Mobile_AP_Rectangle 1
MAYANG, RADARJEMBER.ID – Menilai kualitas sekolah ternyata tidak cukup hanya dengan menilai siswa. Kini, guru juga diwajibkan mengikuti asesmen atau survei tentang lingkungan sekolah. Hal ini untuk mengukur sejauh mana sinkronisasi antara hasil survei siswa dan hasil survei guru. Semua guru dan kepala sekolah di satuan lembaga pendidikan negeri dan swasta wajib mengikuti asesmen tersebut.
Wakil Kepala SMP Negeri 02 Mayang Davit Rahman mengungkapkan, secara teknis hal ini sama dengan asesmen nasional. Namun, semua guru wajib mengikuti. Dia menjelaskan, soal yang akan diujikan hingga saat ini belum ada sosialisasi secara khusus. Ia memprediksi, secara umum pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan asesmen nasional pada siswa. Sebab, tujuannya bukan mengukur kompetensi, namun memberikan gambaran tentang kondisi sekolah.
Rencananya, asesmen ini akan diselenggarakan seusai asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) rampung dilaksanakan pada semua lembaga di bawah naungan Dinas Pendidikan. Diperkirakan, ANBK bakal diselenggarakan sekitar bulan September mendatang. “Selesai asesmen nasional untuk siswa, lalu asesmen untuk guru-guru. Jadi, hasilnya itu ketahuan,” ungkap Davit, kemarin (23/8).
Mobile_AP_Rectangle 2
Dia mengaku, tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi asesmen. Namun, lebih mengoptimalkan pada kesiapan fasilitas yang akan digunakan. Misalnya, alternatif jaringan wifi dan listrik jika sewaktu-waktu mengalami pemadaman. “Kami belajar dari tahun lalu. Waktu simulasi AKM (asesmen kompetensi minimum, Red) itu kan pernah pemadaman. Jadi, kami menyiapkan itu,” tandasnya.
Reporter : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Editor : Mahrus Sholih
- Advertisement -
MAYANG, RADARJEMBER.ID – Menilai kualitas sekolah ternyata tidak cukup hanya dengan menilai siswa. Kini, guru juga diwajibkan mengikuti asesmen atau survei tentang lingkungan sekolah. Hal ini untuk mengukur sejauh mana sinkronisasi antara hasil survei siswa dan hasil survei guru. Semua guru dan kepala sekolah di satuan lembaga pendidikan negeri dan swasta wajib mengikuti asesmen tersebut.
Wakil Kepala SMP Negeri 02 Mayang Davit Rahman mengungkapkan, secara teknis hal ini sama dengan asesmen nasional. Namun, semua guru wajib mengikuti. Dia menjelaskan, soal yang akan diujikan hingga saat ini belum ada sosialisasi secara khusus. Ia memprediksi, secara umum pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan asesmen nasional pada siswa. Sebab, tujuannya bukan mengukur kompetensi, namun memberikan gambaran tentang kondisi sekolah.
Rencananya, asesmen ini akan diselenggarakan seusai asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) rampung dilaksanakan pada semua lembaga di bawah naungan Dinas Pendidikan. Diperkirakan, ANBK bakal diselenggarakan sekitar bulan September mendatang. “Selesai asesmen nasional untuk siswa, lalu asesmen untuk guru-guru. Jadi, hasilnya itu ketahuan,” ungkap Davit, kemarin (23/8).
Dia mengaku, tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi asesmen. Namun, lebih mengoptimalkan pada kesiapan fasilitas yang akan digunakan. Misalnya, alternatif jaringan wifi dan listrik jika sewaktu-waktu mengalami pemadaman. “Kami belajar dari tahun lalu. Waktu simulasi AKM (asesmen kompetensi minimum, Red) itu kan pernah pemadaman. Jadi, kami menyiapkan itu,” tandasnya.
Reporter : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Editor : Mahrus Sholih
MAYANG, RADARJEMBER.ID – Menilai kualitas sekolah ternyata tidak cukup hanya dengan menilai siswa. Kini, guru juga diwajibkan mengikuti asesmen atau survei tentang lingkungan sekolah. Hal ini untuk mengukur sejauh mana sinkronisasi antara hasil survei siswa dan hasil survei guru. Semua guru dan kepala sekolah di satuan lembaga pendidikan negeri dan swasta wajib mengikuti asesmen tersebut.
Wakil Kepala SMP Negeri 02 Mayang Davit Rahman mengungkapkan, secara teknis hal ini sama dengan asesmen nasional. Namun, semua guru wajib mengikuti. Dia menjelaskan, soal yang akan diujikan hingga saat ini belum ada sosialisasi secara khusus. Ia memprediksi, secara umum pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan asesmen nasional pada siswa. Sebab, tujuannya bukan mengukur kompetensi, namun memberikan gambaran tentang kondisi sekolah.
Rencananya, asesmen ini akan diselenggarakan seusai asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) rampung dilaksanakan pada semua lembaga di bawah naungan Dinas Pendidikan. Diperkirakan, ANBK bakal diselenggarakan sekitar bulan September mendatang. “Selesai asesmen nasional untuk siswa, lalu asesmen untuk guru-guru. Jadi, hasilnya itu ketahuan,” ungkap Davit, kemarin (23/8).
Dia mengaku, tidak ada persiapan khusus untuk menghadapi asesmen. Namun, lebih mengoptimalkan pada kesiapan fasilitas yang akan digunakan. Misalnya, alternatif jaringan wifi dan listrik jika sewaktu-waktu mengalami pemadaman. “Kami belajar dari tahun lalu. Waktu simulasi AKM (asesmen kompetensi minimum, Red) itu kan pernah pemadaman. Jadi, kami menyiapkan itu,” tandasnya.
Reporter : Dian Cahyani
Fotografer : Dian Cahyani
Editor : Mahrus Sholih