23.5 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Usung Sinergisitas dan Gotong Royong

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Semangat bersama-sama membangun Jember menjadi jargon pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup-cawabup wabup) Jember, Abdusalam – Ifan Ariadna Wijaya (Salam-Ifan). Duo milenial ini bakal membangun Jember dengan semangat gotong royong. Keduanya mengaku siap bergerak bersama membenahi Jember menjadi kabupaten Juara dengan visi: Gotong Royong Membangun Jember Maju, Adil, dan Sejahtera.

Pasangan paling muda di antara paslon lainnya ini akan melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian, pariwisata, dan pendidikan. Juga mewujudkan Jember yang lebih sejahtera secara merata, serta membenahi layanan publik dengan cepat dan ramah melalui tatanan birokrasi profesional.

Sepuluh program yang diusung Salam-Ifan dalam pilkada 2020 kali ini menggarap isu mulai dari ekonomi ketenagakerjaan, infrastruktur, dan ketahanan pangan. Selain itu, juga pendidikan, pelayanan publik, serta kesejahteraan guru, guru ngaji, kader posyandu, dan RT/RW. Mereka juga mengangkat isu seputar layanan kesehatan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tak hanya itu, Salam-Ifan berjanji bakal memberikan akses internet gratis di kantor desa dan fasilitas umum lainnya. Selanjutnya, menurunkan jumlah penduduk miskin. “Selain itu, kami juga ingin membangun pusat-pusat pembinaan olahraga dan meningkatkan prestasi olahraga Jember,” ucap Salam.

Seluruh program tersebut bakal dijalankan dengan sinergisitas seluruh elemen yang ada di Jember. Mulai dari eksekutif dan legislatif, para stakeholder di bidang terkait, pengusaha muda, pihak swasta, pemuda UMKM, hingga jajaran pemerintah desa.

Menurut pria kelahiran 10 Mei 1983 tersebut, jika program yang berjalan tidak ada harmonisasi semua pihak, maka tidak bisa berjalan optimal. Sebab, semua berjalan sendiri-sendiri. “Artinya, kalau tidak ada keseimbangan mengambil keputusan atau controlling dalam penyusunan APBD, maka tidak bisa diimplementasikan kepada masyarakat,” jelas Salam.

Ketidakharmonisan itu, kata dia, sangat jauh dari nilai-nilai birokrasi yang ada. Imbasnya adalah masyarakat Jember itu sendiri. Masyarakat belum dapat merasakan manfaat pembangunan yang ada. “Seharusnya, anggaran bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Baik di kota maupun desa. Tapi kalau tidak ada sinergisitas, akhirnya terhambat,” imbuh CEO dan Owner PT Kinansyah Group tersebut.

Sementara itu, Ifan menambahkan, sinergisitas itu tecermin pada visi mereka, yakni gotong royong. Menurut dia, kinerja kolaboratif dan kerja sama semua elemen itu sangatlah diperlukan. “Saya dan Cak Salam bukan manusia sempurna. Maka dari itu, kita tak bisa berjalan sendiri. Perlu dorongan dan bantuan dari stakeholder yang ada,” ujarnya.

Salam kembali memaparkan, pihaknya ingin membangun suasana pemerintahan yang egaliter dan melibatkan semua pihak untuk bersama-sama membangun Jember. “Kami ingin merangkul seluruh pihak. Kalau tidak dengan gotong royong, Jember bisa ketinggalan. Ini agar semua merasa memiliki Jember, serta agar seluruhnya merasa terpanggil membangun Jember,” pungkasnya.

 

Gandeng Kampus Kembangkan Pertanian

 

Paslon Salam-Ifan melihat, sebagai kota penghasil tembakau, Jember perlu peran aktif pemerintah. Menurut keduanya, pemerintah harus hadir dalam berbagai polemik yang dihadapi petani tembakau. “Kebanyakan, para petani tembakau itu tidak mendapatkan kepastian harga atau kelayakan harga. Dari bibit yang ditanam tak mendapat perhatian soal kualitasnya. Kalau tidak ada bibit yang bagus, tidak akan mendapat kualitas terbaiknya,” ujar Salam.

Jaminan harga yang berdasarkan kesepakatan antara petani dengan pengusaha tembakau dinilainya sangat perlu. Nantinya, hal itu menjadi kesempatan bagi pemerintah dalam memberikan kepastian harga, kualitas, dan kesejahteraan masyarakat tembakau. “Kita berkewajiban mem-branding tembakau ini bersama-sama,” imbuh Salam.

Di sisi lain, Ifan juga memaparkan, langkah konkret pemerintah memberikan jaminan adalah adanya peran sentral BUMD. Badan usaha milik pemerintah daerah ini harus berfungsi membantu petani di segala sektor pertanian. Termasuk memasarkan produk-produk hasil pertanian itu sendiri. Sebab, selama ini yang menjadi momok petani adalah masalah harga.

Selain itu, Ifan menyebut, salah satu masalah krusial di sektor pertanian adalah regenerasi. Para pemuda enggan bekerja di sektor pertanian karena pandangan mereka, Ifan mengungkapkan, pertanian kurang menjanjikan. “Kami berkomitmen bagaimana menaikkan sektor unggulan pertanian dengan menggandeng seluruh stakeholder,” ucapnya.

Di Jember, mantan jurnalis ini menuturkan, banyak potensi sumber daya manusia (SDM) yang bagus. Seperti halnya perguruan tinggi (PT). “Akan kami rangkul. Bagaimana kita bisa membuat cara bertani baru yang modern untuk pemuda. Sehingga mereka tertarik terjun di dunia pertanian,” lanjut dia.

Ifan juga menyoroti hasil cukai yang masih belum kembali kepada para petani. Bahwa hasil cukai tersebut belum tepat sasaran. “Belum ada porsinya. Belum ada manfaatnya ke para petani. Padahal mereka berhak mendapatkan,” pungkas Ifan.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Semangat bersama-sama membangun Jember menjadi jargon pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup-cawabup wabup) Jember, Abdusalam – Ifan Ariadna Wijaya (Salam-Ifan). Duo milenial ini bakal membangun Jember dengan semangat gotong royong. Keduanya mengaku siap bergerak bersama membenahi Jember menjadi kabupaten Juara dengan visi: Gotong Royong Membangun Jember Maju, Adil, dan Sejahtera.

Pasangan paling muda di antara paslon lainnya ini akan melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian, pariwisata, dan pendidikan. Juga mewujudkan Jember yang lebih sejahtera secara merata, serta membenahi layanan publik dengan cepat dan ramah melalui tatanan birokrasi profesional.

Sepuluh program yang diusung Salam-Ifan dalam pilkada 2020 kali ini menggarap isu mulai dari ekonomi ketenagakerjaan, infrastruktur, dan ketahanan pangan. Selain itu, juga pendidikan, pelayanan publik, serta kesejahteraan guru, guru ngaji, kader posyandu, dan RT/RW. Mereka juga mengangkat isu seputar layanan kesehatan.

Tak hanya itu, Salam-Ifan berjanji bakal memberikan akses internet gratis di kantor desa dan fasilitas umum lainnya. Selanjutnya, menurunkan jumlah penduduk miskin. “Selain itu, kami juga ingin membangun pusat-pusat pembinaan olahraga dan meningkatkan prestasi olahraga Jember,” ucap Salam.

Seluruh program tersebut bakal dijalankan dengan sinergisitas seluruh elemen yang ada di Jember. Mulai dari eksekutif dan legislatif, para stakeholder di bidang terkait, pengusaha muda, pihak swasta, pemuda UMKM, hingga jajaran pemerintah desa.

Menurut pria kelahiran 10 Mei 1983 tersebut, jika program yang berjalan tidak ada harmonisasi semua pihak, maka tidak bisa berjalan optimal. Sebab, semua berjalan sendiri-sendiri. “Artinya, kalau tidak ada keseimbangan mengambil keputusan atau controlling dalam penyusunan APBD, maka tidak bisa diimplementasikan kepada masyarakat,” jelas Salam.

Ketidakharmonisan itu, kata dia, sangat jauh dari nilai-nilai birokrasi yang ada. Imbasnya adalah masyarakat Jember itu sendiri. Masyarakat belum dapat merasakan manfaat pembangunan yang ada. “Seharusnya, anggaran bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Baik di kota maupun desa. Tapi kalau tidak ada sinergisitas, akhirnya terhambat,” imbuh CEO dan Owner PT Kinansyah Group tersebut.

Sementara itu, Ifan menambahkan, sinergisitas itu tecermin pada visi mereka, yakni gotong royong. Menurut dia, kinerja kolaboratif dan kerja sama semua elemen itu sangatlah diperlukan. “Saya dan Cak Salam bukan manusia sempurna. Maka dari itu, kita tak bisa berjalan sendiri. Perlu dorongan dan bantuan dari stakeholder yang ada,” ujarnya.

