29 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Potensi Tsunami di Jember, Ketinggian Gelombang Capai 19-22 meter

Hasil Pemetaan BMKG di Pantai Selatan

Mobile_AP_Rectangle 1

PUGER KULON, RADARJEMBER.ID –Meski belum diketahui kapan akan terjadi tsunami, namun pantai selatan Jember tetap berpotensi memuntahkan gelombang setinggi tujuh meter. Berdasarkan pantauan dari Tim Geofisika Stasiun Malang, yang merupakan kepanjangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, menunjukkan bahwa wilayah pantai selatan memiliki potensi tsunami dengan kekuatan gempa 8,7 skala Richter (SR).

“Kami melakukan modeling tsunami ke lapangan. Salah satunya turun ke Pantai Puger untuk pengecekan dan survei lapangan. Ini untuk pemodelan,” terang Mamuri, Kepala Geofisika Stasiun Malang, saat memantau wilayah pesisir di sekitar Pantai Puger, kemarin (21/9).

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurut dia, potensi gempa bumi dan tsunami itu perlu diantisipasi dengan melakukan mitigasi bencana. Khususnya untuk masyarakat di wilayah-wilayah dekat bibir pantai selatan Jawa Timur. Secara keseluruhan, lanjut dia, dari skenario terburuk berdasarkan keterangan beberapa ahli, daerah selatan Jawa Timur memiliki potensi gempa 8,7 SR. Karena adanya potensi itu, pihaknya sengaja turun melakukan modeling untuk mengetahui detail potensi tsunaminya.

Hasilnya, wilayah Jember memiliki potensi ketinggian gelombang antara 19–22 meter di bibir pantainya dan waktu tibanya 24–27 menit setelah terjadinya gempa bumi. Pihaknya mengaku bakal bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memetakan tempat-tempat evakuasi, berikut jalur-jalur evakuasi yang aman. “Tujuan modeling ini untuk mitigasi. Bukan memastikan tsunami akan terjadi. Agar pemerintah daerah maupun BMKG ke depannya lebih baik,” imbuh Muri.

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Jember M Djamil menjelaskan, beberapa potensi dan rekomendasi yang disampaikan BMKG itu bakal ditindaklanjutinya. Menurut dia, pihaknya perlu menggandeng seluruh komponen masyarakat agar siap siaga. “Sosialisasi ini penting agar masyarakat paham dan tahu bagaimana metode atau jalur tepat saat dilakukan penyelamatan atau evakuasi,” jelasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

PUGER KULON, RADARJEMBER.ID –Meski belum diketahui kapan akan terjadi tsunami, namun pantai selatan Jember tetap berpotensi memuntahkan gelombang setinggi tujuh meter. Berdasarkan pantauan dari Tim Geofisika Stasiun Malang, yang merupakan kepanjangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, menunjukkan bahwa wilayah pantai selatan memiliki potensi tsunami dengan kekuatan gempa 8,7 skala Richter (SR).

“Kami melakukan modeling tsunami ke lapangan. Salah satunya turun ke Pantai Puger untuk pengecekan dan survei lapangan. Ini untuk pemodelan,” terang Mamuri, Kepala Geofisika Stasiun Malang, saat memantau wilayah pesisir di sekitar Pantai Puger, kemarin (21/9).

Menurut dia, potensi gempa bumi dan tsunami itu perlu diantisipasi dengan melakukan mitigasi bencana. Khususnya untuk masyarakat di wilayah-wilayah dekat bibir pantai selatan Jawa Timur. Secara keseluruhan, lanjut dia, dari skenario terburuk berdasarkan keterangan beberapa ahli, daerah selatan Jawa Timur memiliki potensi gempa 8,7 SR. Karena adanya potensi itu, pihaknya sengaja turun melakukan modeling untuk mengetahui detail potensi tsunaminya.

Hasilnya, wilayah Jember memiliki potensi ketinggian gelombang antara 19–22 meter di bibir pantainya dan waktu tibanya 24–27 menit setelah terjadinya gempa bumi. Pihaknya mengaku bakal bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memetakan tempat-tempat evakuasi, berikut jalur-jalur evakuasi yang aman. “Tujuan modeling ini untuk mitigasi. Bukan memastikan tsunami akan terjadi. Agar pemerintah daerah maupun BMKG ke depannya lebih baik,” imbuh Muri.

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Jember M Djamil menjelaskan, beberapa potensi dan rekomendasi yang disampaikan BMKG itu bakal ditindaklanjutinya. Menurut dia, pihaknya perlu menggandeng seluruh komponen masyarakat agar siap siaga. “Sosialisasi ini penting agar masyarakat paham dan tahu bagaimana metode atau jalur tepat saat dilakukan penyelamatan atau evakuasi,” jelasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

PUGER KULON, RADARJEMBER.ID –Meski belum diketahui kapan akan terjadi tsunami, namun pantai selatan Jember tetap berpotensi memuntahkan gelombang setinggi tujuh meter. Berdasarkan pantauan dari Tim Geofisika Stasiun Malang, yang merupakan kepanjangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, menunjukkan bahwa wilayah pantai selatan memiliki potensi tsunami dengan kekuatan gempa 8,7 skala Richter (SR).

“Kami melakukan modeling tsunami ke lapangan. Salah satunya turun ke Pantai Puger untuk pengecekan dan survei lapangan. Ini untuk pemodelan,” terang Mamuri, Kepala Geofisika Stasiun Malang, saat memantau wilayah pesisir di sekitar Pantai Puger, kemarin (21/9).

Menurut dia, potensi gempa bumi dan tsunami itu perlu diantisipasi dengan melakukan mitigasi bencana. Khususnya untuk masyarakat di wilayah-wilayah dekat bibir pantai selatan Jawa Timur. Secara keseluruhan, lanjut dia, dari skenario terburuk berdasarkan keterangan beberapa ahli, daerah selatan Jawa Timur memiliki potensi gempa 8,7 SR. Karena adanya potensi itu, pihaknya sengaja turun melakukan modeling untuk mengetahui detail potensi tsunaminya.

Hasilnya, wilayah Jember memiliki potensi ketinggian gelombang antara 19–22 meter di bibir pantainya dan waktu tibanya 24–27 menit setelah terjadinya gempa bumi. Pihaknya mengaku bakal bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memetakan tempat-tempat evakuasi, berikut jalur-jalur evakuasi yang aman. “Tujuan modeling ini untuk mitigasi. Bukan memastikan tsunami akan terjadi. Agar pemerintah daerah maupun BMKG ke depannya lebih baik,” imbuh Muri.

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Jember M Djamil menjelaskan, beberapa potensi dan rekomendasi yang disampaikan BMKG itu bakal ditindaklanjutinya. Menurut dia, pihaknya perlu menggandeng seluruh komponen masyarakat agar siap siaga. “Sosialisasi ini penting agar masyarakat paham dan tahu bagaimana metode atau jalur tepat saat dilakukan penyelamatan atau evakuasi,” jelasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca