30.2 C
Jember
Sunday, 4 June 2023

Ngabuburit di Atas Getek

Sempat Diterjang Banjir, Kini Dibikin Baru Lagi

Mobile_AP_Rectangle 1

ANDONGSARI, Radar Jember – Ada saja hal menarik yang dapat dilakukan di bulan puasa tanpa merusak nilai ibadah. Salah satu yang umum dilakukan adalah ngabuburit atau menunggu waktu berbuka. Hal itu pun dilakukan orang-orang dengan berbagai aktivitas.

BACA JUGA : Punya Hutang Puasa Ramadan? Boleh Bayar Fidyah Saja, Ini Syaratnya

Paling umum, ngabuburit dilakukan dengan cara menghabiskan waktu membaca Alquran, belajar kitab kuning, mendengarkan pengajian, atau beribadah lainnya. Namun demikian, tidak sedikit orang yang ngabuburit dengan cara jalan-jalan ke pantai, mancing, bahkan keliling Jember. Nah, di Ambulu ada satu tempat yang relatif jauh, yaitu bisa ngabuburit di atas getek.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sulaiman, 53, merupakan warga Desa Ambulu yang setiap harinya selalu berada di tempat penyeberangan atau lebih dikenal Geladak Korek. Sejak pagi, dia sudah berada di pinggir Sungai Mayang, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu. Hal yang dilakukan Sulaiman tak lain untuk membantu para petani yang akan menyeberang. Tentu saja, Sulaiman berpuasa. Pada puasa perdana kemarin, beberapa orang pun ada yang bersantai di getek buatannya.

Sulaima menyebut, Sungai Mayang sempat banjir. Jembatan untuk menuju getek itu bahkan hilang terseret banjir. Sehingga harus diganti yang baru menggunakan sirap dan penyangga dari kayu. “Ini sudah diganti yang baru. Setelah hujan deras, jembatan yang panjangnya 4 meter hanyut,” katanya.

- Advertisement -

ANDONGSARI, Radar Jember – Ada saja hal menarik yang dapat dilakukan di bulan puasa tanpa merusak nilai ibadah. Salah satu yang umum dilakukan adalah ngabuburit atau menunggu waktu berbuka. Hal itu pun dilakukan orang-orang dengan berbagai aktivitas.

BACA JUGA : Punya Hutang Puasa Ramadan? Boleh Bayar Fidyah Saja, Ini Syaratnya

Paling umum, ngabuburit dilakukan dengan cara menghabiskan waktu membaca Alquran, belajar kitab kuning, mendengarkan pengajian, atau beribadah lainnya. Namun demikian, tidak sedikit orang yang ngabuburit dengan cara jalan-jalan ke pantai, mancing, bahkan keliling Jember. Nah, di Ambulu ada satu tempat yang relatif jauh, yaitu bisa ngabuburit di atas getek.

Sulaiman, 53, merupakan warga Desa Ambulu yang setiap harinya selalu berada di tempat penyeberangan atau lebih dikenal Geladak Korek. Sejak pagi, dia sudah berada di pinggir Sungai Mayang, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu. Hal yang dilakukan Sulaiman tak lain untuk membantu para petani yang akan menyeberang. Tentu saja, Sulaiman berpuasa. Pada puasa perdana kemarin, beberapa orang pun ada yang bersantai di getek buatannya.

Sulaima menyebut, Sungai Mayang sempat banjir. Jembatan untuk menuju getek itu bahkan hilang terseret banjir. Sehingga harus diganti yang baru menggunakan sirap dan penyangga dari kayu. “Ini sudah diganti yang baru. Setelah hujan deras, jembatan yang panjangnya 4 meter hanyut,” katanya.

ANDONGSARI, Radar Jember – Ada saja hal menarik yang dapat dilakukan di bulan puasa tanpa merusak nilai ibadah. Salah satu yang umum dilakukan adalah ngabuburit atau menunggu waktu berbuka. Hal itu pun dilakukan orang-orang dengan berbagai aktivitas.

BACA JUGA : Punya Hutang Puasa Ramadan? Boleh Bayar Fidyah Saja, Ini Syaratnya

Paling umum, ngabuburit dilakukan dengan cara menghabiskan waktu membaca Alquran, belajar kitab kuning, mendengarkan pengajian, atau beribadah lainnya. Namun demikian, tidak sedikit orang yang ngabuburit dengan cara jalan-jalan ke pantai, mancing, bahkan keliling Jember. Nah, di Ambulu ada satu tempat yang relatif jauh, yaitu bisa ngabuburit di atas getek.

Sulaiman, 53, merupakan warga Desa Ambulu yang setiap harinya selalu berada di tempat penyeberangan atau lebih dikenal Geladak Korek. Sejak pagi, dia sudah berada di pinggir Sungai Mayang, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu. Hal yang dilakukan Sulaiman tak lain untuk membantu para petani yang akan menyeberang. Tentu saja, Sulaiman berpuasa. Pada puasa perdana kemarin, beberapa orang pun ada yang bersantai di getek buatannya.

Sulaima menyebut, Sungai Mayang sempat banjir. Jembatan untuk menuju getek itu bahkan hilang terseret banjir. Sehingga harus diganti yang baru menggunakan sirap dan penyangga dari kayu. “Ini sudah diganti yang baru. Setelah hujan deras, jembatan yang panjangnya 4 meter hanyut,” katanya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca