JEMBER, RADARJEMBER.ID – Cita rasa yang berubah-ubah bisa jadi sulit dikangenin orang-orang. Hal itu menjadi alasan STMJ Gondrong untuk tetap mempertahankan apa yang selama ini dilakukan. Setidaknya sudah 11 tahun, Akrom menyajikan STMJ yang terasa sama.
Menurut Akrom, STMJ secara umum dibuat dari susu, telur, madu, dan jahe. Akan tetapi, ketika disajikan oleh tangan berbeda banyak rasa yang dihasilkan. Hal itu dipengaruhi oleh racikan STMJ itu sendiri. “Kadang, takaran susunya berbeda. Jadi sejak dulu takaran susu pada STMJ saya, sama,” jelasnya.
Takaran madu dan jahe juga demikian. Sama. Hanya saja, telurnya yang terkadang sesuai permintaan. Ada yang satu telur saja dan ada yang lebih. Telur juga dapat dipesan, apakah ayam kampung atau telur bebek. “Setiap kali buka, STMJ saja rata-rata 80 porsi habis,” jelasnya. Hal itu belum termasuk STM, STJ, SJM, maupun pesanan minuman lainnya.
Racikan itu lah yang membuat STMJ miliknya digemari banyak orang dan pelanggan. Bahkan, karena namanya STMJ Gondrong, Akrom pun mempertahankan rambutnya yang gondrong sejak tahun 2010 lalu. “Cukur juga, tapi tetap gondrong,” katanya dibalut senyum. Nama STMJ Gondrong diakuinya diambil karena dirinya sejak lama dipanggil gondrong.
Dalam menjual STMJ itu saja, gondrong sedikitnya menghabiskan 50 kantong susu atau 25 kilogram susu, setiap kali buka. Sementara untuk telur, mengikuti pesanan karena ada yang pesan satu, dua bahkan ada yang lebih.
Jurnalis: Nur Hariri, Maulana
Fotografer: Jumai