Salam kembali memaparkan, pihaknya ingin membangun suasana pemerintahan yang egaliter dan melibatkan semua pihak untuk bersama-sama membangun Jember. “Kami ingin merangkul seluruh pihak. Kalau tidak dengan gotong royong, Jember bisa ketinggalan. Ini agar semua merasa memiliki Jember, serta agar seluruhnya merasa terpanggil membangun Jember,” pungkasnya.

 

Gandeng Kampus Kembangkan Pertanian

 

Paslon Salam-Ifan melihat, sebagai kota penghasil tembakau, Jember perlu peran aktif pemerintah. Menurut keduanya, pemerintah harus hadir dalam berbagai polemik yang dihadapi petani tembakau. “Kebanyakan, para petani tembakau itu tidak mendapatkan kepastian harga atau kelayakan harga. Dari bibit yang ditanam tak mendapat perhatian soal kualitasnya. Kalau tidak ada bibit yang bagus, tidak akan mendapat kualitas terbaiknya,” ujar Salam.

Jaminan harga yang berdasarkan kesepakatan antara petani dengan pengusaha tembakau dinilainya sangat perlu. Nantinya, hal itu menjadi kesempatan bagi pemerintah dalam memberikan kepastian harga, kualitas, dan kesejahteraan masyarakat tembakau. “Kita berkewajiban mem-branding tembakau ini bersama-sama,” imbuh Salam.

Di sisi lain, Ifan juga memaparkan, langkah konkret pemerintah memberikan jaminan adalah adanya peran sentral BUMD. Badan usaha milik pemerintah daerah ini harus berfungsi membantu petani di segala sektor pertanian. Termasuk memasarkan produk-produk hasil pertanian itu sendiri. Sebab, selama ini yang menjadi momok petani adalah masalah harga.

Selain itu, Ifan menyebut, salah satu masalah krusial di sektor pertanian adalah regenerasi. Para pemuda enggan bekerja di sektor pertanian karena pandangan mereka, Ifan mengungkapkan, pertanian kurang menjanjikan. “Kami berkomitmen bagaimana menaikkan sektor unggulan pertanian dengan menggandeng seluruh stakeholder,” ucapnya.

Di Jember, mantan jurnalis ini menuturkan, banyak potensi sumber daya manusia (SDM) yang bagus. Seperti halnya perguruan tinggi (PT). “Akan kami rangkul. Bagaimana kita bisa membuat cara bertani baru yang modern untuk pemuda. Sehingga mereka tertarik terjun di dunia pertanian,” lanjut dia.

Ifan juga menyoroti hasil cukai yang masih belum kembali kepada para petani. Bahwa hasil cukai tersebut belum tepat sasaran. “Belum ada porsinya. Belum ada manfaatnya ke para petani. Padahal mereka berhak mendapatkan,” pungkas Ifan.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Semangat bersama-sama membangun Jember menjadi jargon pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabup-cawabup wabup) Jember, Abdusalam – Ifan Ariadna Wijaya (Salam-Ifan). Duo milenial ini bakal membangun Jember dengan semangat gotong royong. Keduanya mengaku siap bergerak bersama membenahi Jember menjadi kabupaten Juara dengan visi: Gotong Royong Membangun Jember Maju, Adil, dan Sejahtera.

Pasangan paling muda di antara paslon lainnya ini akan melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk menunjang perekonomian, pariwisata, dan pendidikan. Juga mewujudkan Jember yang lebih sejahtera secara merata, serta membenahi layanan publik dengan cepat dan ramah melalui tatanan birokrasi profesional.

Sepuluh program yang diusung Salam-Ifan dalam pilkada 2020 kali ini menggarap isu mulai dari ekonomi ketenagakerjaan, infrastruktur, dan ketahanan pangan. Selain itu, juga pendidikan, pelayanan publik, serta kesejahteraan guru, guru ngaji, kader posyandu, dan RT/RW. Mereka juga mengangkat isu seputar layanan kesehatan.

Tak hanya itu, Salam-Ifan berjanji bakal memberikan akses internet gratis di kantor desa dan fasilitas umum lainnya. Selanjutnya, menurunkan jumlah penduduk miskin. “Selain itu, kami juga ingin membangun pusat-pusat pembinaan olahraga dan meningkatkan prestasi olahraga Jember,” ucap Salam.

Seluruh program tersebut bakal dijalankan dengan sinergisitas seluruh elemen yang ada di Jember. Mulai dari eksekutif dan legislatif, para stakeholder di bidang terkait, pengusaha muda, pihak swasta, pemuda UMKM, hingga jajaran pemerintah desa.

Menurut pria kelahiran 10 Mei 1983 tersebut, jika program yang berjalan tidak ada harmonisasi semua pihak, maka tidak bisa berjalan optimal. Sebab, semua berjalan sendiri-sendiri. “Artinya, kalau tidak ada keseimbangan mengambil keputusan atau controlling dalam penyusunan APBD, maka tidak bisa diimplementasikan kepada masyarakat,” jelas Salam.

Ketidakharmonisan itu, kata dia, sangat jauh dari nilai-nilai birokrasi yang ada. Imbasnya adalah masyarakat Jember itu sendiri. Masyarakat belum dapat merasakan manfaat pembangunan yang ada. “Seharusnya, anggaran bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Baik di kota maupun desa. Tapi kalau tidak ada sinergisitas, akhirnya terhambat,” imbuh CEO dan Owner PT Kinansyah Group tersebut.

Sementara itu, Ifan menambahkan, sinergisitas itu tecermin pada visi mereka, yakni gotong royong. Menurut dia, kinerja kolaboratif dan kerja sama semua elemen itu sangatlah diperlukan. “Saya dan Cak Salam bukan manusia sempurna. Maka dari itu, kita tak bisa berjalan sendiri. Perlu dorongan dan bantuan dari stakeholder yang ada,” ujarnya.

Salam kembali memaparkan, pihaknya ingin membangun suasana pemerintahan yang egaliter dan melibatkan semua pihak untuk bersama-sama membangun Jember. “Kami ingin merangkul seluruh pihak. Kalau tidak dengan gotong royong, Jember bisa ketinggalan. Ini agar semua merasa memiliki Jember, serta agar seluruhnya merasa terpanggil membangun Jember,” pungkasnya.

 

Gandeng Kampus Kembangkan Pertanian

 

Paslon Salam-Ifan melihat, sebagai kota penghasil tembakau, Jember perlu peran aktif pemerintah. Menurut keduanya, pemerintah harus hadir dalam berbagai polemik yang dihadapi petani tembakau. “Kebanyakan, para petani tembakau itu tidak mendapatkan kepastian harga atau kelayakan harga. Dari bibit yang ditanam tak mendapat perhatian soal kualitasnya. Kalau tidak ada bibit yang bagus, tidak akan mendapat kualitas terbaiknya,” ujar Salam.

Jaminan harga yang berdasarkan kesepakatan antara petani dengan pengusaha tembakau dinilainya sangat perlu. Nantinya, hal itu menjadi kesempatan bagi pemerintah dalam memberikan kepastian harga, kualitas, dan kesejahteraan masyarakat tembakau. “Kita berkewajiban mem-branding tembakau ini bersama-sama,” imbuh Salam.

Di sisi lain, Ifan juga memaparkan, langkah konkret pemerintah memberikan jaminan adalah adanya peran sentral BUMD. Badan usaha milik pemerintah daerah ini harus berfungsi membantu petani di segala sektor pertanian. Termasuk memasarkan produk-produk hasil pertanian itu sendiri. Sebab, selama ini yang menjadi momok petani adalah masalah harga.

Selain itu, Ifan menyebut, salah satu masalah krusial di sektor pertanian adalah regenerasi. Para pemuda enggan bekerja di sektor pertanian karena pandangan mereka, Ifan mengungkapkan, pertanian kurang menjanjikan. “Kami berkomitmen bagaimana menaikkan sektor unggulan pertanian dengan menggandeng seluruh stakeholder,” ucapnya.

Di Jember, mantan jurnalis ini menuturkan, banyak potensi sumber daya manusia (SDM) yang bagus. Seperti halnya perguruan tinggi (PT). “Akan kami rangkul. Bagaimana kita bisa membuat cara bertani baru yang modern untuk pemuda. Sehingga mereka tertarik terjun di dunia pertanian,” lanjut dia.

Ifan juga menyoroti hasil cukai yang masih belum kembali kepada para petani. Bahwa hasil cukai tersebut belum tepat sasaran. “Belum ada porsinya. Belum ada manfaatnya ke para petani. Padahal mereka berhak mendapatkan,” pungkas Ifan.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca