JEMBER, RADARJEMBER.ID – Jika Kabupaten Malang mempunyai Museum Angkut atau museum transportasi satu-satunya di Indonesia, maka Kabupaten Jember pun tak mau kalah. Jember juga punya Museum Tembakau yang juga merupakan satu-satunya Museum Tembakau di Indonesia. Museum ini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengujian Sertifikasi Mutu Barang Lembaga Tembakau Jember, di bawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Di museum ini, berbagai hal bisa Anda temukan. Mulai dari proses awal pengolahan tembakau hingga siap ekspor. Berbagai koleksi daun tembakau jenis kasturi hingga na oogst serta cacahan tembakau dari daerah lain dipamerkan di Museum Tembakau ini.
Museum Tembakau dikelola sejak 2014 dan menjadi wujud kontribusi pemerintah dalam melestarikan tembakau sebagai komoditas spesifik warisan budaya bangsa. Melalui edukasi kepada masyarakat mengenai informasi sejarah pertembakauan, budi daya tembakau, serta manfaat positif tembakau selain bahan baku rokok atau cerutu.
Ya, ternyata tembakau tidak hanya dimanfaatkan untuk rokok. Banyak olahan tembakau yang disulap menjadi asap cair. Selama ini, kebanyakan pemanfaatan tembakau yang sudah dilakukan hanya sampai pada daun tembakau yang diolah menjadi bahan baku rokok atau cerutu. Sedangkan bagian gagang, batang, bunga, kulit, dan akar masih belum termanfaatkan dengan maksimal.
Padahal limbah tembakau itu dapat dimanfaatkan untuk pembuatan asap cair dan parfum. Batang tembakau yang selama ini dianggap sebagai limbah dapat diolah menjadi asap cair melalui proses kimiawi. Selain itu, dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi parfum. Aroma yang dihasilkan dari parfum tembakau itu sama sekali tidak ada aroma rokoknya.
Sunito, salah satu karyawan di Museum Tembakau, menuturkan, tembakau memiliki aroma yang khas. Karena di dalam tembakau terkandung senyawa-senyawa aromatik yang mudah menguap atau biasa disebut dengan minyak atsiri.
Aroma parfum dari limbah tembakau pun dapat bertahan berjam-jam. Kandungan senyawa utama dalam minyak atsiri tembakau memiliki jumlah yang besar. Minyak atsiri inilah yang nantinya digunakan sebagai bahan campuran pembuatan parfum. “Aroma wanginya tidak mudah luntur,” kata Sunito.
Dia menjelaskan bahwa tujuan utama adanya Museum Tembakau ini adalah untuk mengembangkan penelitian tembakau yang nantinya dapat diolah menjadi berbagai jenis produk. Sehingga pengelolaan tembakau tidak hanya terfokus secara konvensional saja. “Di mana para pengunjung itu dapat mengembangkan lagi inovasi pengelolaan tembakau, mengeksplorasi lagi. Muaranya di sana,” kata pria yang akrab disapa Nito tersebut.
Selain itu, di Museum Tembakau pengunjung juga bisa melihat berbagai macam batik bermotif tembakau. Serta replika alat-alat pemroses daun tembakau. Di atas, tepatnya di lantai dua, terdapat koleksi buku mengenai pertembakauan.
Ia berharap ke depan akan lebih banyak lagi produk olahan dari limbah tembakau. Lalu, diproduksi oleh masyarakat secara masif untuk mendongkrak perekonomian. Sehingga tanaman tembakau dapat diolah dari hulu ke hilir.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti