29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Lalin Bundaran Mastrip Kembali ke Asal

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sistem lalu lintas mengalami perubahan di Jalan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Meski perubahan tersebut kurang lebih sebulan terakhir, banyak kontroversi dari kalangan masyarakat setempat. Mereka menilai perubahan tersebut belum maksimal.

Baca Juga : Janggal, Polres Jember Usut Kasus Bayi Meninggal di Dalam Sumur

Salah satunya datang dari pemilik toko sandal yang berada di sekitar bundaran. Menurutnya, para pengendara secara umum tidak sepenuhnya mengetahui perubahan sistem lalu lintas di kawasan bundaran tersebut. Dirinya mengakui perubahan sistem lalu lintas masih berjalan sekitar sebulan. “Pengendara banyak belum tahu,” kata pemilik toko sandal tersebut.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tidak adanya lampu lalu lintas, menurutnya, memunculkan potensi adanya kecelakaan. Sebab, warga harus memilih jalan pada jalur yang berseberangan.

Selain itu, masyarakat juga belum terbiasa melalui jalur bundaran yang sebelumnya ada lampu lalu lintas. “Ini belum lama,” terangnya.

Lampu lalu lintas yang berdiri di tengah dan sudut jalan menjadi tidak berfungsi. Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember Nova Ritonga menjelaskan, Jalan Mastrip dari awal sudah menjadi jalur bundaran. Kemudian, diubah sebagai perempatan yang menggunakan lampu lalu lintas. Pada akhir-akhir ini mengalami perubahan lagi dengan mengembalikan seperti semula. “Bundaran, traffic light, bundaran lagi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Nova Ritonga melanjutkan, perubahan Bundaran Mastrip karena faktor kemacetan panjang yang sering terjadi. Atas dasar tersebut, Bundaran Mastrip tidak lagi memakai traffic light.

Tidak adanya traffic light tidak lantas menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. Terkait risiko tersebut, Nova mengembalikan kepada pengendara. “Hati-hati saat mengemudi,” ujarnya.

Menurutnya, tidak ada keterkaitan antara tidak adanya traffic light dengan kecelakaan. Hal itu terjadi karena pengendara yang main-main dan hukum alam.

Pihaknya menegaskan, soal potensi adanya kecelakaan bergantung pada pengendaranya. Nova menyampaikan, jika berkendara dengan main-main pasti beresiko kecelakaan. “Tergantung masing-masing pelaku dan pengendara. Kadang ada yang menerobos, meski lampu merah,” terang Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kabupaten Jember tersebut.

Nova Ritonga mengimbau kepada pengendara agar tidak bermain-main saat mengemudi, baik pengendara roda dua ataupun roda empat. Pihaknya menyampaikan bahwa perubahan tersebut demi efektifnya arus kendaraan, khususnya di Bundaran Mastrip, “Biar tidak terjadi kemacetan panjang,” tegasnya.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sistem lalu lintas mengalami perubahan di Jalan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Meski perubahan tersebut kurang lebih sebulan terakhir, banyak kontroversi dari kalangan masyarakat setempat. Mereka menilai perubahan tersebut belum maksimal.

Baca Juga : Janggal, Polres Jember Usut Kasus Bayi Meninggal di Dalam Sumur

Salah satunya datang dari pemilik toko sandal yang berada di sekitar bundaran. Menurutnya, para pengendara secara umum tidak sepenuhnya mengetahui perubahan sistem lalu lintas di kawasan bundaran tersebut. Dirinya mengakui perubahan sistem lalu lintas masih berjalan sekitar sebulan. “Pengendara banyak belum tahu,” kata pemilik toko sandal tersebut.

Tidak adanya lampu lalu lintas, menurutnya, memunculkan potensi adanya kecelakaan. Sebab, warga harus memilih jalan pada jalur yang berseberangan.

Selain itu, masyarakat juga belum terbiasa melalui jalur bundaran yang sebelumnya ada lampu lalu lintas. “Ini belum lama,” terangnya.

Lampu lalu lintas yang berdiri di tengah dan sudut jalan menjadi tidak berfungsi. Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember Nova Ritonga menjelaskan, Jalan Mastrip dari awal sudah menjadi jalur bundaran. Kemudian, diubah sebagai perempatan yang menggunakan lampu lalu lintas. Pada akhir-akhir ini mengalami perubahan lagi dengan mengembalikan seperti semula. “Bundaran, traffic light, bundaran lagi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Nova Ritonga melanjutkan, perubahan Bundaran Mastrip karena faktor kemacetan panjang yang sering terjadi. Atas dasar tersebut, Bundaran Mastrip tidak lagi memakai traffic light.

