Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Buku itu tampak lusuh. Kertasnya juga tidak seperti buku zaman sekarang. Berwarna cokelat dan terdapat bagian yang telah dimakan usia. Untuk membuka satu per satu halamannya juga perlu dengan kehati-hatian. Buku yang bertuliskan aksara Arab itu bukan kitab suci, melainkan tembang-tembang macapat.
Baca Juga : Dulu Sekadar Musala Tempat Mengajar Baca Alquran
Buku berisi tembang macapat yang ditunjukkan Tim Digitalisasi Perpustakaan UIN KHAS, Ahmad Badrus Sholihin, tersebut adalah termasuk buku kuno yang dipakai sebagai tradisi rokat. Tradisi rokat atau tasyakuran dengan diiringi pembacaan naskah macapat terus dilestarikan sebagian masyarakat. Salah satunya sekelompok masyarakat di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurut Ahmad Badrus, naskah kuno yang berisi syair dan pujian itu keberadaannya saat ini sudah sulit ditemui. Hal itulah yang melatarbelakangi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyaraka (LP2M) bersama Perpustakaan UIN KHAS Jember dalam melakukan digitalisasi naskah kuno tersebut. “Sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi yang hampir punah,” katanya.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Buku itu tampak lusuh. Kertasnya juga tidak seperti buku zaman sekarang. Berwarna cokelat dan terdapat bagian yang telah dimakan usia. Untuk membuka satu per satu halamannya juga perlu dengan kehati-hatian. Buku yang bertuliskan aksara Arab itu bukan kitab suci, melainkan tembang-tembang macapat.
Baca Juga : Dulu Sekadar Musala Tempat Mengajar Baca Alquran
Buku berisi tembang macapat yang ditunjukkan Tim Digitalisasi Perpustakaan UIN KHAS, Ahmad Badrus Sholihin, tersebut adalah termasuk buku kuno yang dipakai sebagai tradisi rokat. Tradisi rokat atau tasyakuran dengan diiringi pembacaan naskah macapat terus dilestarikan sebagian masyarakat. Salah satunya sekelompok masyarakat di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat.
Menurut Ahmad Badrus, naskah kuno yang berisi syair dan pujian itu keberadaannya saat ini sudah sulit ditemui. Hal itulah yang melatarbelakangi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyaraka (LP2M) bersama Perpustakaan UIN KHAS Jember dalam melakukan digitalisasi naskah kuno tersebut. “Sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi yang hampir punah,” katanya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Buku itu tampak lusuh. Kertasnya juga tidak seperti buku zaman sekarang. Berwarna cokelat dan terdapat bagian yang telah dimakan usia. Untuk membuka satu per satu halamannya juga perlu dengan kehati-hatian. Buku yang bertuliskan aksara Arab itu bukan kitab suci, melainkan tembang-tembang macapat.
Baca Juga : Dulu Sekadar Musala Tempat Mengajar Baca Alquran
Buku berisi tembang macapat yang ditunjukkan Tim Digitalisasi Perpustakaan UIN KHAS, Ahmad Badrus Sholihin, tersebut adalah termasuk buku kuno yang dipakai sebagai tradisi rokat. Tradisi rokat atau tasyakuran dengan diiringi pembacaan naskah macapat terus dilestarikan sebagian masyarakat. Salah satunya sekelompok masyarakat di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat.
Menurut Ahmad Badrus, naskah kuno yang berisi syair dan pujian itu keberadaannya saat ini sudah sulit ditemui. Hal itulah yang melatarbelakangi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyaraka (LP2M) bersama Perpustakaan UIN KHAS Jember dalam melakukan digitalisasi naskah kuno tersebut. “Sebagai upaya menjaga kelestarian tradisi yang hampir punah,” katanya.