeda. Di sini siswa diuji nalar dan kekritisannya,” ungkapnya.
Mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi, sebelum ANBK dimulai, para guru memberikan bimbingan teknis tentang gambaran soal yang akan muncul. Siswa tidak perlu mempelajari materi khusus. Sebab, nantinya tes ini dipergunakan untuk memberikan penilaian terhadap sekolah secara umum. “Karena siswa kelas VIII ini tidak pernah ketemu satu sama lain, maka kami kasih gambaran soalnya seperti apa,” ungkap Tulus.
Terpisah, Wakil Kepala SMP Negeri 2 Mayang Davit Rahman menjelaskan, sekolahnya bakal melaksanakan simulasi ANBK pada gelombang dua. Berbeda dengan dua SMP sebelumnya, ANBK yang akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Mayang bakal menyasar semua pelajar di kelas VIII. Kini, pihaknya tengah menyiapkan bekal pada anak-anak didiknya dalam menghadapi ANBK tersebut.
Reporter : Dian Cahyani dan Juma’i
Fotografer : Juma’i
Editor : Mahrus Sholih