Tidak adanya traffic light tidak lantas menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. Terkait risiko tersebut, Nova mengembalikan kepada pengendara. “Hati-hati saat mengemudi,” ujarnya.

Menurutnya, tidak ada keterkaitan antara tidak adanya traffic light dengan kecelakaan. Hal itu terjadi karena pengendara yang main-main dan hukum alam.

Pihaknya menegaskan, soal potensi adanya kecelakaan bergantung pada pengendaranya. Nova menyampaikan, jika berkendara dengan main-main pasti beresiko kecelakaan. “Tergantung masing-masing pelaku dan pengendara. Kadang ada yang menerobos, meski lampu merah,” terang Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kabupaten Jember tersebut.

Nova Ritonga mengimbau kepada pengendara agar tidak bermain-main saat mengemudi, baik pengendara roda dua ataupun roda empat. Pihaknya menyampaikan bahwa perubahan tersebut demi efektifnya arus kendaraan, khususnya di Bundaran Mastrip, “Biar tidak terjadi kemacetan panjang,” tegasnya.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sistem lalu lintas mengalami perubahan di Jalan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Meski perubahan tersebut kurang lebih sebulan terakhir, banyak kontroversi dari kalangan masyarakat setempat. Mereka menilai perubahan tersebut belum maksimal.

Baca Juga : Janggal, Polres Jember Usut Kasus Bayi Meninggal di Dalam Sumur

Salah satunya datang dari pemilik toko sandal yang berada di sekitar bundaran. Menurutnya, para pengendara secara umum tidak sepenuhnya mengetahui perubahan sistem lalu lintas di kawasan bundaran tersebut. Dirinya mengakui perubahan sistem lalu lintas masih berjalan sekitar sebulan. “Pengendara banyak belum tahu,” kata pemilik toko sandal tersebut.

Tidak adanya lampu lalu lintas, menurutnya, memunculkan potensi adanya kecelakaan. Sebab, warga harus memilih jalan pada jalur yang berseberangan.

Selain itu, masyarakat juga belum terbiasa melalui jalur bundaran yang sebelumnya ada lampu lalu lintas. “Ini belum lama,” terangnya.

Lampu lalu lintas yang berdiri di tengah dan sudut jalan menjadi tidak berfungsi. Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember Nova Ritonga menjelaskan, Jalan Mastrip dari awal sudah menjadi jalur bundaran. Kemudian, diubah sebagai perempatan yang menggunakan lampu lalu lintas. Pada akhir-akhir ini mengalami perubahan lagi dengan mengembalikan seperti semula. “Bundaran, traffic light, bundaran lagi,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Jember.

Nova Ritonga melanjutkan, perubahan Bundaran Mastrip karena faktor kemacetan panjang yang sering terjadi. Atas dasar tersebut, Bundaran Mastrip tidak lagi memakai traffic light.

Tidak adanya traffic light tidak lantas menjadi pemicu terjadinya kecelakaan. Terkait risiko tersebut, Nova mengembalikan kepada pengendara. “Hati-hati saat mengemudi,” ujarnya.

Menurutnya, tidak ada keterkaitan antara tidak adanya traffic light dengan kecelakaan. Hal itu terjadi karena pengendara yang main-main dan hukum alam.

Pihaknya menegaskan, soal potensi adanya kecelakaan bergantung pada pengendaranya. Nova menyampaikan, jika berkendara dengan main-main pasti beresiko kecelakaan. “Tergantung masing-masing pelaku dan pengendara. Kadang ada yang menerobos, meski lampu merah,” terang Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kabupaten Jember tersebut.

Nova Ritonga mengimbau kepada pengendara agar tidak bermain-main saat mengemudi, baik pengendara roda dua ataupun roda empat. Pihaknya menyampaikan bahwa perubahan tersebut demi efektifnya arus kendaraan, khususnya di Bundaran Mastrip, “Biar tidak terjadi kemacetan panjang,” tegasnya.

 

 

Jurnalis : mg5
Fotografer : mg5
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca