22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Upaya Antisipasi, Pengamanan Pilkades Jember, Ini Kata Santai Kapolres

"Hasil mapping kami ada tujuh sampai delapan desa yang rawan.” Kapten Arm Abdul Aziz - Pasi Intel Kodim 0824 Jember

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – KEPOLISIAN sebagai aparat keamanan dan penegak hukum memiliki peran sentral untuk menjaga suasana kondusif pelaksanaan pilkades Jember. Seharusnya, polisi punya rencana detail terkait antisipasi kerawanan dan pola pengamanan pilkades Jember. Sebab, potensi gesekan antarpendukung cukup besar. Terlebih saat ini masih dalam masa Covid-19.

Meski polisi memiliki peran utama, namun Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin tidak banyak berbicara saat diwawancarai Jawa Pos Radar Jember. Dia enggan menjelaskan detail tentang upaya antisipasi potensi kerawanan dan pola pengamanan yang bakal dilakukan. Wawancara itu dilakukan seusai rapat evaluasi dan monitoring Covid-19 bersama Satgas Penanganan Covid-19 Jatim di aula PB Sudirman Gedung Pemkab Jember, Jumat (18/11).

Arif hanya mengatakan santai. Padahal pilkades Jember akan digelar 25 November atau kurang sepekan saat dia diwawancarai. “Nanti ada waktunya,” ucapnya. Awak media juga terus mengejar tentang pilkades Jember, termasuk antisipasi dan peta kerawanan. “Nanti, ini baru bicara tentang Covid-19. Timing biar pas,” imbuhnya. Pria nomor satu di jajaran Polres Jember ini pun langsung menuju ruang wakil bupati untuk ibadah berjamaah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Kasi Humas Polres Jember Iptu Brisan menambahkan, untuk berapa personel yang dikerahkan, pihaknya masih akan koordinasi dengan bagian operasional polres. Dia mengatakan, dalam pengamanan pilkades Jember tentu saja akan mengerahkan pasukan tambahan atau bantuan kendali operasi (BKO). “Pasti nanti ada bantuan BKO yang membantu pengamanan pilkades Jember,” terangnya.

Bantuan aparat kepolisian dari luar Jember tersebut tentu saja dibutuhkan. Sebab, bila mengandalkan anggota dari Jember saja jumlah personelnya kurang. Terlebih desa yang menggelar pilkades Jember serentak juga cukup banyak. Nanti juga ada gelar apel serpas atau geser pasukan. Seluruh personel dikumpulkan sebelum diterjunkan ke daerah penugasan untuk pengamanan pilkades Jember.

Perbedaan pengamanan pilkades Jember sekarang dengan dulu adalah terletak pada pemusatan pasukan. “Dulu dipusatkan di balai desa. Tapi, sekarang setiap personel langsung diturunkan ke TPS atau dipusatkan setiap TPS,” terangnya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari kerumunan, mengingat Jember juga masih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. “Jadi, pola pengamanan seperti pilpres, langsung setiap TPS,” ucapnya.

Sementara itu, Pasi Intel Kodim 0824 Jember Kapten Arm Abdul Aziz mengatakan, kodim juga turut menyukseskan pelaksanaan pilkades Jember yang aman. Pihaknya juga melakukan pemetaan kerawanan dari 59 desa di 25 kecamatan yang menggelar pilkades Jember. “Hasil mapping kami ada tujuh sampai delapan desa yang rawan,” ucapnya.

Kerawanan pilkades Jember tersebut tersebar merata. Mulai dari Jember bagian barat, selatan, dan timur. Dia mengungkapkan, Desa Paseban di Kecamatan Kencong adalah satu di antara desa yang rawan. “Ada juga desa di Kecamatan Ambulu, desa di Kecamatan Silo, serta di Kecamatan Ledokombo,” tuturnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – KEPOLISIAN sebagai aparat keamanan dan penegak hukum memiliki peran sentral untuk menjaga suasana kondusif pelaksanaan pilkades Jember. Seharusnya, polisi punya rencana detail terkait antisipasi kerawanan dan pola pengamanan pilkades Jember. Sebab, potensi gesekan antarpendukung cukup besar. Terlebih saat ini masih dalam masa Covid-19.

Meski polisi memiliki peran utama, namun Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin tidak banyak berbicara saat diwawancarai Jawa Pos Radar Jember. Dia enggan menjelaskan detail tentang upaya antisipasi potensi kerawanan dan pola pengamanan yang bakal dilakukan. Wawancara itu dilakukan seusai rapat evaluasi dan monitoring Covid-19 bersama Satgas Penanganan Covid-19 Jatim di aula PB Sudirman Gedung Pemkab Jember, Jumat (18/11).

Arif hanya mengatakan santai. Padahal pilkades Jember akan digelar 25 November atau kurang sepekan saat dia diwawancarai. “Nanti ada waktunya,” ucapnya. Awak media juga terus mengejar tentang pilkades Jember, termasuk antisipasi dan peta kerawanan. “Nanti, ini baru bicara tentang Covid-19. Timing biar pas,” imbuhnya. Pria nomor satu di jajaran Polres Jember ini pun langsung menuju ruang wakil bupati untuk ibadah berjamaah.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Jember Iptu Brisan menambahkan, untuk berapa personel yang dikerahkan, pihaknya masih akan koordinasi dengan bagian operasional polres. Dia mengatakan, dalam pengamanan pilkades Jember tentu saja akan mengerahkan pasukan tambahan atau bantuan kendali operasi (BKO). “Pasti nanti ada bantuan BKO yang membantu pengamanan pilkades Jember,” terangnya.

Bantuan aparat kepolisian dari luar Jember tersebut tentu saja dibutuhkan. Sebab, bila mengandalkan anggota dari Jember saja jumlah personelnya kurang. Terlebih desa yang menggelar pilkades Jember serentak juga cukup banyak. Nanti juga ada gelar apel serpas atau geser pasukan. Seluruh personel dikumpulkan sebelum diterjunkan ke daerah penugasan untuk pengamanan pilkades Jember.

Perbedaan pengamanan pilkades Jember sekarang dengan dulu adalah terletak pada pemusatan pasukan. “Dulu dipusatkan di balai desa. Tapi, sekarang setiap personel langsung diturunkan ke TPS atau dipusatkan setiap TPS,” terangnya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari kerumunan, mengingat Jember juga masih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. “Jadi, pola pengamanan seperti pilpres, langsung setiap TPS,” ucapnya.

Sementara itu, Pasi Intel Kodim 0824 Jember Kapten Arm Abdul Aziz mengatakan, kodim juga turut menyukseskan pelaksanaan pilkades Jember yang aman. Pihaknya juga melakukan pemetaan kerawanan dari 59 desa di 25 kecamatan yang menggelar pilkades Jember. “Hasil mapping kami ada tujuh sampai delapan desa yang rawan,” ucapnya.

Kerawanan pilkades Jember tersebut tersebar merata. Mulai dari Jember bagian barat, selatan, dan timur. Dia mengungkapkan, Desa Paseban di Kecamatan Kencong adalah satu di antara desa yang rawan. “Ada juga desa di Kecamatan Ambulu, desa di Kecamatan Silo, serta di Kecamatan Ledokombo,” tuturnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

JEMBER, RADARJEMBER.ID – KEPOLISIAN sebagai aparat keamanan dan penegak hukum memiliki peran sentral untuk menjaga suasana kondusif pelaksanaan pilkades Jember. Seharusnya, polisi punya rencana detail terkait antisipasi kerawanan dan pola pengamanan pilkades Jember. Sebab, potensi gesekan antarpendukung cukup besar. Terlebih saat ini masih dalam masa Covid-19.

Meski polisi memiliki peran utama, namun Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin tidak banyak berbicara saat diwawancarai Jawa Pos Radar Jember. Dia enggan menjelaskan detail tentang upaya antisipasi potensi kerawanan dan pola pengamanan yang bakal dilakukan. Wawancara itu dilakukan seusai rapat evaluasi dan monitoring Covid-19 bersama Satgas Penanganan Covid-19 Jatim di aula PB Sudirman Gedung Pemkab Jember, Jumat (18/11).

Arif hanya mengatakan santai. Padahal pilkades Jember akan digelar 25 November atau kurang sepekan saat dia diwawancarai. “Nanti ada waktunya,” ucapnya. Awak media juga terus mengejar tentang pilkades Jember, termasuk antisipasi dan peta kerawanan. “Nanti, ini baru bicara tentang Covid-19. Timing biar pas,” imbuhnya. Pria nomor satu di jajaran Polres Jember ini pun langsung menuju ruang wakil bupati untuk ibadah berjamaah.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Jember Iptu Brisan menambahkan, untuk berapa personel yang dikerahkan, pihaknya masih akan koordinasi dengan bagian operasional polres. Dia mengatakan, dalam pengamanan pilkades Jember tentu saja akan mengerahkan pasukan tambahan atau bantuan kendali operasi (BKO). “Pasti nanti ada bantuan BKO yang membantu pengamanan pilkades Jember,” terangnya.

Bantuan aparat kepolisian dari luar Jember tersebut tentu saja dibutuhkan. Sebab, bila mengandalkan anggota dari Jember saja jumlah personelnya kurang. Terlebih desa yang menggelar pilkades Jember serentak juga cukup banyak. Nanti juga ada gelar apel serpas atau geser pasukan. Seluruh personel dikumpulkan sebelum diterjunkan ke daerah penugasan untuk pengamanan pilkades Jember.

Perbedaan pengamanan pilkades Jember sekarang dengan dulu adalah terletak pada pemusatan pasukan. “Dulu dipusatkan di balai desa. Tapi, sekarang setiap personel langsung diturunkan ke TPS atau dipusatkan setiap TPS,” terangnya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari kerumunan, mengingat Jember juga masih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3. “Jadi, pola pengamanan seperti pilpres, langsung setiap TPS,” ucapnya.

Sementara itu, Pasi Intel Kodim 0824 Jember Kapten Arm Abdul Aziz mengatakan, kodim juga turut menyukseskan pelaksanaan pilkades Jember yang aman. Pihaknya juga melakukan pemetaan kerawanan dari 59 desa di 25 kecamatan yang menggelar pilkades Jember. “Hasil mapping kami ada tujuh sampai delapan desa yang rawan,” ucapnya.

Kerawanan pilkades Jember tersebut tersebar merata. Mulai dari Jember bagian barat, selatan, dan timur. Dia mengungkapkan, Desa Paseban di Kecamatan Kencong adalah satu di antara desa yang rawan. “Ada juga desa di Kecamatan Ambulu, desa di Kecamatan Silo, serta di Kecamatan Ledokombo,” tuturnya.

Reporter : Dwi Siswanto/Radar Jember

Fotografer :

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca