22.4 C
Jember
Tuesday, 30 May 2023

Laporan Pemukulan Laga Semifinal Bupati Cup Jember Dicabut

Jangan Terulang, Jadikan Pelajaran Berharga

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Insiden baku hantam di pinggir lapangan bola pada laga semifinal Piala Bupati Cup Jember berakhir manis. Pelapor telah mencabut laporannya di Polsek Patrang, kemarin (22/12). Para pihak yang sebelumnya berselisih juga telah mencapai kesepakatan. Saling memaafkan dan berakhir damai. Namun, peristiwa serupa jangan sampai terulang. Sebab, tak hanya mencederai semangat sportivitas dalam olahraga, tapi juga menjadi preseden buruk di dunia sepak bola.

Pelatih klub Plasma, Rike Manopo, yang menjadi korban pemukulan, akhirnya mencabut laporannya. Sementara itu, Andik Slamet, Sekretaris Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember, yang menjadi terlapor, juga telah meminta maaf. Andik mengatakan secara langsung permohonan maafnya kepada Rike Manopo saat bertemu di Polsek Patrang. “Mohon maaf atas kekhilafan saya. Atas nama pribadi dan Askab PSSI, saya minta maaf,” ucapnya.

Dia mengaku, dalam keributan yang terjadi, secara naluri dirinya ingin mengamankan karena banyak orang yang masuk ke dalam lapangan. Dia pun berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua untuk ke depannya. Agar bisa lebih baik lagi terhadap iklim persepakbolaan di Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Rike Manopo juga berharap hal yang sama. Kejadian itu supaya menjadi pelajaran bersama untuk kebaikan Jember, terutama di dunia sepak bola. “Saya sebagai mantan pemain bola ingin Jember lebih maju lagi. Dari kepemimpinan wasitnya, hingga turnamen atau kompetisi,” paparnya.

Ketua Pelaksana Kompetisi Sepak Bola Piala Bupati Cup Jember Adi Purnomo menuturkan, atas kejadian tersebut dirinya dan panitia juga meminta maaf. Untuk selanjutnya, apakah pertandingan final akan tetap dilanjutkan atau tidak, Purnomo masih menunggu hasil rapat koordinasi. Khususnya dengan kepolisian. “Panitia masih menunggu konfirmasi dari pihak Polres Jember. Apakah digelar semua pertandingan atau cukup satu saja. Tanpa ada petunjuk dan rekom polres, kami tidak bisa menggelar,” terangnya.

Hingga kini diketahui masih ada dua laga sisa. Yaitu final antara Arsenal Sumberkalong Kalisat vs Persijatim Jatimulyo Jenggawah Jember. Selanjutnya, perebutan juara tiga antara Plasma dengan MGMP Balawara. Sedangkan insiden pemukulan itu terjadi saat laga semifinal yang mempertemukan Arsenal melawan Plasma.

Dalam ruang Reskrim Polsek Patrang tersebut, yang hadir tidak hanya Andik dan Rike. Juga ada Aan, wasit garis yang juga melakukan pemukulan, serta Musa, wasit utama dalam laga itu. Namun sebelumnya, Rike hanya melaporkan Musa dan Andik ke Polsek Patrang. Sementara, Aan tidak termasuk yang dilaporkan.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer : Dwi Siswanto/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Insiden baku hantam di pinggir lapangan bola pada laga semifinal Piala Bupati Cup Jember berakhir manis. Pelapor telah mencabut laporannya di Polsek Patrang, kemarin (22/12). Para pihak yang sebelumnya berselisih juga telah mencapai kesepakatan. Saling memaafkan dan berakhir damai. Namun, peristiwa serupa jangan sampai terulang. Sebab, tak hanya mencederai semangat sportivitas dalam olahraga, tapi juga menjadi preseden buruk di dunia sepak bola.

Pelatih klub Plasma, Rike Manopo, yang menjadi korban pemukulan, akhirnya mencabut laporannya. Sementara itu, Andik Slamet, Sekretaris Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember, yang menjadi terlapor, juga telah meminta maaf. Andik mengatakan secara langsung permohonan maafnya kepada Rike Manopo saat bertemu di Polsek Patrang. “Mohon maaf atas kekhilafan saya. Atas nama pribadi dan Askab PSSI, saya minta maaf,” ucapnya.

Dia mengaku, dalam keributan yang terjadi, secara naluri dirinya ingin mengamankan karena banyak orang yang masuk ke dalam lapangan. Dia pun berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua untuk ke depannya. Agar bisa lebih baik lagi terhadap iklim persepakbolaan di Jember.

Sementara itu, Rike Manopo juga berharap hal yang sama. Kejadian itu supaya menjadi pelajaran bersama untuk kebaikan Jember, terutama di dunia sepak bola. “Saya sebagai mantan pemain bola ingin Jember lebih maju lagi. Dari kepemimpinan wasitnya, hingga turnamen atau kompetisi,” paparnya.

Ketua Pelaksana Kompetisi Sepak Bola Piala Bupati Cup Jember Adi Purnomo menuturkan, atas kejadian tersebut dirinya dan panitia juga meminta maaf. Untuk selanjutnya, apakah pertandingan final akan tetap dilanjutkan atau tidak, Purnomo masih menunggu hasil rapat koordinasi. Khususnya dengan kepolisian. “Panitia masih menunggu konfirmasi dari pihak Polres Jember. Apakah digelar semua pertandingan atau cukup satu saja. Tanpa ada petunjuk dan rekom polres, kami tidak bisa menggelar,” terangnya.

Hingga kini diketahui masih ada dua laga sisa. Yaitu final antara Arsenal Sumberkalong Kalisat vs Persijatim Jatimulyo Jenggawah Jember. Selanjutnya, perebutan juara tiga antara Plasma dengan MGMP Balawara. Sedangkan insiden pemukulan itu terjadi saat laga semifinal yang mempertemukan Arsenal melawan Plasma.

Dalam ruang Reskrim Polsek Patrang tersebut, yang hadir tidak hanya Andik dan Rike. Juga ada Aan, wasit garis yang juga melakukan pemukulan, serta Musa, wasit utama dalam laga itu. Namun sebelumnya, Rike hanya melaporkan Musa dan Andik ke Polsek Patrang. Sementara, Aan tidak termasuk yang dilaporkan.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer : Dwi Siswanto/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Insiden baku hantam di pinggir lapangan bola pada laga semifinal Piala Bupati Cup Jember berakhir manis. Pelapor telah mencabut laporannya di Polsek Patrang, kemarin (22/12). Para pihak yang sebelumnya berselisih juga telah mencapai kesepakatan. Saling memaafkan dan berakhir damai. Namun, peristiwa serupa jangan sampai terulang. Sebab, tak hanya mencederai semangat sportivitas dalam olahraga, tapi juga menjadi preseden buruk di dunia sepak bola.

Pelatih klub Plasma, Rike Manopo, yang menjadi korban pemukulan, akhirnya mencabut laporannya. Sementara itu, Andik Slamet, Sekretaris Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Askab PSSI) Jember, yang menjadi terlapor, juga telah meminta maaf. Andik mengatakan secara langsung permohonan maafnya kepada Rike Manopo saat bertemu di Polsek Patrang. “Mohon maaf atas kekhilafan saya. Atas nama pribadi dan Askab PSSI, saya minta maaf,” ucapnya.

Dia mengaku, dalam keributan yang terjadi, secara naluri dirinya ingin mengamankan karena banyak orang yang masuk ke dalam lapangan. Dia pun berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua untuk ke depannya. Agar bisa lebih baik lagi terhadap iklim persepakbolaan di Jember.

Sementara itu, Rike Manopo juga berharap hal yang sama. Kejadian itu supaya menjadi pelajaran bersama untuk kebaikan Jember, terutama di dunia sepak bola. “Saya sebagai mantan pemain bola ingin Jember lebih maju lagi. Dari kepemimpinan wasitnya, hingga turnamen atau kompetisi,” paparnya.

Ketua Pelaksana Kompetisi Sepak Bola Piala Bupati Cup Jember Adi Purnomo menuturkan, atas kejadian tersebut dirinya dan panitia juga meminta maaf. Untuk selanjutnya, apakah pertandingan final akan tetap dilanjutkan atau tidak, Purnomo masih menunggu hasil rapat koordinasi. Khususnya dengan kepolisian. “Panitia masih menunggu konfirmasi dari pihak Polres Jember. Apakah digelar semua pertandingan atau cukup satu saja. Tanpa ada petunjuk dan rekom polres, kami tidak bisa menggelar,” terangnya.

Hingga kini diketahui masih ada dua laga sisa. Yaitu final antara Arsenal Sumberkalong Kalisat vs Persijatim Jatimulyo Jenggawah Jember. Selanjutnya, perebutan juara tiga antara Plasma dengan MGMP Balawara. Sedangkan insiden pemukulan itu terjadi saat laga semifinal yang mempertemukan Arsenal melawan Plasma.

Dalam ruang Reskrim Polsek Patrang tersebut, yang hadir tidak hanya Andik dan Rike. Juga ada Aan, wasit garis yang juga melakukan pemukulan, serta Musa, wasit utama dalam laga itu. Namun sebelumnya, Rike hanya melaporkan Musa dan Andik ke Polsek Patrang. Sementara, Aan tidak termasuk yang dilaporkan.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer : Dwi Siswanto/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca