SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jember belum bisa memutuskan lokasi pemusatan latihan atau training center (TC). Lokasi latihan yang berpindah-pindah menjadi kendala tersendiri, mengingat FPTI belum memiliki sarana sendiri. Bahkan, bila cabor panjat tebing diserahkan ke Jember sebagai tuan rumah, juga akan membuat mabuk kepayang.
Setelah menjalani seleksi, cabor panjat tebing telah menyaring sepuluh atlet. Terdiri atas tujuh putra dan tiga putri, untuk selanjutnya diagendakan TC. Firdaus Dellabas, pelatih FPTI Jember, menerangkan, belum ada kepastian mengenai agenda detail TC.
Pihaknya juga masih menunggu dari KONI Jember dan Dispora Jember mengenai teknis TC. “Kalau rencana datangkan sparring partner dan pelatih dari luar itu ada. Tapi masih menunggu juga keputusan dari KONI dan Dispora,” tuturnya.
Namun, hal yang tak kalah penting adalah pihaknya belum bisa menentukan lokasi pemusatan latihan. “TC-nya dipusatkan di mana, masih belum tahu,” tuturnya. Sebab, kata dia, belum ada keputusan pemilik papan panjat apakah bisa dipakai penuh atau tidak. “Kemungkinan besar, ya, bakal pindah-pindah TC-nya. Karena kami tidak punya papan panjat sendiri. Selama ini kalau latihan, ya, pinjam,” imbuhnya.
Ada empat lokasi yang bisa menjadi alternatif. Yaitu papan panjat milik Politeknik Negeri Jember (Polije), papan panjat Kafe Kolong, SMA Bima Ambulu, dan untuk TC boulder di Patrang. “Kalau di Polije itu perlu di sana, karena satu-satunya di Jember punya papan panjat khusus nomor speed world record,” tuturnya.
Bila menyampingkan latihan tersebut, menurut Dellabas, tentu sangat disayangkan. Sebab, tidak semua daerah memiliki sarana seperti itu.
Sebagai pelatih, pihaknya akan menggelar latihan habis-habisan untuk meningkatkan kualitas atlet. Mengingat, panjat tebing banyak nomor yang dipertandingkan. Mulai dari speed klasik putra putri, lead putra putri, boulder putra putri, dan speed world record putra putri. “Juga ada beregu putra putri. Semua nomor ada beregunya. Jadi, sangat banyak,” terangnya.
Peluang mendulang medali di cabor panjat tebing sejatinya juga bisa kian besar bila Jember jadi tuan rumah. Menurut informasi yang didapat Dellabas dari FPTI Jatim, Situbondo yang awalnya menjadi tuan rumah cabor panjat tebing di Porprov Jatim 2022 mendatang memilih mengundurkan diri. “Tapi, katanya juga surat resminya belum dilayangkan,” terangnya.
Bila Jember kemudian ditunjuk jadi tuan rumah, menurut Della, ini adalah kesempatan emas. Tapi, juga membuat pusing. Bagaimana bila memaksimalkan papan panjat milik kampus dan menyewa? Menurut Dellabas, untuk papan panjat milik Polije saja masih sangat kurang. “Untuk speed world record saja diperlukan lebar enam meter dan tinggi 15 meter, dan lebarnya di Polije masih kurang,” imbuhnya. Belum lagi papan boulder yang butuh lebar 15 meter dan tinggi empat meter.
Dari empat tuan rumah Porprov, yaitu Jember, Lumajang, Jember, dan Situbondo, tidak ada yang memiliki papan panjat yang sesuai. “Paling dekat itu Banyuwangi. Papan panjatnya di sana tidak mungkin dibongkar, karena paten. Kalau pertandingan dialihkan di sana juga tidak mungkin, karena sebelumnya pernah jadi tuan rumah Porprov,” pungkasnya.
Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor : Lintang Anis Bena Kinanti